beritabernas.com – Tiga seniman patung Jogja mengadu kepada Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan RI karena gagal berangkat berpameran ke Berlin, Jerman dan sampai saat ini belum ada titik terang untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Ketiga seniman patung Jogja yang gagal berangkat berpameran di Berlin, Jerman tersebut adalah Budi Hariono, Yulhendri dan Ridi Winarno. Mereka tidak bisa berangkat karena gagal gagal mendapatkan visa.
Dalam siaran pers yang diterima beritabernas.com, Jumat 23 Desember 2022, ketiga seniman patung Jogja tersebut menjelaskan secara kronologis kegagalan mereka berangkat berpameran di Berlin, Jerman, pada Oktober 2022. Mereka juga menggelar jumpa pers di Zona Galery Jala Mrisi Nyemengan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Jumat 23 Desember 2023, menjelaskan masalah yang sama.
Dalam siaran pers ketiga seniman itu diisebutkan bahwa pada awalnya ada 4 seniman patung yakni Budi Hariono, Yulhendri, Ridi Winarno dan Nur Ibrahim mendapat kesempatan untuk mengikuti pameran seni rupa di Berlin, Jerman pada bulan Oktober 2022.
Kegiatan tersebut mendapat dukungan dari pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia, dengan fasilitas berupa dana/uang sebesar Rp 51.874.864.00 per orang yang diterima pada 27 Mei 2022. Kemudian, atas permintaan Nur Ibrahim kepada ketiga temannya, yakni Budi Hariono, Yulhendri dan Ridi Winarno agar seluruh dana yang diteransfer dari pemerintah tersebut diserahkan ke Nur Ibrahim karena dia yang akan mengurus semua dokumen yang dipersiapkan untuk keberangkatan ke Berlin.
Namun, dalam proses pengurusan dokumen untuk tiga seniman atas nama Budi Hariono, Yulhendri dan Ridi Winaro ternyata gagal mendapatkan visa. Sementara Nur Ibrahim berhasil mendapatkan visa sehingga dia berangkat sendirian mengikuti acara di Berlin.
Hal ini menyisakan kesedihan bagi ketiga seniman yang gagal mendapat visa karena gagal berangkat ke Berlin. Sebab ada kejanggalan dimana Nur Ibrahim yang dipercaya untuk mengurus dokumen keberangkatan terkesan seolah-olah tidak serius mengurusi dokumen ketiga seniman yang gagal berangkat sehingga menyebabkan ketiganya gagal mendapatkan visa.
Persoalan baru muncul terkait dengan pertanggungjawaban uang yang diberikan pemerintah kepada ketiga seniman yang gagal berangkat. Sampai saat ini ketiga seniman tersebut tidak mengetahui apa kegunaan dari uang tersebut karena untuk mengurus visa yang akhirnya gagal itu menggunakan uang pribadi dari ketiga seniman tersebut. Sehingga sampai saat ini ketiga seniman tersebut masih beranggapan bahwa uang bantuan dari pemerintah sebesar Rp 51.874.864.00 masih berada di tangan Nur Ibrahim.
“Demi mendapatkan kejelasan tentang uang tersebut, beberapa hari yang lalu kami mengirimkan surat pengaduan kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia. Kami memita Direktorat Jenderal Kebudayaan agar segera meminta laporan keuangan kepada saudara Nur Ibrahim yang memegang uang tersebut,” tulis ketiga seniman tersebut dalam siaran persnya.
Mereka meminta salinan laporan tersebut diberikan kepada mereka agar tahu secara pasti tentang kegunaan uang tersebut. Selain itu, ketiga seniman tersebut meminta Dirjen Kebudayaan Republik Indonesia agar memanggil Nur Ibrahim untuk mengklarifikasi terkait dengan kegagalan visa milik ketiga seniman yang gagal berangkat.
“Hal tersebut kami sampaikan karena kami menganggap bahwa Dirjen Kebudayaan sebagai lembaga pemerintah yang membawahi bidang kebudayaan punya kapasitas untuk menyelesaikan persoalan tersebut,” tulis mereka dalam siaran pers itu.
Dikatakan, persoalan ini muncul ke publik sebagai bentuk pertanggungjawaban moril dari ketiga seniman yang gagal berangkat untuk menjaga nama baik seluruh seniman yang ada di Indonesia agar ke depan persoalan serupa tidak terulang lagi.
“Karena menurut pandangan kami ada tindakan serta sikap tidak terpuji yang dilakukan oleh Nur Ibrahim sehingga terjadinya permasalahan tersebut. (Kronologis kejadian sebagaimana dalam laporan pengaduan),” tulis mereka.
Sampai saat ini ketiga seniman tersebut masih menunggu jawaban dan tindak lanjut dari Dirjen Kebudayaan Republik Indonesia atas pengaduan tersebut. “Saat ini juga kami memohon dukungan dari teman-teman seniman untuk sama-sama mendukung langkah kami agar permasalahan seperti yang kami alami saat ini tidak terulang lagi dan tidak terjadi pada teman-teman seniman yang lainnya,” tulis mereka dalam siaran pers tersebut.
Sementara hingga berita ini ditayangkan, beritabernas.com belum berhasil menghubungi Nur Ibrahim. Namun, menurut sebuah sumber beritabernas.com, Nur Ibrahim sudah memberikan laporan kepada ketiga seniman tersebut secara rinci dan lengkap pada 15 November 2022, namun laporan tersebut ditolak karena bukti kurang kuat. (lip)
There is no ads to display, Please add some