Oleh: Saiful Huda Ems
beritabernas.com – Tidak perlu ditutup-tutupi lagi bahwa realitas kekuatan politik saat ini ada di pihak Anies Baswedan, terlepas Anies itu baik atau buruk, cerdas ataupun bodoh, namun kenyataannya Anies selalu sexy untuk diperbincangkan oleh masyarakat dan banyak media.
Meskipun di berbagai release lembaga survei elektabilitas Anies menempati posisi ketiga setelah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, pada kenyataannya langkah-langkah politik Anies lebih banyak mendapatkan sorotan. Politisi yang lebih banyak mengedepankan politisasi agama ini memang sangat populer dan fenomenal, meski terlihat sangat (maaf) menjijikkan.
Popularitas Anies yang dahsyat seperti itulah yang tidak hanya membuat Surya Paloh dan Jusuf Kalla “ngiler” dan bersemangat untuk mengusungnya di Pilpres 2024, tapi juga membuat para politisi berpengaruh di PDIP yang diam-diam mau berusaha menduetkan Ganjar Pranowo atau Puan Maharani dengan Anies, dengan alasan untuk menghindari pembelahan rakyat. Trauma konflik horizontal rakyat di Pilpres 2014 dan 2019, menjadikan beberapa elite politisi PDIP terus berusaha melakukan “ijtihad” politik untuk menduetkan Ganjar/Puan dengan Anies ini.
Tetapi fakta di lapangan juga berbicara, bahwa kans Ganjar Pranowo untuk diusung oleh PDIP menjadi Capres 2024 juga mendapatkan banyak kendala. Ganjar selalu dibentur-benturkan dengan Puan oleh elite-elite politisi PDIP sendiri, hingga kedua anak kandung ideologis Marhaenis-Soekarnois yang sama-sama cerdas ini pukulan-pukulan politisnya melemah dan tidak meyakinkan lagi kalau nantinya dapat mengalahkan pukulan-pukulan politisnya Anies yang sudah dijampi-jampi oleh SP, JK dan SBY. Mencemaskan sekali bukan?
Kendatipun demikian saya sampai detik ini masih meyakini, bahwa pada akhirnya PDIP dan partai-partai yang bergabung dengannya akan tetap mengusung Ganjar-Anies sebagai pasangan Capres-Cawapres 2024. Persoalannya kemudian, bagaimana jika sekenario politik PDIP itu gagal? Artinya Ganjar yang diusung oleh PDIP plus Parpol pendukungnya tidak jadi diduetkan dengan Anies dan malah akan berhadap-hadapan dengan Anies yang akan didukung oleh Nasdem, PKS dan Partai Demokrat, siapakah figur yang tepat untuk mendampingi Ganjar, masihkah Puan? Tidaklah mungkin.
Puan Maharani memang putri kesayangan Ketua Umum PDIP Megawati. Puan Maharani memang berbakat memimpin dan berprestasi, banyak undang-undang khususnya yang melindungi kaum perempuan diperjuangkan dan digoalkannya di rapat paripurna DPR RI. Meski banyak dibully dan dipandang dengan sebelah mata, Puan tetap bekerja dan berprestasi secara diam-diam.
Pilpres 2024 diprediksi akan menjadi pertarungan antar politisi partai terdahsyat. Jokowi yang pengaruhnya tak terkalahkan oleh siapa pun sampai detik ini, tak kan lagi maju bertarung menjadi Capres 2024. Maka saat itulah semua partai politik akan benar-benar berkeringat untuk mencari figur Capres dan Cawapres yang cerdas dan kuat serta memiliki banyak pendukung.
Kalau Puan sampai disandingkan dengan Ganjar ataupun sebaliknya, itu artinya PDIP akan dijadikan musuh bersama partai. Karena itu alamat Partai Golkar, Gerindra, PPP dan lain-lain hanya akan kebagian ampasnya dari hidangan kekuasaan. Karenanya duet Ganjar-Puan pasti berpotensi kalah.
Lalu siapa figur yang tepat untuk mendampingi Capres Ganjar atau bisa juga dibalik, siapa figur yang tepat untuk diusung menjadi Capres dan disandingkan dengan Cawapres Ganjar? Hemmm…memperhatikan kompleksitasnya persoalan kenegaraan dan kebangsaan saat ini, dimana keamanan dan penegakan hukum memerlukan penanganan ekstra serius dan tegas dari pemimpin nasional beserta aparatur penegak hukumnya, kiranya tak berlebihan jika bangsa ini ke depan sangat memerlukan pemimpin yang cerdas, kuat, berwibawa dan adil. Siapakah dia? Tentunya ya dari kalangan militer yang bersedia tunduk pada otoritas sipil !.
Perhelatan Pilpres 2024 tak kan lama lagi, kemungkinan besar tak sampai 1,5 tahun lagi. Kalau sudah berniat mau mengusung Capres atau Cawapres dari kalangan militer ya jangan lama-lama, terlebih yang harus diperhatikan lagi ya jangan sampai mengusung Capres atau Cawapres dari kalangan militer yang masih aktif menjabat. Ini sangat berbahaya, karena selain belum banyak teruji ketertundukannya pada otoritas sipil, juga sangat berbahaya menarik-narik militer aktif ke medan pertarungan politik.
Itu berpotensi terjadinya benturan sipil dan militer dan menurut Filsuf Yunani Kuno juga harus dihindari. Jadi tegasnya siapa? Ya bisa dicari dari kalangan militer yang sudah tak lagi aktif. Jenderal TNI (Purn) Dr Moeldoko? Nah, itu!
Dr Moeldoko terbukti berpikiran revolusioner yang sanggup menyerang secara kilat kerajaan Cikeas dan para pemuja dedemit Hambalang dengan aksi spektakulernya mengadakan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat, 5 Maret 2021. Meski saat itu Dr Moeldoko hanya diminta oleh para pendiri Partai Demokrat bersama para pengurus di beberapa tingkatan (DPP, DPD, DPC hingga DPAC), Dr Moeldoko sangat berani mengambil resiko dari gerakan revolusionernya itu.
Figur tegas dan pemberani demi keadilan inilah yang tepat disandingkan dengan Ganjar Pranowo untuk maju bertarung melawan Anies Baswedan yang didukung anak pepo tersayang yang sudah mulai bermimpi ingin jadi Presiden-Presidenan. Pikirkanlah! (Saiful Huda Ems (SHE), Advokat)
There is no ads to display, Please add some