beritabernas.com – Pembak Sleman membangun sarana dan prasaran Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di 3 lokasi, masing-masing di wilayah Timur, Tengah dan Barat. Untuk wilayah Timur sedang dalam proses pembangunan di Jalan Kenaji Desa Tamanmartani, Kecamatan, Kalasan Kabupaten Sleman.
Dari informasi yang tertera di papan nama proyek yang dipasang di pintu masuk proyek tertera nama proyek adalah Pembangunan Sarana dan Prasarana TPST Tamanmartani, Kalasan, Sleman tahun anggaran 2023 dengan nilai proyek Rp 6 miliar lebih atau tepatnya Rp 6.135.161.000.
BACA JUGA:
- Pengelolaan dan Pengolahan Sampah Harus Tuntas Dilakukan di Tingkat Desa
- Semua Pihak Wajib Mengurangi Sampah
- Memprihatinkan, Kesadaran Masyarakat Jogja dalam Menjaga Kebersihan Sangat Rendah
Dalam papan nama itu tercantum perencana proyek PT Multi Cipta Graha dengan Pengawas Proyek CV Monumental dan Pelaksana Proyek CV Simba Abadi Karya. Proyek dikerjakan mulai 12 Mei 2023 dan selesai 9 Agustus 2023. Proyek tersebut merupakan milik Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Sleman.
Ketua Paguyuban Peduli Sampah Gunturmadu DIY KH Cholil Bisri bersama Hendrikus Mulyono alias Mbah Mul, mantan Manajer PSS Sleman dan kini Penasihat KGN (Kita Ganjar Nusantara) DIY melihat langsung proyek tersebut pada Senin 10 Juli 2023.
Menurut KH Cholil Bisri, pengelolaan dan pengolahan sampah lebih tepat selesai atau tuntas di tingkat desa sehingga tidak perlu ada TPST semacam ini. Pengelolaan dan pengolahan sampah di tingkat desalebih efektif dan efektif dibanding bila dilakukan di TPST.
Salah satu desa yang sudah mengelola dan mengolah sampah di tingkat desa adalah di Desa Panggungharjo, Bantul. Di desa itu, sampah dimasukkan/ ditampung di dalam satu bak, lalu bak dijalankan sebuah conveyor yakni sebuah alat yang memindahkan barang dari satu tempat ke tempat pemilah sampah kering dan sampah basah/ organik. Sampah basah kemudian diolah menjadi pupuk organik/ kompos, sementara sampah kering diolah menjadi papan.
Menurut informasi yang diperoleh KH Cholil Bisri, TPST Tamanmartani membutuhkan anggaran Rp 21 miliar dan dibangun 3 tahap. Dari Rp 21 miliar tersebut, sebanyak Rp 7 miliar bersumber dari Danais DIY.
“Sebagai Ketua Paguyuban Sampah Terpadu saya mengawasi penggunaan Danais tersebut agar benar-benar digunakan sesuai rencana,” kata KH Cholil Bisri yang berencana akan menggelar lokakarya nasional tentang pengelolaan dan pengolahan sampah. (lip)
There is no ads to display, Please add some