beritabernas.com – Semua bentuk karya seni berawal dari ide. Menemukan ide yang unik apalagi luar biasa itu yang tidak mudah. Itu sebabnya, suatu karya seni dengan ide unik dan luar biasa, akan berharga luar biasa pula.
Masih ingatkah sosok pelukis di Yogyakarta yang bernama Slamet Jumiarto? Pelukis ini sempat viral di media sosial setelah diusir dari rumah kontrakan gara-gara berbeda agama dari sebagian besar warga dusun. Masalah yang terjadi pada April 2019 itu tak butuh waktu lama selesai dengan damai.
Slamet Jumiarto berpindah tempat tinggal ke Imogiri, Bantul melanjutkan kehidupan bersama keluarga dengan terus berkarya. Banyak karya lukis yang dia buat. Salah satunya berjudul Flat Earth, karya pertama Slamet Jumiarto pada tahun 2023 ini.
Ide lukisan
Lukisan berjudul Flat Earth menggambarkan sebuah misteri alam semesta. Lukisan ini, menurut penuturan Slamet Jumiarto, menggambarkan bentuk bumi adalah datar, tidak bulat seperti bola. Ide Slamet memang menentang penjelasan para ilmuwan yang selama ini mengatakan bumi ini bulat.
Dengan karya lukisan ini, Slamet mengungkap sesungguhnya bentuk bumi adalah datar, di mana pada bagian tengah yaitu pulau-pulau atau negara-negara yang dikelilingi oleh gunung es atau dikenal dengan istilah ice wall. Ini dikenal dengan istilah Kutub Utara dan Kutub Selatan.
Dalam lukisan Flat Earth ini, Kutub Utara dan Kutub Selatan digambarkan sebagai dinding es atau Ice Wall yang melingkari pulau-pulau atau negara-negara. Di balik Ice Wall ada lagi pulau-pulau dan negara-negara Asgard dan yang lain-lain. Ada lagi Mountain Wall, yakni gunung batu yang sangat tinggi dan sangat lebar sekali. Di balik mountain wall itu ada pulau-pulau dan negara-negara lain yang berbeda dari yang ada di bumi. Salah satu negara diantaranya adalah Lemurian.
Nah semua negara atau pulau-pulau ini dilindungi oleh kubah yang disebut Firmament. Di atas kubah atau di atas Firmament ada air yang terhubung dengan air laut atau Samudra. Jadi manusia ada di tengah-tengah air. Sedangkan matahari, bulan, dan bintang-bintang juga ada di dalam kubah atau Firmament, tidak di luar angkasa. Matahari, bulan, dan bintang berputar di atas manusia. Matahari, dan bulan tidak sebesar seperti yang diajarkan di sekolah. Bulan dan matahari serta bintang-bintang itu hanya berada di atas awan-awan atau di langit, tidak sampai sejauh berjuta-juta kilometer. Tidak sebesar atau lebih besar daripada bumi. Bumi yang ditempati manusia ini adalah pusat tata surya. Pusat dari segala alam semesta adalah bumi yang sudah Tuhan ciptakan.
Apakah alien itu ada? Alien adalah makhluk asing. Jadi sebuah atau suatu makhluk yang bukan berasal dari bumi. Makhluk asing yang tidak berasal dari dalam Ice wall atau es circle (Antartika). Mereka adalah makhluk yang di luar dari Ice wall. Mereka masuk ke wilayah manusia dengan kecanggihan teknologi atau kecanggihan peradaban. Mereka menggunakan pesawat yang super canggih dengan kecepatan cahaya, atau suara yang dikenal dengan istilah UFO.
Slamet berusaha mengungkap misteri ini melalui karya lukisan berjudul Flat Earth. Ia berharap dapat menjadi edukasi akan misteri alam semesta ini.
Berawal dari mimpi
Ide lukisan ini menurut Slamet Jumiarto muncul dari mimpi. Dalam mimpi yang ia alami pada 2019 tiga kali berturut-turut itu, Slamet dikunjungi oleh makhluk asing atau alien. Ia melihat para Alien yang ada di lebih dari tiga pesawat berperang dengan jarak sekitar 100 sampai 200 meter di depannya.
Setelah bermimpi itu, Slamet yang tinggal di perbukitan perbukitan Imogiri ini sering memperhatikan awan mendung. Begitu ia memotret satu titik awan dengan tiga atau empat kali jepretan muncul bentuk serupa pesawat yang berbentuk segitiga. “Ada juga yang waktu saya memotret awan ada yang berbentuk bulat seperti butiran air yang transparan dan bening,” tuturnya.
Biasanya Pesawat-pesawat tersebut berkamuflase dibalik awan. Pesawat UFO bulat transparan bening itu disebut Probe adalah sebuah Drone milik pesawat induk yang lebih besar atau dikenal dengan istilah Pesawat Ethepaka. Pesawat itu adalah milik dari Lemurian atau leluhur kita umat manusia yang tinggal di balik Mountain wall.
Karya lukisan Flat Earth yang berawal dari ide yang luar biasa ini menurut Slamet Jumiarto belum seorang pun yang melihat. Apalagi menawar untuk mengoleksinya. Harga yang dia bandrol sebesar Rp 250 juta rupiah sudah termasuk sertifikat karya asli Slamet Jumiarto. “Karya lukisan ini untuk memberikan edukasi/ pengetahuan yang selama ini disembunyikan oleh kaum globalis dari kita,” ujar Slamet. (AS)
There is no ads to display, Please add some