Oleh: Saiful Huda Ems
beritabernas.com – Sejak munculnya kasus pembunuhan Brigadir Joshua yang diduga diotaki Ferdy Sambo, nama baik institusi kepolisian mengalami penurunan drastis. Masyarakat yang awalnya memberikan apresiasi pada institusi Polri, hingga dalam berbagai release lembaga survei Polri menempati urutan tertinggi dalam hal kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap kinerja Polri.
Namun setelah peristiwa Ferdy Sambo ini kepercayaan dan kepuasan masyarakat Indonesia terhadap Polri langsung anjlok total dan nyaris menyentuh titik nadir.
Situasi semacam itu menjadikan Polisi di beberapa kesempatan menjadi bahan olok-olokan masyarakat, terlebih ketika proses penegakan hukum terhadap kasus Ferdy Sambo terasa masih jauh menemukan titik terang.
Motif pembunuhan yang hingga detik ini masih simpang siur dan belum terungkap, anatomi kasus Sambo yang masih belum jelas dan lengkap disuguhkan oleh penyidik (Polisi) yang kemudian ditolak oleh Kejaksaan dan diminta untuk melengkapinya, merupakan suatu hal yang membuat masyarakat menjadi semakin kesal dan nyaris tak percaya pada penuntasan kasus ini dengan baik.
Akibatnya Polisi pun banyak yang merasa lemas dan minder, tak percaya diri untuk menegakkan hukum. Sebagian lainnya lagi Polisi nampak frustasi dan melakukan kejahatan sendiri dimana-mana karena sudah tidak memiliki rasa hormat lagi pada pimpinan-pimpinan di pusatnya.
Haruslah Polri, khususnya Kapolri menyadari bahwa kelambanan dan ketidakjelasan penyelesaian kasus Sambo ini beresiko besar tidak hanya bagi turunnya kepercayaan masyarakat itu sendiri pada institusi Polri, melainkan juga beresiko adanya demoralisasi kepolisian.
Jika dihubungkan dalam konteks perang pengaruh antara Polisi melawan para penjahat di berbagai sektor apapun, misalnya penjahat ideologi negara (kaum radikal pengusung Khilafah), maupun misalnya penjahat penyakit masyarakat seperti para bandar judi, narkoba, prostitusi dan lain-laing maka di sini Polisi akan mengalami kelemahan mental atau semangat perang.
Demoralisasi Kpolisian apabila disederhanakan, maka maknanya menurut penulis, berarti melemahnya jiwa korsa institusi Polri dalam menjaga keamanan nasional dan penegakan hukum di Indonesia. Hancurnya kepercayaan masyarakat terhadap penanganan kasus Sambo telah mengikis moral dan semangat juang, tidak hanya pada masyarakat melainkan juga pada Polisi itu sendiri dalam melawan kejahatan.
Perang psikologis semacam ini jika tidak segera dimenangkan oleh POLRI, maka percayalah kejahatan akan semakin marak dimana-mana, dan keberadaan Institusi POLRI hanya akan menunggu waktu kejatuhannya.
Lalu bagaimana agar perang psikologis ini segera berakhir dan dapat dimenangkan oleh Polri sehingga demoralisasi kepolisiansegera berakhir? Tak ada jalan lain kecuali Kapolri Listyo Sigit Prabowo harus lebih serius dan tegas memimpin dan mengawal proses penegakan hukum terhadap kasus Sambo ini.
Kapolri harus bisa benar-benar memastikan bahwa Sambo dan para tersangka lainnya harus dihukum seadil-adilnya sesuai rasa keadilan hukum dan keadilan masyarakat. Mereka yang selama ini terlibat kejahatan besar di Institusi Kepolisian (bukan hanya yang terlibat kasus pembunuhan Brigadir Joshua terlebih Sambo dan gengnya harus benar-benar segera dibersihkan.
Indonesia perlahan sudah bergerak menjadi negara maju, sayang sekali jika penegakan hukumnya masih terlihat sangat jauh tertinggal dari sektor pencapaian Indonesia lainnya. Puluhan narapidana korupsi di bebaskan dari penjara di hari yang sama oleh Ditjenpas Kemenkumham banyak Polisi yang terlibat pesta dan peredaran Narkoba, pemback up bisnis judi, penyunat dana anggaran proyek Pemerintah, terlibat pembunuhan sadis dan lain-lain.
Sebagai warga negara tentu kita sangat sedih dan prihatin melihat situasi seperti ini. Olehnya demi dan untuk tegaknya hukum dan keadilan, serta demi dan untuk meningkatnya kembali marwah dan kewibawaan POLRI dan penegak hukum lainnya, kita sangat layak dan lumrah untuk terus menerus mengingatkannya bukan? Selamat mereformasi Institusi POLRI dan lembaga-lembaga lainnya, semoga segera berhasil! (Saiful Huda Ems (SHE), Lawyer dan Pemerhati Politik)
There is no ads to display, Please add some