beritabernas.com – Sampai saat ini radio masih menjadi media alternatif. Bahkan radio bisa menjadi media “curhat” antara pendengar dengan penyiar. Radio Republik Indonesia (RRI) sendiri mempunyai beberapa program dengan beragam segmentasi pendengar, misalnya untuk pendengar dewasa/ orangtua, pendengar kaum muda/anak dan pemerhati budaya.
Hal itu disampaikanAgatha Erni, penyiar di RRI, dalam acara Pembinaan Kompetensi Penyuluh Agama Katolik yang Berwawasan Moderasi Beragama yang diadakan oleh Penyelenggara Katolik Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman di Resto 3 Raja Kayen, Ngaglik, Sleman, Kamis 12 Juni 2025.

Dalam acara yang diikuti para pewarta dari beberapa Gereja Paroki di wilayah Kabupaten Sleman itu, Agatha menyampaikan tips dan trik dalam pewartaan melalui siaran radio. Menurut Agatha, kita perlu menyiapkan materi yang menarik, teknik komunikasi dan gunakan ilustrasi musik atau lagu. Ia pun mengajak para pewarta/penyuluh untuk simulasi sebagai penyiar dan narasumber.
Sementara M Budi Sarjono, narasumber lainnya, mengajak peserta untuk menggali pengalaman harian menjadi tulisan. “Saya pernah mengajak beberapa orang untuk mencari, menemukan ayat inspiratif dan menggali sebagai pegangan rohani yang bisa ditulis.
Budi Sarjono, penulis novel Nyai Gowok ini, menuturkan, tulisan juga bisa menjadi katarsis atas pengalaman-pengalaman hidup yang dialami. “Kekuatan tulisan memang luar biasa,” kata Budi Sarjono.
Pada sesi ketiga, V Maria Murwaningsih menyampaikan materi Mewarta melalui Kisah. “Sesi ini kisah menjadi bagian update proses karya kita sebagai penyuluh/pewarta,” tutur Naning.
BACA JUGA:
- Gereja Wilayah St Thomas Paroki Medari Menerima Bantuan Kitab Suci dari Kemenag
- Tokoh Lintas Iman Wedomartani Ajak Umat Menjadi Pemilih Cerdas di Pilkada Sleman 2024
Naning menjelaskan tentang teknik penulisan, menggali pengalaman menjadi tulisan populer dan menjadikannya sebagai tulisan di media, konten medsos, siaran radio, podcast, siaran televisi.
Naning juga mengingatkan para pewarta/penyuluh untuk meneruskan proses penulisan yang sudah dilakukan.
Ristiana Putri, pewarta dari Gereja Paroki Santo Aloysius Gonzaga mengaku sangat senang dan terkesan dapat bertemu dengan Agatha dan Budi Sarjono sebagai narasumber serta Naning. Secara pribadi dan materi yang disampaikan sangat menginspirasi untuk meningkatkan kualitas ketugasan dan pelayanan saya.

“Jadi lebih semangat dan termotivasi. Semoga ke depan kegiatan pembinaan peningkatan kompetensi seperti ini dilaksanakan kembali, khususnya untuk materi pelayanan dua arah mungkin dapat membantu para pewarta Gereja Katolik di Kabupaten Sleman,” kata Ristiana Putri.
CB Ismulyadi SS MHum, Penyelenggara Katolik Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman), menyampaikan terimakasih atas kehadiran dan semangat para pewarta/penyuluh.
“Kegiatan ini menjadi bagian pengembangan karya bagi para pewarta/penyuluh secara lisan, yakni melalui penyiaran radio dan secara tulisan. Semoga pembinaan ini menjadi bagian dari proses pembelajaran bersama dalam karya kita sebagai penyulu/pewarta melalui berbagai media,” kata Ismulyadi. (lip)
There is no ads to display, Please add some