Oleh: Saiful Huda Ems
beritabernas.com – Sudah sejak lama awalnya Jokowi diupayakan oleh para pemujanya untuk menjadi tokoh politik internasional, dengan cara diajukan untuk menjadi calon Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB. Namun kenyataannya, setelah tidak lagi menjadi presiden, ia malah turun derajat dengan menjadi tokoh politisi lokal, dengan menjadi makelar Pilkada di beberapa daerah.
Tidak hanya sampai di situ, setelah diyakini oleh banyak orang bahwa Jokowi telah memperalat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengkriminalisasi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, dengan menjadika Hasto sebagai tersangka pada kasus suap recehan Harun Masiku di malam Natal, pada malam Tahun Baru 2025 Jokowi justru dianugerahi oleh Organisasi Internasional OCCRP sebagai Finalis Pemimpin Terkorup Dunia 2024.
Jokowi memang seperti manusia bermuka dua, di satu sisi sering mencitrakan diri sebagai sosok manusia sederhana, jujur dan penyabar, namun di sisi lain nampak sekali sebagai sosok ambisius, gemar menghalalkan segala cara dan manipulator yang menyembunyikan kejahatan di balik keramahtamahannya.
Kita sudah mendengar bagaimana kedua anaknya (Gibran dan Kaesang) yang tiba-tiba menjadi miliarder di saat usaha martabak dan pisangnya bangkrut. Kedua anak itu mendadak menjadi miliarder ketika bapaknya masih menjadi Presiden, sepertinya sangat sulit untuk tidak dikatakan bahwa itu bukan karena gratifikasi.
Kita sudah mendengar pula bagaimana Kaesang mendapatkan gratifikasi melalui privat jet, yang dipergunakannya untuk plesiran ke Amerika bersama istrinya.
Lalu apakah kalian sudah mengerti pula, tas bermerek mewah yang biasa dibawa dan dipamerkan Sang Permaisuri Iriana Jokowi itu merupakan gratifikasi? Apakah kalian telah mengerti juga, betapa mafia tambang Blok M atau Blok Medan, yang disebut-sebut di persidangan Tipikor itu telah melibatkan anak perempuan (Kahiyang) dan menantu Jokowi (Bobby Nasution)?
Masih kurang banyak lagi apa yang saya sebutkan itu? Baiklah, saya tambahi lagi, sadarkah kalian berapa triliun dana dari APBN yang sudah digelontorkan oleh Rezim Jokowi untuk mendanai Buzzer-Buzzernya yang dikemas dengan bahasa Influencer?
Sadarkah kalian bahwa Jokowi telah membayar banyak orang untuk membenarkan kampanye-kampanye politiknya yang penuh kebohongan?
Pemerintahan Jokowi gembar-gembor mengatakantelah membangun jalan tol ribuan kilometer di beberapa daerah, namun ternyata duit yang digunakan itu bukan duit Pemerintah Jokowi, melainkan duit investor alias pengusaha.
BACA JUGA:
- Mencermati Legalitas KPK dan Kinerjanya di Mata Hukum
- Triliunan Rupiah Dana APBN untuk Buzzer, Bagaimana Pertanggungjawaban Jokowi
Jokowi gembar-gembor mengatakan sudah antri ratusan investor untuk investasi di IKN, ternyata Jokowi juga berbohong, karena para investor lokal yang datang ke IKN itu dipaksa oleh Jokowi untuk menyelamatkan mukanya, sedangkan investor asing yang katanya sudah antri itu tak satu pun terbukti mau investasi di IKN.
Lalu Jokowi menguras APBN untuk mendanai IKN, alat-alat transportasi umum yang semula ada di sana dan dikatakan oleh Jokowi sudah siap semuanya, ternyata hanya sewaan dari China dan sudah dikembalikan ke negara asalnya.
Kalau memperhatikan semua track record Jokowi seperti ini, kita seharusnya tak perlu heran, mengapa OCCRP menjadikan Jokowi sebagai Finalis Pemimpin Terkorup Dunia.
Ini benar-benar seperti kado malam Tahun Baru terburuk untuk Jokowi. Apakah ini karma bagi Jokowi, yang menurut banyak analis politik telah mengkriminalisasi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto melalui KPK di malam Natal? Wallahu a’lam bisshawab…Sapere aude, beranilah berpikir! (Saiful Huda Ems (SHE), Lawyer dan Analis Politik)