beritabernas.com – Video berisi rekaman kunjungan Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, di rumah seniman Jogja Butet Kertaredjasa, Minggu 16 Oktober 2022, viral di media sosial. Dalam kunjungan itu, Ganjar Pranowo disambut sejumlah seniman Jogja dalam suasana santai, akrab dan penuh canda.
Sambil ngobrol santai penuh canda dan tawa yang disebut Butet Kertaredjasa sebagai Gojek Kere itu, sejumlah seniman membuat lukisan. Di antaranya lukisan berjudul “Belum Berhasil” karya pelukis Sigit Santosa.
Menurut Butet Kertaredjasa yang dikutip beritabernas.com dari akun instagram @masbutet itu, lukisan berjudul “Belum Berhasil” itu menggambarkan Hoegeng, mantan Kapolri yang dikenal jujur, belum berhasil melukis kaki polisi untuk berdiri tegak.

Melihat lukisan itu, menurut Butet Kertaredjasa, Ganjar Pranowo mengatakan seharusnya lukisan tersebut dipasang di Istana pada Jumat 14 Oktober 2022 pas saat Presiden Joko Widodo bertemu semua jajaran/ pejabat utama Polri.
Menanggapi komentar Ganjar Pranowo itu, Butet Kertaredjasa menjawab: “Ya suk wae yen kowe sing dadi presiden” yang langsung disahut Ganjar Pranowo: Husss!! Yang paling cocok ya dipajang di Mabes Polri.
“GOJEK KERE. Ketika ngelihat lukisan “BELUM BERHASIL” yang menggambarkan Pak Hoegeng belum berhasil melukis kaki polisi untuk berdiri tegak, karya pelukis Sigit Santosa di rumah saya siang tadi, Ganjar Pranowo bilang,”Seharusnya lukisan ini dipasang di istana Jumat kemarin. Pas Pak Jokowi ketemu semua jajaran Polri.” “Ya suk wae yen kowe sing dadi presiden.” “Husss!!!” “Yang paling cocok ya dipajang di Mabes Polri,” cuit Butet Kertaredjasa di akun instagramnya.
https://www.instagram.com/masbutet/
Menurut Butet, dalam pertemuan informal itu, para seniman dan aktivis 1998 ngumpul saling cekakaan. Bercanda. Gojek kere, mengenang zaman dulu. Sambil mengganyang ikan bakar dan sambal Gami karya Bu Ageng.

Ketika pulang, Ganjar diberi hadiah sketsa karya Butet Kertaredjasa berjudul: “Ngerem Keserakahan”.
“Artinya apa, Tet?” tanya Ganjar Pranowo tentang makna sketsa itu.
“Siapa pun kita, sebaiknya harus bisa dan mampu mengerem keserakahan. Apalagi seorang pemimpin. Bukan hanya keserakahan materi. Tapi keserakahan apa pun,” jawab Butet Kertaredjasa menjelaskan makna sketsa itu dengan serius. (lip)
There is no ads to display, Please add some