Pemuda Katolik Mengambil Langkah Konkrit Membentuk Bank Sampah

beritabernas.com – Pemuda Katolik mengambil langkah konkrit melalui inisiasi pembentukan Bank Sampah yang diputuskan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pemuda Katolik di Minahasa Utara, 26-29 Mei 2022.

Pembentukan Bank Sampah ini dilakukan Pemuda Katolik untuk menindaklanjuti Surat Gembala Keuskupan KAJ yang mengajak umat untuk bertanggung jawab menjaga bumi dan seluruh isinya. Hal ini bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungn Hidup se-Dunia pada 5 Juni 2022.

Menurut Stefanus Asat Gusma, Ketua Umum PP Pemuda Katolik, pembentukan Bank Sampah bisa menjadi salah satu program unggulan Pemuda Katolik di daerah dengan melibatkan hierarki gereja dan pemerintah daerah sebagai mitra kerja.

Pemuda Katolik menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pemuda Katolik di Minahasa Utara, 26-29 Mei 2022. Foto: Dok Pemuda Katolik

“Inisiasi pembentukan Bank Sampah Petra dalam Rakernas menunjukkan bahwa Pemuda Katolik memiliki komitmen bulat untuk menjaga kualitas lingkungan dan penguatan ekonomi umat sebagaimana termaktub dalam Laudato Si, ” kata Gusma dalam siaran pers yang diterima beritabernas.com, Minggu 5 Juni 2022.

Dikatakan, Bank Sampah Petra mengusung tagline “sampahku tanggung jawabku” dimana program ini mengajak masyarakat untuk mulai memilah sampah sesuai kategorinya, mengurangi sampah, memanfaatkan sampah yang terpilah, mendaur ulang sampah terpilah dan membuang sampah pada tempatnya.

Program yang diperkenalkan dalam Rakernas Pemuda Katolik 2022 mendapat respon positif oleh delegasi daerah dimana hal ini membuktikan bahwa pemuda memiliki kesadaran dan keseriusan yang riil terhadap isu lingkungan hidup.

Stefanus Asat Gusma, Ketua Umum PP Pemuda Katolik. Foto: Dok Pemuda Katolik

Ketua Departemen Ekonomi dan Unit Kerja Bisnis Chandra Firmanto Astuke menyebutkan bahwa ke depan gerakan Bank Sampah ini akan memanfaatkan teknologi dalam tata kelolanya. “Nantinya Bank Sampah Petra akan berkolaborasi dengan Aplikasi Pilah Sampah (Digitalisasi Pemilahan Sampah) sebagai media sosialisasi kepada masyarakat” ujar Chandra.

Chandra menjelaskan efek domino dari pengelolaan sampah ini diharapkan juga dapat menjadi upaya solutif permasalahan sampah di daerah. “Program ini akan berfokus pada pengembangan kewirausahaan sosial dengan menjadi agen perubahan sosial. Harapannya akan terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat, peningkatan kualitas lingkungan, serta yang terpenting program ini menjadi media pendidikan karakter bagi generasi muda,” kata Chandra.

Dikatakan Chandra, ke depanakan ada empat daerah yang menjalankan proyek percontohan yaitu di wilayah Komisariat Daerah (Komda) Sumatera Utara, Lampung, DIY, dan Papua dengan dukungan asistensi teknis oleh Pemuda Katolik Komisariat Daerah Banten yang telah menjalankan Bank Sampah ini melalui Bank Sampah Petra.

Ketua Departemen Ekonomi dan Unit Kerja Bisnis Chandra Firmanto Astuke. Foto: Dok Pemuda Katolik

Menurut Gusma, perkembangan zaman yang semakin dinamis memberikan dampak destruktif dimana aktivitas manusia menimbulkan residu berupa kerusakan lingkungan. Hal ini semakin diperparah oleh minimnya keterlibatan dan komitmen masyarakat dalam menjaga ekosistem yang merusak keseimbangan alam. (lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *