Ketua DPD PDI Perjuangan DIY Nuryadi: Peristiwa Kudatuli Titik Awal Kebangkitan PDIP

beritabernas.com – Ketua DPD PDI Perjuangan DIY Nuryadi mengatakan, peristiwa Kudatuli (Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli) 1996 menjadi titik awal kebangkitan PDI Perjuangan.

Menurut Nuryadi, peristiwa itu merupakan simbol perlawanan rakyat yang diwakili Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI saat itu (sebelum bernama PDI Perjuangan) yang didukung rakyat atau wong cilik melawan rejim otoriter Orde Baru.

“Generasi muda sekarang perlu tahu bahwa kondisi perpolitikan sekarang jauh berbeda dengan era Orde Baru. Di era Orde Baru, kebebasan dan kehendak rakyat atau kader partai dihalang-halangi dan dikekang oleh penguasa. Peristiwa Kudatuli merupakan simbol perlawanan rakyat terhadap kesewenang-wenangan rejim Orde Baru saat itu. Setelah Orde Baru tumbang melalui aksi massa pada Mei 1998 sebagai awal era reformasi, orang mulai bebas bersuara, berpendapat bahkan bebas berpartai hingga sekarang,” kata Ketua DPD PDI Perjuangan DIY yang juga Ketua DPRD DIY Nuryadi kepada beritabernas.com, Kamis 27 Juli 2023.

Nuryadi (tengah) bersama Bambang Pacul (kiri) pada malam peringatan Kudatuli di Kantor DPD PDI Perjuangan DIY, 26 Juli 2022. Foto: Dok beritabernas.com

Menurut Nuryadi, peristiwa Kudatuli merupakan awal perjuangan rakyat untuk bangkit dan maju. Dan Megawati Soekarnputri merupakan simbol perlawan rakyat terhadap penguasa Orde Baru dan melawan praktek KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) yang kemudian menjadi isu utama perjuangan reformasi yang berujung tumbangnya Presiden Soeharto pada Mei 1998 dan lahirnya era reformasi hingga sekarang.

Dikatakan, peristiwa Kudatuli perlu selalu diperingati setiap 27 Juli tiap tahun untuk dipahami oleh generasi muda dan menyemangati kader-kader PDI Perjuangan saat ini. “Peringatan Kudatuli hukumnya wajib untuk menyemangati kader-kader muda sekarang agar tidak keliru memahami sejarah dan menafsirkannya dengan benar,” kata Nuryadi yang merupakan salah satu saksi sejarah peristiwa Kudatuli yang juga disebut Sabtu Kelabu karena peristiwa itu terjadi pada hari Sabtu 27 Juli 1996.

BACA JUGA:

Nuryadi pun mengingatkan para kader PDI Perjuangan yang saat ini duduk dalam posisi apapun agar selalu ingat bekerja untuk rakyat. Karena PDI Perjuangan besar seperti sekarang dukungan rakyat. Bahkan PDI Perjuangan identik dengan partai wong cilik dan dulu juga dikenal sebagai partai sandal jepit.

“Momen peringatan peristiwa Kudatuli pada 27 Juli 2023 ini kita maknai sebagai semangat kita untuk mengingat kembali bahwa kita (PDI Perjuangan, red) bisa besar karena rakyat, kita besar karena massa kita, kita besar karena kader kita, sehingga siapa pun yang ditugaskan oleh partai menjadi apapun harus selalu ingat pada masyarakat bawah. Apalagi kita pernah menyampaikan bahwa kita adalah partai sandal jepit. Maka yang paling penting sekarang bagaimana kita bekerja untuk rakyat kecil,” kata Nuryadi. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *