beritabernas.com – Tiga Dosen Departemen Pendidikan Musik di Fakultas Bahasa Seni dan Budaya Universitas Negeri Yogyakarta), yakni Dr Ayu Niza Machfauzia MPd, Drs Herwin Yogo Wicaksono MPd dan Drs Agustianto MPd mengapresiasi buku solo karya Guru MTsN 3 Bantul Drs Sutanto.
Buku solo karya Sutanto berjudul Memoar Pusparagam Kisah 64 Kotak Gelap Terang dan Aksara Penawar Lara ini mereka terima di kampus setempat, Senin 6 Pebruari 2023.
Ayu Niza mengaku sangat gembira menerima kedatangan Sutanto yang merupakan alumni Pendidikan Seni Musik UNY (yang waktu itu masih bernama IKIP Yogyakarta). Jalinan silaturahmi antara alumni dengan kampus akan membawa pengaruh baik untuk pengembangan kampus termasuk memberikan motivasi kepada para mahasiswa.
“Suatu saat kami ingin mengundang Pak Sutanto untuk memberikan motivasi kepada adik-adik mahasiswa. Spiritnya membuat buku sangat luar biasa, apalagi di naskah buku terbarunya membuat karya sastra yang dihubungkan dengan tokoh musik Indonesia. Saya kagum dibuatnya,” kata Ayu sembari tersenyum.
Sutanto mengaku sengaja menyerahkan buku memoar Pusparagam Kisah 64 Kotak Gelap Terang, karena dalam buku solo ke-15 tersebut berkisah tentang kegemarannya bermain catur, salah satu bagiannya berkisah tentang kiprahnya membela program seni musik dalam pertandingan catur di tingkat fakultas dan selalu meraih juara dalam beberapa tahun (1987-1992).
“Pada waktu kuliah, ada dua orang dosen yang sering mengajak bermain catur, yakni Pak Susilo dan Pak Silaen. Keduanya sangat hobi catur, jadi aku tidak merasa malas untuk selalu membawa papan dan buah catur untuk meladeni beliau berdua,” kenang Sutanto.
Buku kedua yang diserahkannya adalah buku solo ke-14 berjudul Aksara Penawar Lara berisi 100 parikan (semacam pantun berbahasa Jawa). Kedua buku tersebut merupakan karyanya setelah bergabung di Komunitas Yuk Menulis (KYM) pimpinan Vitriya Mardiyati sejak 2020 lalu.
“Kedatangan saya ke kampus ini juga untuk menyampaikan terimakasih kepada bu Ayu yang telah berkenan memberi pengantar buku saya yang ke-17 berupa kumpulan pantun berlatar belakang nama penyanyi di tanah air,” imbuh Sutanto.
Agustianto senang menerima buku Aksara Penawar Lara, baginya Sutanto bukan mahasiswa biasa karena sejak masih kuliah sudah akrab dengannya dan terjalin persahabatan sampai sekarang meski kerapkali hanya melewati media sosial.
“Saya tetap mengikuti status mas Tanto yang terus aktif menulis, meski hanya lewat facebook. Alhamdulillah hari ini bisa ketemu secara langsung,” ujar Agus. (lip)
There is no ads to display, Please add some