Gereja-gereja di Indonesia Dihadapkan pada Berbagai Persoalan Bangsa

beritabernas.com – Saat ini gereja-gereja di Indonesia dihadapkan dengan berbagai persoalan bangsa, seperti kemiskinan dan ketidakadilan, radikalisme, terorisme, politik identitas, primordialisme, perusakan lingkungan, konflik agraria dan masyarakat adat serta human trafficking atau perdagangan manusia.

Berbagai persoalan tersebut menjadi perhatian utama dalam Rakernas Persekutuan Gereja Indonesia-Wilayah (PGI-W)/Sinode Am Gereja (SAG) yang digelar di Yogyakarta pada 11-14 Agustus 2022. Rakernas menemukan makna strategis dengan mengambil Kota Yogyakarta sebagai tuan rumah penyelenggaraan.

Baca juga:

Sebab, secara geopolitik dan kultural Yogyakarta telah memberikan kontribusi positif terhadap dinamika kehidupan secara nasional. Identitas Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan kota budaya mewujudkan Yogyakarta sebagai city of tolerance dapat menginspirasi gereja-gereja di Indonesia dalam melakukan penata layanan secara holistik dan berkesinambungan. Selain itu juga berdampak positif terhadap kehidupan umat Kristen yang visioner.

Ketua Majelis Pekerja Harian PGI DIY Pdt Emeritus Bambang Sembodo STH selaku tuan rumah mengatakan, dengan kearifan lokal filosofi masyarakat Yogyakarta Hadiningrat yaitu Hmemayu Hayuning Bawana, memperindah dunia yang sudah indah,dengan membangun karakter manusianya.

Sekum PGI Pdt Jacky Manuputty (kanan) bersama Ketua MPH PGI DIY Pdt Emeritus Bambang Sembodo (kedua dari kanan), Humas Panita Rakernas Ariani Narwastujati dan Agus Widharto (kiri) saat memberi keterangn kepada wartawan di sela-sela Rakernas PGI-W/SAG di Auditorium Kampus UKDW Yogyakarta, Sabtu 13 Agustus 2022. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Untuk itu dalam Rakernas ini pihaknya menghadirkan pembicara-pembicara yang relevan pada rangkaian acara yang sudah disusun selama rapat kerja nasional berlangsung.

Sedangkan Ketua Umum Panitia Rakernas Purnawan Hadianto mengatakan bahwa topik yang dipilih dalam Rakernas kali ini semakin relevan melihat Indonesia yang akan memasuki tahun politik dengan dinamika sosial yang mengarah ke hal-hal negatif.

Guyub sebagai etos

Sementara Sekum PGI Pdt Jacky Manuputty kepada wartawan di sela-sela Rakernas PGI-W/SAG di Auditorium Kampus UKDW Yogyakarta, Sabtu 13 Agustus 2022, mengatakan, Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) mendorong gereja-gereja bersama komponen bangsa lain agar proses-proses guyub berlangsung di masyarakat. Dengan demikian, guyub bukan sekadar mitos tapi sebagai etos dalam kehidupan sehari-hari.

ekum PGI Pdt Jacky Manuputty (kanan) bersama Ketua MPH PGI DIY Pdt Emeritus Bambang Sembodo (kedua dari kanan), Humas Panita Rakernas Ariani Narwastujati dan Agus Widharto (kiri) saat memberi keterangn kepada wartawan di sela-sela Rakernas PGI-W/SAG di Auditorium Kampus UKDW Yogyakarta, Sabtu 13 Agustus 2022. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

“Kita tidak sekadar menjadikan guyub sebagai mitos tapi sebagai etos dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak merayakaan nilai-nilai yang tersimpan pada lapisan kesadaran budaya tapi harus diterjemahkan menjadi etos seperti dikatakan Sultan HB X,” kata Pdt Jacky Manuputy.

Dengan mengutip ungkapan Buya Safi’i Maarif (alm) yang mengatakan bahwa banyak orang merayakan Pancasila di dalam kata dan ucapan, tapi mengkhianatinya dalam tindakan, demikian pula halnya proses hidup guyub. Artinya, proses hidup guyub dan toleransi bukan sekadar mitos atau hanya ucapan tapi harus diwujudkan menjadi etos.

Kesetaraan dan kesejajaran antara kata dan laku harus betul-betul dilaksanakan. Dan pertemuan-pertemuan seperti Rakernas semacam ini untuk mendorong dan menyemangati gereja untuk bisa mengadministrasi apa yang dibicarakan sebagai konsep ke dalam tindakan-tindakan etis.

“Gereja-gereja harus megadministrasi itu secara sangat luas dan tidak hanya tersimpan sebagai sistem nilai. Inspirasi dari Jogja bisa juga memperkaya gereja-gereja untuk mewujudkan proses hidup guyub menjadi etos, bukan sebagai mitos,” kata Pdt Jacky.

Rakernas PGI-W/SAG se-Indonesia tahun 2022 ini sekaligus menjadi ruang untuk sharing berbagai wilayah tentang tantangan-tantangan pelayanan di antara PGI-W/ SAG yang memiliki konteks wilayah pelayanan berbeda-beda. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *