Iskandar Widjaja dan Astuti Kusumo Berkolaborasi di Konser Merajut Mimpi untuk Anak-Anak Penyintas Kanker

beritabernas.com – Iskandar Widjaja akan kembali tampil di depan publik Jogja. Pemain biola dunia yang tinggal di Jerman itu secara khusus tampil di konser Merajut Mimpi-Miracle Concert untuk anak-anak penyintas kanker di Hotel Tentrem Yogyakarta, Minggu 17 Juli 2022.

Bersama Iskandar akan tampil pelukis Astuti Kusumo. Seniman autodidak ini akan melukis secara langsung selama Iskandar Widjaja tampil di panggung. Kedua maestro akan tampil di acara yang digelar Lions Club Yogyakarta Tugu Mataram (LCYTM), Lions Club Solo Mustika (LCSM) dan Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI).

Ada 14 lagu yang akan dibawakan oleh Iskandar Widjaja bernuansa gembira. Kenapa gembira? Karena yang dibutuhkan anak-anak penyintas kanker adalah optimisme. Mereka tidak butuh dibelaskasihani. Mereka butuh didukung bagaimana supaya tetap bisa meraih impian di masa depan. Hasil perolehan konser ini untuk mereka.

Salah satu lukisan karya Astuti Kusumo dengan judul Miss the Beach. Foto: Istimewa

Karena kegembiraan itu pula kenapa pelukis Astuti Kusumo tampil bersama Iskandar Widjaja. Sebab, lukisan-lukisan yang kerap ditorehkan Astuti Kusumo penuh warna-warni dan bernuansa cerah. Topik lukisan yang akan dipamerkannya 17-20 Juli 2022 di lobi Hotel Tentrem adalah The Beauty of Gunungkidul.

Pada lukisan yang dipajang dan dijual tersebut, Astuti Kusumo secara spesifik melukis Gunungkidul dari sisi selatan. Ia seperti berada di atas Samudera Indonesia dan Gunungkidul ada di pangkuannya. Dalam lukisan-lukisannya, Gunungkidul direpresentasikan dalam wujud tebing karang, ombak, dan kerumunan manusia di pantai. Setiap lukisan yang dibuatnya dibikin setelah ia mendatangi objek, mengelilinginya dari berbagai sisi, dan menuangkannya secara brustroke (spontan dan liar) dengan teknik impasto (semua warna tumpeng tindih).

Menyimak lukisan-lukisannya, kita bisa merasakan suasana gemuruh sekaligus hening. Gemuruh datang dari deburan ombak yang menghantam karang. Ombak yang menggulung pecah dibuatnya. Sedang karang yang terkikis justru kokoh walau digempur-gempur. Astuti Kusumo seperti hendak berpesan, sejatinya tak ada yang sungguh-sungguh kuat sekaligus tak ada yang benar-benar rapuh.

Warna biru mendominasi lukisan Astuti Kusumo. Biru itu jika tak di air yang di langit. Biru itu tetap biru sepanjang siang hingga malam, walau di sekitarnya gelap. Astuti Kusumo seperti hendak meyakinkan bahwa selalu ada harapan di segala situasi.

Salah satu lukisan karya Astuti Kusumo dengan judul Changing Tide. Foto: Istimewa

Jalan berkelok, batu yang menjulang, dan perbukitan hijau juga mewarnai lukisan-lukisannya. Jalan berkelok seperti hendak menggambarkan bagaimana perjalanan mencapai tujuan itu tidak lurus-lurus saja. Batu menjulang seperti hendak menegaskan pentingnya tekad dan keyakinan. Sedang hijau perbukitan seperti hendak membungkus semua pesan bahwa situasi apa pun pasti menyisakan keteduhan.

Astuti Kusumo mengirim pesan lugas lewat goresan-goresan palet yang lembut: hidup ini keras, namun dengan kasih lembut jadi indah. Menurut kurator pameran ini Hikmah Rachma, “Bagi Astuti Kusumo, lukisannya merupakan refleksi, sarana meditasi dan komunikasinya pada Tuhan. Itu tersirat melalui karya Changing Tide yang merupakan hasil representasi dari Pantai Sadranan.

Di situ Astuti melukis sebuah pantai sebagai bentuk penghargaan dan rasa syukur atas keindahan yang Tuhan ciptakan. Keindahan dari pantai ini berhasil dicapai melalui goresan spontan, perpaduan berbagai garis, sapuan brusstroke, teknik cipratan dan percampuran warna pada objek utama. Penyelenggaraan pameran tunggal Astuti Kusumo The Beauty of Gunungkidul diharapkan dapat menjadi media ekspresi seniman, serta memberikan pengenalan dan memajukan destinasi wisata Gunungkidul kepada masyarakat luas.

Konser ini secara khusus memang diselenggarakan untuk anak-anak penyintas kanker di Gunungkidul, sebab, menurut YKAI, ada banyak anak penyintas Kanker di Gunungkidul yang butuh dukungan. Ada yang butuh dukungan dana untuk pengobatan, ada yang butuh moda transportasi mereka untuk berobat. Untuk moda transportasi, yang sebelumnya direncanakan berupa pembelian ambulans, sudah terpenuhi berkat bantuan dari LazisNU, yakni peminjaman unit ambulans untuk kebutuhan pengobatan anak-anak. (AA Kunto A)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *