beritabernas.com – Rasa empati kepada warga lanjut usia (lansia) harus terus ditumbuhkan di tengah publik. Setiap keluarga memiliki peran penting dalam memotivasi kelangsungan hidup lansia agar tetap sehat dan bermartabat.
Hal ini yang terus mendorong kesetiaan Dwi Endah MPH, Direktur Eksekutif Indonesia Ramah Lansia (IRL), mengedukasi khalayak agar mulai peduli pada warga lansia. Pada tahun 2018, bersama dua rekan aktivis, melalui Indonesia Ramah Lansia (IRL), ia terus mengajak masyarakat lintas strata untuk peduli pada lansia dengan program sekolah lansia.
Endah yang juga Dosen di Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Respati Yogyakarta (Unriyo), mengatakan, persentase lansia di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di atas 15 persen. Makin tua orang semakin menurun fungsi tubuhnya. Dan yang memprihatinkan, masih banyak ditemukan lansia terpinggirkan di masa tua. “Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan, 1 dari 4 lansia sakit. Sehingga perlu edukasi melalui sekolah lansia,” kata dia.
Rasa empati Endah untuk terus peduli dan empati pada lansia karena di dalam keluarganya juga memiliki lansia yang harus didampingi. “Saya di rumah merawat bapak ibu saya yang kebetulan lansia. Jadi memiliki rasa empati untuk membina lansia di masyarakat. Selain dulu saya pernah belajar di Jepang, dimana Jepang merupakan negara yang ramah lansia. Mereka bagus dalam mengelola lansia. Sehingga waktu pulang, menerapkan ilmu yang saya dapatkan di Indonesia, khususnya DIY,” ungkap Endah.
Ada sebuah peristiwa cukup berkesan dialami Endah saat mendampingi lansia, yakni saat mengajar lansia di Gunung Kidul. Sebagian besar tidak bisa baca tulis tapi semangat sekolahnya tinggi. Mereka, warga lansia, tidak pernah bolos. Padahal dulu tidak pernah mengenyam Sekolah Dasar (SD). Mengajar lansia memang memerlukan kesabaran.
BACA JUGA:
- Dosen Prodi MM FEB UAD Dr Zunan Setiawan Raih Penghargaan The Best Paper
- Dyah Puspita Sari, dari Tarung Drajat ke Tarung Politik
- Butuh Keterampilan dan Kesabaran dalam Mendampingi Lansia agar Bahagia Sepanjang Masa
- Usia 17 Tahun, Timothy Dillan Lulus Magister Informatika FTI UII dengan Predikat Cumlaude
“Kadang yang diajarkan hari ini, besok lupa. Ya nggak apa apa. Yang penting mereka bahagia. Mereka saat ini tamat sekolah lansia level standar tiga (S3) dan akan menjadi duta lansia,” ujarnya.
Sejumlah metode mengajar pun diterapkan agar lansia tetap memiliki semangat belajar. “Metode belajar kami buat menyenangkan. Kadang ada yang pelupa. Ada pula yang ingin tampil di kelas. Ya, senang karena mereka semangat kalau disuruh nyanyi,” terang tamatan S2 Kesehatan Masyarakat ini penuh semangat.
Dari semangat dan kesetiaannya mendampingi lansia di berbagai tempat, pada 15 Agustus 2023, Kemenkes RI memberi penghargaan sebagai Tenaga Kesehatan Teladan untuk Program Inovasi Sekolah Lansia. Ia juga diundang tampil sebagai tamu sebuah talkshow televisi Kick Andy.
Kepada beritabernas.com, Endah yang saat ini menjabat Direktur Eksekutif IRL mengatakan, di DIY sudah ada 50 lebih sekolah lansia. Sudah berkembang di 13 provinsi di seluruh Indonesia. “Harapan kami, semoga menjadi lansia SMART, yakni sehat, mandiri, aktif, produktif dan bermartabat. Selain itu serba bahagia dalam menikmati hidup sekaligus mampu beradaptasi dengan proses penuaan dengan memilih tetap bahagia,” harap penghobi travelling ini memotivasi warga lansia. (ag irawan)
There is no ads to display, Please add some