Makna Kemerdekaan Menurut Ki Hadjar Dewantara

beritabernas.com – Jauh sebelum Indonesia merdeka, Ki Hadjar Dewantara yang mendirikan Perguruan Nasional Tamansiswa dan kemudian ditetapkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional, telah menyampaikan makna kemerdekaan.

Menurut Ki Hadjar Dewantara, kemerdekaan merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia yang memberikan kepadanya hak untuk mengatur hidupnya sendiri dengan selalu mengingat syarat tertib damainya hidup bermasyarakat.

Karena itu, menurut Ki Hadjar Dewantara, kemerdekaan diri harus diartikan sebagai swadisiplin atas dasar nilai hidup yang luhur, hak hidup sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Kemerdekaan harus menjadi dasar untuk pengembangan pribadi yang kuat dan sadar dalam suasana keseimbangan dan keselarasan dengan kehidupan bermasyarakat. Hal ini tertuang dalam Panca Dharma butir 2 Tamansiswa.

Hal itu disampaikan Ki Prijo Mustiko, Dewan Pengawas PKBTS, dalam Gelar Wicara Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Menyongsong HUT ke-79 Kemerdekaan RI di Gedung Pusat UST, Senin 5 Agustus 2024.

Ki Prijo Mustiko. Foto: Dok JMBN

Dalam materi berjudul Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Mewujudkan Peradaban Baru, Ki Prijo Mustiko mengatakan, dalam konsep dan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang kemudian menjadi asas Tamansiswa, pendidikan merupakan suatu proses mendidik anak menjadi manusia merdeka batin, pikiran dan tenaga.

Sementara modal dasar manusia berjiwa merdeka adalah mengolah cipta, rasa dan karsa (trisakti jiwa). Hal ini ada kesesuaian dengan taksonomi Bloom yakni kognitif, afektif dan piskomotorik.

Dikatakan, manusia merdeka bukan semata-mata dibutuhkan atau disiapkan untuk meraih kemerdekaan bangsa dari tangan penjajah, tetapi diperlukan juga untuk mengisi kemerdekaan bangsa sepanjang masa. Manusia berjiwa merdeka diharapkan bisa menjaga dan merawat nilai kemerdekaan bangsa agar bisa membentuk manusia beradab di masa depan.

BACA JUGA:

Dengan demikian, definisi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah usaha kebudayaan yang bermakna memberi bimbingan dalam hidup tumbuhnya jiwa-raga anak agar dalam garis kodrat pribadinya dan pengaruh lingkungannya, mereka memperoleh kemajuan lahir batin menuju ke arah adab kemanusiaan.

Menurut Ki Hadjar Dewantara, kata Prijo Mustiko yang mengutip Sri Sultan HB X pada 2012, ketika kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat luas, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut telah memiliki peradaban yang tinggi.

Menerjemahkan pendapat Ki Sunarto Yudonarpodo, Ki Prijo Mustiko mengatakan tidaklah mudah menjadi orang merdeka. Modalnya harus berani, tidak tergantung pada orang lain, mandiri dengan kekuatan sendiri, berani berkorban jiwa raga bahkan kematian. Meraih kemuliaan/kemerdekaan harus dengan berkorban, itu sudah pasti. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *