beritabernas.com – Sri Sultan Hamengku Buwono X (Sultan HB X) mengatakan, apabila ada yang menentang realitas keberagaman sesungguhnya ia sedang melawan kehendak Sang Pencipta atau Tuhan dan berujung pada ekstrimisme. Sebab, pada hakikatnya keberagaman adalah konsep Tuhan dalam misteri penciptaan alam semesta ini.
“Kita tahu pasti bahwa tidak ada satu ciptaanNya yang identik sama, pastilah ada banyak perbedaan meskipun sekilas tampak sama. Dalam hal ini sangatlah jelas bahwa keberagaman dan pluralisme merupakan realita yang terjadi atas kehendak Sang Adikodrati. Sehubungan dengan hal tersebut maka apabila ada yang menentang realitas keberagaman sesungguhnya ia sedang melawan kehendak Sang Pencipta dan berujung pada ekstrimisme,” kata Sultan HB X sebagai keynotespeech dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Persatuan Gereja Indonesia Wilayah dan Sinode Am Gereja (PGIW-SAG) di Bangsal Srimanganti, Keraton Yogyakarta, pada Jumat 12 Agustus 2022.

Sultan HB X menyampaikan hal itu saat menerima peserta Rakernas PGIW-SAG delegasi dari 29 wilayah/ provinsi di Indonesia, yang hadir di Bangsal Srimanganti, Keraton Yogyakarta, pada Jumat 12 Agustus 2022. Rakernas PGIW-SAG sendiri berlangsung pada 11-14 Agustus 2022 dan seluruh agenda kegiatan Rakernas dipusatkan di Kampus UKDW Yogyakarta.
Menurut Sultan HB X, saat kita membicarakan sebuah negara maka keberagaman adalah sebuah keniscayaan yang sudah seharusnya kita hargai dan kita syukuri. Dikatakan, Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dengan keniscayaan keberagaman.
Menyinggung tema peringatan Proklamasi ke-77 Kemerdekaan RI tahun ini yakni Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Baik, menurut Sultan HB X, hal ini menyiratkan makna bahwa kerja bersama menjadi syarat bangkit gumregah-nya kembali kehidupan dalam berbagai aspeknya pasca Pandemi Covid-19.
Bersama di sini dapat dimaknai sebagai upaya lintas agama, etnik dan golongan yang terakumulasi menjadi The Energy of Indonesia. “Sejarah telah menorehkan semangat ke-bhineka tunggal ika-an yang bisa dilacak dari narasi-narasi kemanusiaan para pribadi pelaku sejarah.
Menurut Sultan HB X, perbedaan bukanlah penghalang bagi para pejuang kemerdekaan untuk bersatu. Dalam persatuan itulah mereka menemukan energi yang maha dahsyat untuk Indonesia merdeka. Selanjutnya diharapkan bisa menggerakkan energi bangsa dan melipatgandakan kekayaan negeri ini menuju Indonesia maju.

Jika demikian adanya maka Indonesia bukanlah hanya sekadar nama-nama atau gambar deretan pulau-pulau di peta dunia. Tetapi sebuah kekuatan dahsyat yang disegani oleh bangsa-bangsa lain dengan penuh hormat.
“Inilah realitas kebhinekaan budaya-budaya kita yang selain sebagai kekayaan juga mengekspresikan kemerdekaan Indonesia di bidang budaya saat di mana baju persatuan disulam oleh kecintaan mendalam terhadap Tanah Air,” kata Sultan HB X.
Dikataka, tamansari bernama Indonesia yang berisi bunga-bunga semerbak warna-warni dirawat oleh rasa memiliki. Sungguh kemajemukan Indonesia adalah kekuatan anugerah yang tak terkira dari Yang Maha Agung.
“Saya yakin dengan kerja bersama kita akan mampu menghadapi tantangan masa depan, mencapai prestasi bangsa yaitu Indonesia maju yang gemilang. Alangkah eloknya jika keberagaman terjalin dalam serat-serat yang paling menguatkan,” katanya.
Baca berita terkait :
- PGIW Gelar Rakernas di Yogyakarta pada 11-14 Agustus 2022
- Panitia Rakernas PGIW se-Indonesia Sowan Sultan HB X di Gedung Wilis
Dalam konteks relasi antar agama dan antar etnis kita juga bisa mengeratkan misalnya hubungan Islam- Kristen dan Melayu-Cina. Dengan demikian suatu resiprokalitas keberagaman yang kaya akan tercipta. Sehingga kita bukan hanya hidup lebih rukun dengan kepekaan akan hak kewajiban individual sosial yang lebih tinggi, tetapi dalam konteks keberagaman kita juga akan sanggup melaksanakan rencana-rencana pembangunan dengan sedikit mungkin distorsi, saling curiga dan kesalahmengertian.
Pada kesempatan itu, hadir pula Plh Asekda DIY Bidang Administrasi dan Umum Beny Suharsono, Ketua PGI DIY Pdt Em Bambang Sumbodo, Ketua Rakernas PGI Purnawan Herdianto dan Sekretaris Umum PGI Pusat Pdt Jacklevyn F Manuputty.
Selain dengan Sri Sultan, para peserta juga berdialog dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah KH Haedar Nashir dan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf serta dengan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Rektor Universitas Kristen Duta Wacana dan Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta.
Ketua PGIW DIY Pdt Em Bambang Sumbodo berterima kasih kepada Ngarsa Dalem karena telah berkenan hadir dan memberikan arahan. “Para tamu Rakernas kali ini berupaya membangun keadaban publik dengan pemeliharaan bumi sebagaimana filosofi Memayu Hayuning Bawana atau memperindah keindahan dunia, salah satunya dengan membangun karakter manusia,” kata Pdt Em Bambang Sumbodo.
Menurut Pdt Em Bambang Sumbodo, sangat tepat bila peserta Rakernas ngangsu kawruh kepada Ngarsa Dalem, karena dengan kearifan lokal dapat menjaga dan merawat kerukunan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. (lip)
There is no ads to display, Please add some