Kenduri Pesta Nama Paroki Babadan, Romo Antonius Saptana Hadi: Ngrabuk Paseduluran

beritabernas.com – Setiap menjelang pesta nama atau peringatan hari ulang tahun gereja maupun Paroki St Petrus dan Paulus Babadan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, selalu diisi dengan acara kenduri atau kenduren.

Selain dihadiri pengurus gereja, termasuk Pastor Paroki Romo Antonius Saptana Hadi Pr, acara kenduri juga selalu mengundang dan menghadirkan warga sekitar gereja maupun tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang agama dan kepercayaan serta pejabat pemerintahan sekitar gereja.

Hal itu juga dilakukan menjelang pesta nama yang ke-62 gereja dan yang ke-13 Paroki St Petrus dan St Paulus Babadan tahun 2024 ini. Acara kenduri yang dilakukan di lantai bawah aula panti paroki, Rabu 26 Juni 2024 malam, dihadiri warga sekitar gereja maupun perwakilan umat Paroki Babadan seperti ketua lingkungan, ketua wilayah, pengurus harian Dewan Paroki, PGPM dan pastor paroki.

Dalam budaya Jawa, kenduri atau juga disebut slametan merupakan sebuah upacara adat untuk merayakan berbagai macam peristiwa seperti kelahiran bayi, pernikahan, upacara kematian dan acara keagamaan seperti ulang tahun gereja/paroki.

Suasana acara kenduri pesta nama gereja dan Paroki Babadan, Rabu 26 Juni 2024 malam. Foto: Philipus Jehamun/ beritabernas.com

Dalam acara kenduri, masyarakat berkumpul. Selain sebagai bentuk perayaan, dalam acara kenduri, masyarakat Jawa diajarkan untuk saling berbagi dengan sesama, membantu orang yang membutuhkan serta meningkatkan kebersamaan dan rasa persaudaraan antar sesama.

Menurut Pastor Paroki St Petrus dan St Paulus Babadan Romo Antonius Saptana Hadi Pr yang akrab disapa Romo Sapto, bagi umat Gereja Babadan acara kenduri atau kenduren bukan sekadar rutinitas kegiatan pesta nama gereja dan paroki. Namun, kenduren sebagai salah satu cara untuk ngrabuk paseduluran atau memupuk persaudaraan umat Paroki Babadan dengan warga sekitar gereja.

Sebab, menurut Romo Sapto, meski hubungan umat dengan warga sekitar gereja sejak Gereja Babadan berdiri tahun 1962 hingga kini selalu terjalin baik namun hal itu harus terus dipelihara dan dipupuk dengan berbagai cara, termasuk lewat acara kenduri dengan menghadirkan warga sekitar.

Dalam acara kenduren, mereka yang hadir berbaur, bersilaturahmi dan saling mendoakan. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, dalam acara kenduren pesta nama gereja dan Paroki Babadan kali ini, wakil dari berbagai agama dan kepercayaan seperti dari Islam, Hindu, Kristen, Katolik yang tergabung dalam FKUB (Forum Persaudaraan Umat Beragama) secara bergantian mendoakan Gereja Babadan agar tetap eksis, umat terus berkembang secara kuantitas maupun kualitas.

BACA JUGA:

“Kami sangat berterima kasih kepada warga sekitar gereja, terutama warga Dolo dan Pokoh maupun padukuhan dan pemerintah Desa Wedomartani, karena selama ini selalu mendukung dan membantu kegiatan gereja dalam beragam bentuk, termasuk dalam menjaga keamanan dan parkir. Ini merupakan salah satu bentuk hubungan persaudaraan yang sudah dan akan selalu terjalin dengan baik. Kami juga mohon maaf kepada warga sekitar gereja bila ada kegiatan yang mungkin dirasa mengganggu,” ucap Romo Sapto di hadapan sekitar 100 warga dan wakil umat yang menghadiri acara kenduren.

Sementara Supardi dari FKUB mengatakan, kerukunan sangat diperlukan dan dibutuhkan oleh semua umat beragama. Karena itu, semua umat beragama bisa melakukan apa yang terbaik menurut agama masing-masing sehingga kerukunan selalu terjalin dengan baik seperti yang terjadi selama ini.

Selain diisi sambutan-sambutan dari Pastor Paroki, Kepala Dusun Pokoh, pengurus FKUB Wedomartani, acara kenduren juga diisi dengan doa dari berbagai umat beragama secara bergantian untuk gereja dan Paroki St Petrus dan St Paulus Babadan. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *