Perlu Sosialisasi Masif dan Edukasi Cerdas Terkait Kebijakan Zero Sampah di Jogja

beritabernas.com – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Yogyakarta dari Dapel Gondokusuman Antonius Fokki Ardiyanto S.IP mengatakan perlu dilakukan sosialisasi secara masif dan cerdas untuk mengedukasi masyarakat terkait kebijakan zero sampah di Kota Yogyakarta.

Sosialisasi dan edukasi itu bisa dilakukan dengan menggunakan narasi dan platform medsos maupun media massa baik cetak, elektronik maupun online. Sebab, menurut Antonius Fokki Ardiyanto, kebijakan zero sampah di Kota Yogyakarta yang berlaku mulai Januari 2023 ini belum ada sosialisasi masif yang cerdas untuk mengedukasi tentang kebijakan zero sampah dengan menggunakan narasi dan platform medsos.

Hal itu disampaikan Fokki-sapaan Antonius Fokki Ardiyanto-saat menjalankan fungsi representatif dan melihat sejauhmana efektivitas dari kebijakan zero sampah di Kota Yogyakarta dengan meninjau secara langsung 3 depo sampah di KotaYogyakarta, Senin 2 Januari 2023.

Bantuan gerobak sampah Foto: IG@dprdkotafraksipdip

Tiga depo sampah di wilayah KotaYogyakarta yang ditinjau Fokki adalah Depo Pengok, Depo rgolobang dan Depo Mandala Krida.

Menurut Fokki, dalam kebijakan itu yang berlaku mulai Januari 2023 ini, pemilahan sampah harus dimulai dari tingkatan rumah tangga dan sampah yang dibuang ke depo hanya sampah organik. Yang termasuk sampah organik adalah sisa makanan, sisa dapur dan tanaman. Sedangkan sampah anorganik tidak boleh dibuang, seperti kertas, kaleng, gelas, kardus, botol plastik.

Baca juga:

Antonius Fokki Ardiyanto ketiga depo tersebut menjadi perhatiannya karena beberapa hal. Pertama, depo yang dijaga selama 24 jam oleh anggota linmas (perlindungan masyarakat) harus diberikan penekanan untuk berani menegur dan mengedukasi warga masyarakat yang masih membuang sampah anorganik serta membungkus sampah dengan plastik hitam.

Kedua, menurut Fokki, belum adanya sosialisasi masif yang cerdas untuk mengedukasi tentang kebijakan zero sampah ini dengan menggunakan narasi dan platform medsos. Ketiga, belum siapnya infrastruktur yang ada di depo sampah untuk memisahkan antara sampah organik dan anorganik serta residu sampah sehingga masih dijadikan satu tempat.

Flyer sosialisasi kebijakan zero sampah di Kota Jogja. Foto: Istimewa

Keempat, di depo sampah Mandala Krida ada kotak sumbangan sukarela. Fokki meminta kotak sumbangan itu dihilangkan supaya tidak terkesan adanya pungli di tempat tersebut. Kelima, Dinas Lingkungan Hidup dan/atau Satpol PP yang memberi penugasan anggota Linmas di depo sampah supaya memberikan 1 kali makan minum bagi anggota Linmas.

Keenam, Fokki menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi bagi para pengepul sampah dari masyarakat yang membantu pemilahan sampah di depo-depo sampah yang ada di lokasi. Sebab, hal ini sangat membantu menjag kebersihan depo sampah dan dapat menambah penghasilan keluarga mereka sekaligus dapat membantu program pemerintah dalam hal pengentasan kemiskinan.

Bahkan menurut Fokki, salah satu pengempul sampah di Depo Pengok mengaku bisa menyekolahkan anaknya sampai jadi polisi dari hasil ngepul sampah. (lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *