Kiprah Gereja Babadan di Masyarakat Diapresiasi dan Bisa Menjadi Contoh

beritabernas.com – Kiprah Gereja Paroki St Petrus dan Paulus Babadan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman dalam kegiatan sosial kemasyarakatan diapresiasi oleh berbagai pihak, termasuk oleh Panewu/Camat Ngemplak Sumariyah S.Sos MSi.

Salah satu kiprah Gereja Paroki Babadan yang diapresiasi itu adalah keterbukaan Gereja Babadan dalam menerima umat agama lain dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dengan menyediakan tempat untuk kegiatan sosial yang bisa digunakan oleh masyarakat umum.

(Baca juga: Misa Syukur Peringatan HUT ke-60 Gereja Babadan Berlangsung Meriah)

Selain itu, setiap tahun Gereja Paroki Babadan secara rutin menggelar acara lintas agama/iman sehingga selalu tercipta kerukunan dan keharmonisan antarumat beragama. Hal-hal semacam ini akan menjadi contoh bagi siapa pun.

Kelompok paduan suara anak-anak PIA Gereja Babadan. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

“Saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada gereja ini karena sudah melaksanakan FKUB (Forum Kerukunan Umat Beriman). Kami menaruh harapan besar kepada gereja agar tidak hanya untuk tempat peribadatan bagi umat Katolik, tapi juga sebagai tempat untuk kegiatan sosial kemasyarakatan untuk kesejahteraan masyarakat umum, seperti dengan adanya lapangan badminton, ada pendopo dan gamelan untuk kegiatan seni budaya maupun bidang kesehatan,” kata Panewu/Camat Ngemplak Sumariyah dalam acara bincang-bincang Merajut Kebangsaan Melalui Jaringan Lintas Sahabat di Aula Lantai 2 Gereja Babadan, Sabtu 9 Juli.

Acara yang merupakan puncak peringatan HUT ke-60 Gereja Babadan ini dihadiri Uskup KAS Mgr Robertus Rubiyatmoko, sejumlah tokoh berbagai agama yang tergabung dalam FKUB seperti dari Agama Islam, Hindu, Kristen, Katolik, Lurah Wedomartani, Kapolsek dan Danramil Ngemplak serta tamu undangan lainnya. Acara ini dimeriahkan oleh grup hadroh dari Santri Ponpes Al Qodir Cangkringan dan paduan suara anak-anak PIA Gereja Babadan.

Uskup KAS Mgr Robertus Rubiyatmoko foto bersama umat lintas agama dan Camat Ngemplak, Lurah Wedomartani, Pengurus FKUB Wedomartani, Kapolsek dan Danramil Ngemplak. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Menurut Sumariyah, pihaknya juga mengapresiasi Gereja Babadan yang setiap tahun mengadakan acara seperti ini yakni pertemuan lintas agama sehingga tercipta suasana yang harmonis dan kondusif. Hal-hal seperti ini harus terus dipupuk agar wilayah ini menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi siapa pun untuk memperpanjang usia harapan hidup. Sebab, suasana yang nyaman merupakan salah satu faktor untuk memperpanjang usia harapan hidup.

Sementara Ketua FKUB Wedomartani Teguh Santoso mengatakan, selama ini FKUB setiap tahun rutin mengadakan pertemuan dengan tempat-tempat yang berganti-ganti. Sehingga wilayah selalu tercipta kerukunan dan toleransi.

Kegiatan yang dilakukan bersifat umum dan seni budaya sehingga bisa diikuti warga lintas agama, baik orangtua maupun kaum muda. Kegiatan seperti ini akan terus dilakukan untuk terus menciptakan suasna yang harmonis dan rukun penuh toleransi di antara umat beragama di Desa Wedomartani.

Uskup Mgr Robertus berbincang akrab dengan Camat Ngemplak Sumariyah. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Uskup Keuskupan Agung Semarang (KAS) Mgr Robertus Rubiyatmoko mengaku bangga, senang dan anyes karena setiap kali pulang ke kampung halamannya di Demangan atau ke Gereja Babadan rasanya selalu adem, ayem dan tidak ada ketegangan konflik apapun, selalu rukun dan damai. Bukan hanya karena ketemu dengan keluarga tapi ketemu dengan teman-teman masa kecil dari berbagai agama.

Semua ini sebagai pertanda bahwa kita semua dipersatukan sebagai sesama bangsa Indonesia. “Tidak ada pilihan lain. Kita adalah sam-sama bangsa Indonesia, kita dipersatukan sebagai bangsa Indonesia,” kata Mgr Robertus.

Mgr Robertus juga sangat berterima kasih kepada pemerintah setempat karena selalu memberi perhatian kepada gereja, termasuk Gereja Babadan. Terutama dalam setiap kali ada perayaan keagamaan, pemerintah dan aparat keamanan selalu hadir memberi perhatian.

Paduan suara anak-anak PIA Gereja Babadan. Foto: Philipus Jehamun/beritabernas.com

Lurah Desa Wedomartani Teguh Budianto mengaku orangtuanya dan orangtua Uskup Mgr Robertus dan lainnya merupakan sahabat dan teman yang baik saat sama-sama bekerja di Kantor Kelurahan Wedomartani. Karena itu, kenapa persahabatan para orangtua dulu tidak diteruskan sampai ke anak cucu dan sampai kapan pun.

Lurah Wedomartani pun berkomitmen untuk selalu menjalin persahabatan dan kerukunan di Wedomartani dengan melibatkan anak-anak muda. “Persahabatan yang terjalin orangtua kita akan diteruskan kepada anak cucu. Kelurahan Wedomartani selalu menjaga kerukunan dan toleransi. Setiap ada perayaan keagamaan apapun selalu dijaga dan diamankan bersama-sama sehingga selalu tercipta suasana yang aman dan damai di Wedomartani,” kata Lurah Wedomartani. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *