Kemampuan Menulis Terwujud Ketika Seseorang Berani Memulai dan Konsisten Terus Menulis

beritabernas.com – Pada dasarnya semua orang punya potensi atau kemampuan untuk menulis, namun tidak semua orang mau dan berani memulai. Padahal kemampuan menulis tumbuh setelah seseorang mau dan berani memulai serta secara konsisten terus menulis.

Sebab, seseorang bisa melakukan sesuatu, termasuk menulis, kalau secara konsisten ia terus mempraktekkan teori yang didapat. Dengan demikian, pelatihan dan workshop hanya sebagai pemantik, pendorong dan perangsang untuk mau dan berani memulai menulis.

BACA JUGA:

“Kalau pun sudah ada kemauan dan keberanian untuk memulai tapi malas untuk melanjutkan alias hangat-hangat ta’i ayam, maka kemampuan menulis tak akan terwujud. Sebab, orang bisa karena biasa. Orang bisa melakukan sesuatu, termasuk menulis, kalau dia mempraktekkan langsung secara terus menerus, bukan sekadar menguasai teori. Jadi kata kuncinya adalah menulis, menulis dan terus menulis,” kata Philipus Jehamun, Pemimpin Redaksi beritabernas.com dalam workshop Menulis Berita di Ruang Mandala Saba Gedung Induk Lantai 3 Pemda Bantul, Selasa 7 Januari 2025.

Panitia workshop dan Ketua KGMI Sutanto (ketiga dari kiri) foto bersama narasumber. Foto: Dok KGMI

Workshop yang diadakan oleh Komunitas Gemar Menulis Indonesia (KGMI) pimpinan Drs H Sutanto bekerja sama dengan Komunitas Yuk Menulis (KYM) pimpinan Vitriya Mardiyati dan Pemkab Bantul ini diikuti 100 peserta yang terdiri dari guru dan tenaga kependidikan dari TK, SD, MA dan MTs se-Kabupaten Bantul.

Dalam workshop yang dibuka oleh Kepala Dikpora Bantul Nugroho Eko Setiyanto yang mewakili Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih itu, Philipus Jehamun yang biasa disapa Philip itu, mengatakan, dalam menulis berita, unsur 5W+1H harus dipenuhi. Hal ini penting agar pembaca yakin dan percaya bahwa berita itu benar.

Unsur 5W yang dimaksud adalah What (apa), Who (siapa), When (kapan), Where (dimana), Why (mengapa) dan 1H yakni How (bagaimana). Pemenuhan unsur-unsur ini dalam sebuah berita, menurut Philip, sangat penting untuk membedakan dengan berita-berita bohong atau hoaks yang umumnya tidak memenuhi unsur-unsur tersebut.

Sejumlah peserta workshop foto bersama Philip, selaku narasumber (tengah). Foto: Dok KGMI

Pada kesempatan itu, wartawan senior ini mengaku senang dengan kegiatan workshop yang diikuti para guru dan tenaga kependidikan ini karena dapat mengedukasi siswa dengan tulisan tentang kejadian di lingkungan sekolah masing-masing.

Sementara Kepala Dikpora Bantul Nugroho Eko Setiyanto yang mewakili Bupati Bantul mengatakan bahwa menulis memang tidak mudah, namun ia yakin hal itu bisa dipelajari. “Dengan tulisan kita bisa mengungkapkan rasa cinta, sayang, keindahan namun juga bisa rasa benci, kritik tajam dan lainnya,” kata Nugroho Eko Setiyanto.

Ketua Panitia Workshop yang juga Ketua KGMI Sutanto mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yang mengikuti workshop. Ia juga mohon maaf karena kuota peserta dibatasi hanya 100 orang.

Kegiatan workshop diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Usai workshop, seluruh peserta diminta membuat berita terkait workshop atau kegiatan lain. (Joko Purwanto SPd, Guru Bahasa Inggris MTsN 8 Bantul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *