beritabernas.com – Akhir-akhir suhu udara di Indonesia begitu panas. Meski kadang turun hujan di sore hari namun pada siang hari terasa panas. Menurut Organisasi Meteorologi Dunia hal ini terjadi El Nino membawa suhu menjadi tinggi sehingga membuat cuaca menjadi lebih kering.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut B Pandjaitan mengatakan, fenomena La Nina yang telah terjadi selama 3tahun berturut-turut dan membawa cuaca lebih basah telah berakhir. Sebagai gantinya El Nino akan membawa suhu menjadi tinggi sehingga membuat cuaca menjadi lebih kering.
https://www.instagram.com/luhut.pandjaitan/
Hal itu disampaikan Menko Marrves Luhut B Pandjaitan dalam rapat koordinasi pada hari pertama pasca libur Idulfitri untuk menjawab banyak pertanyaan mengapa akhir-akhir ini suhu di beberapa daerah terasa begitu tinggi.
Mengutip Sekjen Organisasi Meteorologi Dunia, Luhut B Pandjaitan mengatakan bahwa fenomena La Nina yang telah terjadi selama 3 tahun berturut-turut dan membawa cuaca lebih basah akhirnya telah berakhir, Sebagai gantinya El Nino akan membawa suhu menjadi tinggi sehingga membuat cuaca menjadi lebih kering.
Berdasarkan data yang diperoleh, menurut Luhut B Pandjaitan, suhu laut juga telah mencapai rekor tertinggi setelah terakhir terjadi pada tahun 2016. Belum lagi gelombang panas yang mendorong rekor suhu tertinggi di Asia akhir-akhir ini.
Dikatakan, dari pemodelan cuaca yang didapatkan El Nino diprediksi akan terjadi pada Agustus 2023 meski ketidakpastian tingkat keparahan El Nino masih sangat tinggi.
Belajar dari pengalaman tahun 2015 yang terjadi di Indonesia, El Nino berpotensi menyebabkan dampak kekeringan yang luas dan kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah. Hal ini tentu berkorelasi terhadap turunnya produksi pertanian dan pertambangan berdasarkan data IMF.
Belum lagi dampak luas terhadap inflasi Indonesia karena besarnya kontribusi inflasi pangan terhadap inflasi keseluruhan. Hal ini terjadi karena diperkirakan 41 persen lahan padi mengalami kekeringan ekstrim di tahun tersebut.
Menurut Data World Food Programme menyebut bahwa 3 dari 5 rumah tangga kehilangan pendapatan akibat kekeringan dan 1 dari 5 rumah tangga harus mengurangi pengeluaran untuk makanan akibat kekeringan.
Untuk itu, pemerintah akan bersiap dalam kondisi yang paling ekstrem sekalipun. “Saya meminta seluruh K/L terkait juga pemerintah daerah untuk mulai bersiap sejak dini, memperhitungkan segala langkah yang mesti ditempuh agar pengalaman buruk 8 tahun lalu tidak terulang kembali. Setidaknya sejak saat ini kami menyiapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai senjata menghadapi El Nino,” kata Luhut.
Ia mengajak semua pihak agar tetap waspada dan saling menjaga di masa-masa sulit seperti ini sehingga kerugian yang terjadi akibat peralihan cuaca bisa direduksi bersama demi kemaslahatan masyarakat Indonesia seluruhnya. (lip)
There is no ads to display, Please add some