beritabernas.com – Banyak cara dilakukan orang untuk melakukan kritik, termasuk kritik Polisi. Bagi seniman Jogja, cara mengeritik polisi lewat karya seni, termasuk seni lukis atau lukisan.
Sigit Santosa, salah satu pelukis Jogja misal, melakukan kritik melalui sebuah lukisan berjudul “Belum Berhasil.”
Baca juga: Kunjungi Seniman Jogja, Ganjar Pranowo Disuguhi Lukisan dan Sketsa Bermakna Kritik Sosial
“Biarlah lukisan karya Sigit Santosa ini yang menggigit polisi, lukisan yang bicara. Bicara secara simbolik: Pak Hoegeng belum berhasil bikin kaki polisi muda berdiri sempurna. Salah satu kaki Hoegeng muda tak berhasil dilukis oleh Hoegeng Sepuh. Biarlah lukisan ini jadi cermin polisi2 kita. Jadi permenungan sepanjang masa,” cuit seniman Butet Kertaredjasa di akun instagramnya @masbutet yang dikutip beritabernas.com.
https://www.instagram.com/masbutet/
Menurut Butet Kertaredjasa, lukisan karya Sigit Santoso berjudul “Belum Berhasil” itu menggambarkan Pak Hoegeng-Kapolri yang dikenal jujur- belum berhasil melukis kaki polisi untuk berdiri tegak.
Butet Kertaredjasa mengatakan, hari-hari belakangan ini kita menikmati drama polisi cokot-cokotan. Saling menggigit. Saling menerkam. Satu jenderal dilengserkan, mendadak ada jenderal lain tertangkap jualan narkoba. Jendral-jenderal pun rontok di titik nadir.
Dari posisi mulia, lalu tersungkur (bakal) dikerangkeng kayak-maaf-asu piaraan kita. Posisi yang hina dina. Entah masih sampai kapan drama cokot-cokotan ini akan berketerusa,
Dikatakan, pada Jumat 14 Oktober 2022, saat memeringati 101 tahun Pak Hoegeng, Kapolri, Kapolda dan Kapolres se-Indonesia dikumpulkan di istana. Tanpa topi, tanpa handphone, tanpa HT, tanpa tongkat komando, tanpa ajudan, kecuali membawa buku dan pena untuk mencatat apa yang dinasehatkan presiden.
Menurut Butet, bisa diibaratkan, hari itu polisi se-Indonesia sedang di-slenthik-i secara kolektif oleh rakyat. Oleh orang sipil. Apakah akan berhasil? Apakah Polri akan benar-benar jadi pelayan dan pengayom masyarakat? Kita berharap saja.
“Biarlah lukisan karya Sigit Santosa ini yang menggigit polisi, lukisan yang bicara. Bicara secara simbolik: Pak Hoegeng belum berhasil bikin kaki polisi muda berdiri sempurna. Salah satu kaki Hoegeng muda tak berhasil dilukis oleh Hoegeng Sepuh. Biarlah lukisan ini jadi cermin polisi2 kita. Jadi permenungan sepanjang masa,” kata Butet Kertaredjasa. (lip)
There is no ads to display, Please add some