Gym dan Fitness Mahal dan Eksklusif, Benarkah?

beritabernas.com – Nge gym yuk! Fitness yuk! Ajakan yang belum tentu akan direspon ok. Mengapa? Gym dan Fitness masih terkesan sebagai aktivitas yang eksklusif dan mahal. Hanya kalangan masyarakat tertentu yang biasa nge Gym dan Fitness. Benarkah demikian?

Direktur Resistance Training Specialist (RTS) Indonesia Magdalena Djuniwarti menjelaskan, apakah benar Gym dan fitness itu eksklusif dan mahal. Namun, kita perlu mengetahui lebih dahulu pengertian Gym dan Fitnes sebelum membahas isu ini lebih lanjut.

Gym, menurut asal kata (etimologi) berasal dari Bahasa Yunani: Gymnasium (tempat olah raga). Dalam Bahasa Indonesia diucapkan atau ditulis Gimnasium, lalu disingkat Gym atau Gim. Artinya sasana, aula, tempat olah raga. Nge Gym, atau ngegim berarti beraktivitas di sasana olah raga. Melakukan kegiatan berolah raga seperti angkat beban yang bertujuan membentuk massa otot dan treadmill yang bertujuan menjaga kebugaran tubuh, di antaranya kesehatan jantung.

Ada perbedaan antara Gym dan Fitness.

Kata Gym mengalami pergeseran, dari semula berarti tempat atau lokasi untuk melakukan kegiatan berlatih dan berolah raga, seperti senam, atletik, dan kardio, kini lebih identik dengan tempat berlatih kebugaran. Jika kita masuk ke tempat Gym, kita akan menemui berbagai alat kebugaran dan angkat beban. Ada dumbbell, matras, tali skipping, sepeda statis, gym ball, treadmill, pull up bar, samsak tinju, dan lain-lain.

Fitness itu gaya hidup sehat dengan menjaga kebugaran tubuh. Kebugaran tubuh dikondisikan dengan memperhatikan empat hal: olah raga, nutrisi, istirahat dan pengelolaan stress. Kita mau fitness, berarti mau menjaga keseimbangan di antara empat faktor itu.

Tim RTS: Direktur Internasional RTS DR Mark Slavin, Direktur RTS Indonesia Magdalena Djuniwarti dan pelatih lainnya Foto: Dokumentasi RTS

Setelah mengetahui perbedaaan Gym dan Fitness, nah, apakah Gym dan Fitness itu identik dengan aktivitas yang eksklusif (dilakukan oleh kalangan tertentu saja) dan mahal? Lena, panggilan akrab Magdalena Djuniwarti, menjawab, fitness itu tidak mahal, karena bisa dilakukan sendiri di rumah . “Dan itu tergantung budget orang juga ya,” tuturnya.

Lena menjelaskan, untuk menjadi anggota (member) dari suatu tempat kebugaran (Gym) membayar antara Rp 100 ribu-Rp 500 ribu per bulan. “Pilihlah tempat kebugaran yang sesuai dengan dana yang ada,” tambahnya.

“Lalu, jika berkeberatan untuk membayar trainer, bisa googling, baik di internet, media sosial atau liat youtube dan jangan malu bertanya!” sarannya.

Ibu dua putri ini sehari-hari berprofesi sebagai pelatih (trainer) fitness dan renang. Ia menjalankan profesinya secara freelance, tidak bergabung di lembaga manapun. Perempuan kelahiran Surabaya, 26 Juni ini mengelola lembaga edukasi fitness lanjutan untuk para trainer angkat beban.

Lembaga yang berlisensi dari AS itu bernama Resistance Training Specialist, yang bekerjasama dengan berbagai Gym di Indonesia. RTS didirikan oleh Tom Purvis di AS. Setidaknya, setahun satu kali Direktur Internasional RTS Dr Mark Slavin datang ke Indonesia untuk memberikan pelatihan baik berupa workshop dan juga sertifikasi. (Anton Sumarjana/beritabernas.com Jakarta)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *