Guru MTsN 3 Bantul Berbagi Tips Menulis di Nunukan Kalimantan Utara

beritabernas.com – Menulis adalah mengungkapkan pikiran dan perasaan melatih imajinasi empati dan logika. Menulis bukan soal bakat namun latihan dan minat. Ada berbagai jenis tulisan yang bisa dibuat di antaranya puisi pantun opituari cergam cerita anak kata bijak dan kumpulan berita.

Hal itu disampaikan Drs Sutanto, Gguru MTsN 3 Bantul, saat menjadi narasumber workshop menulis kreatif multi genre bagi siswa, guru, kepala sekolah dan perwakilan komunitas menulis se-Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) pada Selasa 11 November 2025.

Baca juga:

Sutanto yang juga merupakan PJ Komunitas Yuk Menulis (KYM) pimpinan Vitriya Mardiyati mengatakan bahwa dalam membuat puisi mesti memilih bahasa indah padat makna mengandung irama dan ada makna tersirat serta tersurat.

“Langkah membuat puisi diawali dengan menentukan tema, memilih diksi yang kuat, dan menyisipkan majas, barulah disusun dalam bait dengan memperhatikan Irama, ” imbuhnya.

Untuk obituari karena tujuannya untuk mengenang seseorang yang telah meninggal maka harus jelas ditulis identitas tokoh tersebut, prestasi apa yang telah ditorehkan, kenangan apa dari tokoh tersebut dan nilai inspiratif apa yang bisa diambil. Namun dalam mengungkapkannya tidak boleh berlebihan, menggunakan bahasa yang sopan dan empatik

Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kabupaten Nunukan, Joned memotivasi peserta workshop menulis. Foto: Istimewa

Sementra pembuatan pantun mesti mematuhi ketentuan, terdiri 4 baris, baris 1-2 sampiran, 3-4 isi bentuknya ab ab. Cergam berisi cerita singkat yang dilengkapi gambar pendukung agar cerita lebih jelas. Untuk cerita anak tokoh anak, bahasa sederhana, alur kelas memiliki pesan kuat. Menurut Sutanto, kata bijak kalimatnya singkat, padat, diksi menarik, mengandung motivasi dan inspirasi.

Sementara tulisan berita mematuhi ketentuan 5W+H, dibuat dengan mengumpulkan info lengkap, ada kutipan langsung salah satu tokoh/narasumber, judul menarik

Kemudian, dalam membuat fabel, tokohnya adalah binatang yang berperilaku layaknya manusia, maksimal 3 saja, mengandung pesan moral, menggunakan bahasa sederhana.

Bupati Nunukan dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekretaris Dispusip Erlina ST M.AP mendukung penuh terselenggaranya kegiatan workshop menulis dalam rangka meningkatkan budaya literasi dan publikasi daerah.

Para peserta workshop foto bersama narasumber dan pejabat Kabupaten Nunukan. Foto: Istimewa

Workshop denganl tema Menulis Meningkatkan Budaya Literasi dan Publikasi Daerah ini diharapkan dapat membuat berkontribusi membangun daerah yang lebih cerdas, kritis dan inovatif. “Menulis bukan sekedar keterampilan tetapi juga alat memberdayakan masyarakat, me dokumentasikan sejarah lokal, dan mempromosikan potensi budaya, pariwisata, maupun ekonomi kreatif,” kata Bupati Nunukan.

Sementara Kabag Protokol dan Komunikasi Kabupaten Nunukan Joned memotivasi peserta untuk dapat menghasilkan karya. “Karena tajuk kegiatannya workshop menulis maka harus ada karya yang dibuat. Dan saya menantang semua peserta membuat dua karya,” pintanya.

Peserta sepakat membuat karya antologi berupa puisi dan kata bijak. Sekitar dua jam 55 peserta dapat menyelesaikan tantangan dan langsung dikirim di google form panitia.

Joned juga meminta kepada peserta yang berasal dari sekolah untuk dapat merangkul minimal 50 siswa dan guru di sekolahnya bisa berkarya dalam jangka 2 bulan untuk dapat terbit dan dilaunching pada Festival Literasi 2026. (Sutanto dari Nunukan, Kaltara)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *