Festival Literasi, SMP Eksperimental Mangunan Angkat Tema Merawat Bumi Melestarikan Hidup

beritabernas.com – Pada tahun pelajaran 2022/2023, Festival Literasi SMP Eksperimental Mangunan mengangkat tema besar yakni Merawat Bumi Melestarikan Hidup. Tema besar ini kemudian dijabarkan dalam 3 sub tema.

Menurut August Windu Aji, Wakasek Humas SMP Eksperimental Mangunan, pada semester pertama ada dua tema yaitu Hidup Sehat dan Energi Terbarukan, sedangkan di semester 2 hanya ada satu sub tema yaitu Seni Humaiora.

Puncak Festival Literasi (PFL) di semester dua SMP Eksperimental Mangunan hanya fokus pada sub tema Seni Humaiora, sehingga seluruh karya dan kreasi anak bermuara pada sub tema ini.

BACA BERITA TERKAIT: SMP Eksperimental Mangunan Menerapkan Konsep Pembelajaran Warisan Romo Mangun

“Seni dalam sub tema ini bukan sekadar dimaknai sebagai produk performance belaka, namun seni yang merupakan karya atau kreasi sebagai ungkapan keprihatinan akan berbagai permasalahan yang ditemukan di tengah masyarakat. Di sisi lain juga bisa sebuah karya seni yang mampu menggerakkan orang yang menikmatinya melakukan sesuatu sebagai jawaban atas keprihatinan yang ditemukan di tengah masyarakat,” kata Windu Aji dalam rilis yang diterima beritabernas.com, Kamis April 2023.

Kegiatan Puncak Festival Literasi SMP Eksperimental Mangunan. Foto: Istimewa

Puncak Festival Literasi SMP Eksperimental Mangunan berlangsung sejak Jumat 31 Maret 2023 sampai Rabu 5 April 2023. PFL kali ini dibagi dalam 3 tahapan besar, tahap pertama dilaksanakan pada hari Jumat 31 Maret 2023.

Tahap ini merupakan ruang ekspresi untuk Kelas Ekspresi (Ekstrakurikuler). Menurut Windu Aji, di SMP Eksperimental Mangunan ada 9 Kelas Ekspresi yaitu Jurnalistik, Teater, Seni Lukis, Seni Tari, Ansemble Musik, Fotografi & Videografi, Paduan Suara, Karawitan dan Botanical Art.

Pada hari tersebut, masing-masing Kelas Ekspresi menampilkan hasil belajarnya masing-masing. Ada yang dalam bentuk performance, presentasi dan ada pula yang melakukan pameran. Kegiatan di hari pertama ini berlangsung sangat meriah dan penuh dengan kegembiraan.

Sementara tahap kedua adalah presentasi dari beberapa kelompok proyek gabungan dari semua angkatan. Bentuk presentasinya bermacam-macam, mulai dari pentas seni, pameran kreasi karya, presentasi buku, workshop dan bioskop mini. Tahap kedua ini berlangsung selama 3 hari, yaitu mulai hari Sabtu 1 April 2023, Senin dan Selasa, 3-4 April 2023.

Buku karya siswa SMP Eksperimental Mangunan. Foto: Istimewa

Kemudian tahap yang ketiga adalah presentasi dari Komunitas Minat Bakat (KMB). Komunitas ini merupakan kumpulan dari beberapa anak yang memiliki minat yang sama pada satu bidang tertentu. Komunitas ini dibentuk untuk memberikan ruang bagi anak menyalurkan bakat dan potensinya tanpa harus dibebani oleh panilaian.

Di dalam komunitas ini memang ada satu guru yang mendampingi, namun statusnya bukan sebagai pelatih atau instruktur, tetapi ikut sebagai peserta. KMB yang saat ini ada antara lain Komunitas Tari (tradisional dan modern), Komunitas Game Online, Komunitas Pecinta Sejarah, Komunitas Fotografi, Komunitas Musik, Komunitas Cos play, Komunitas Beladiri, Komunitas Memasak, Komunitas Bulutangkis, dan Komunitas Sepak Bola. Sama dengan tahap 1 dan 2, di tahap 3 ini masing-masing komunitas juga menampilkan hasil asah potensinya masing-masing, sebagai hasil belajar selama satu semester.

Menurut Windu Aji, kegiatan Puncak Festival Literasi sudah berakhir. Banyak catatan kegagalan, kenangan, kebanggaan dan kegembiraan yang dialami dan dirasakan baik oleh anak-anak, guru dan bahkan orangtua dalam proses selama satu semester ini.

Semuanya menjadi sebuah proses belajar bagi semuanya, karena pada dasarnya setiap orang bisa menjadi sumber belajar dan pada saat yang sama menjadi pemelajar. Tentu ada banyak hal yang kurang sempurna dari proses panjang ini.

Siswa SMP Eksperimental Mangunan mengikuti kegiatan puncak Festival Literasi. Foto: Istimewa

Namun apapun itu, semua pihak yang terlibat dalam proses Festival Literasi ini, mulai dari awal sampai akhir tentu merasakan pengalaman belajar yang luar biasa. Seluruh proses yang sudah dilalui ini bermuara pada pengembangan tujuh modal dasar yang sudah dimiliki setiap anak dalam diri mereka masing-masing, meski dengan kadar dan konsentrasi yang berbeda-beda. Tujuh modal dasar tersebut adalah Karakter, Orientasi diri, Bahasa, Logika Kuantitatif, Olahraga, dan Peranti.

Modal-modal inilah yang jika mendapatkan perhatian dan dikelola secara optimal melalui proses pendampingan Cura Personalis, akan memberikan hasil yang optimal sesuai potensi masing-masing anak.

Akhirnya, semua proses tersebut harus menjadi kesadaran bagi semua pihak yang terlibat. Maka ada unsur integral yang ingin dicapai, terkait dengan pemaknaan secara komprehensif dari setiap proses yang dijalani, sehingga mereka yang terlibat, khususnya anak-anak benar- benar merasakan manfaat dari proses belajar yang sudah mereka lakukan, manfaat untuk menjalani hidup selanjutnya. Dan akhirnya mereka bisa nguripi urip. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *