Rasalibrasi

beritabernas.com – Rasa memang bisa dibawa kemana mana. Yang punya rasalah yang tahu kemana rasa itu akan diarahkan. Banyak arah yang bisa dituju. Bergantung pada rasa apa?

Rasa cinta atau perasaan cinta, misalnya. Rasa cinta ditandai dengan keinginan untuk membuat orang lain bahagia. Rasa itu bisa dibawa ke kedalaman hati sendiri. Diendapkan. Diolah. Lalu dituangkan dalam baris-baris kata nan menggetarkan. Dan jadilah puisi. Atau jadilah lirik lagu. Puisi yang puitis. Lirik yang menggetarkan sukma.

Keindahan kata dan keelokan untaian kata, jika dipadukan dengan notasi yang berirama mendayu akan enak dan mudah masuk ke telinga, lalu menitik di jiwa. Jadilah sebuah lagu yang indah, menggetarkan hati setiap orang yang mendengarnya. Apalagi lagu itu dilantunkan oleh seorang penyanyi bersuara merdu, bening, jernih dan pengucapan a i u e onya clear.

Lagu Asmalibrasi, contohnya. Asmalibrasi, judul lagu itu merupakan gabungan penggalan dari kata asmara kalibrasi. Asmara ya asmara, rasa cinta yang mendayu-dayu. Kalibrasi itu diksi yang tak lazim. Definisi menurut kamus terlalu ilmiah, penjelasannya berbelit-belit. Dan untuk mudahnya, saya beri padanan katanya, telah terkalibrasi maksudnya telah tersesuaikan, terbukti kebenarannya, terkonfirmasi ga salah, tulus gitu deh. Asmara terkalibrasi bisa dipahami sebagai asmara yang telah teryakini benar-benar tulus, tidak mengandung niat buruk, jahat, dan mau memerdaya sang kekasih. Begitu Ferguso!

Soegi Bornean, kelompok musik indi dari Kota Semarang mempopulerkan lagu Asmalibrasi pada 2019, dan rupanya baru nge hits atau booming pada 2022 ini. Mulanya di Tik Tok, kemudian di berbagai laman medsos. Di channel Youtube, view-nya hingga Nopember 2022 ini mencapai 32 juta kali. Juga di Spotify lagu ini menjadi salah satu yang paling banyak didengar.

Tata musik lagu ini kental atau dominan dengan suara instrumen gitar akustik yang dipetik dengan jurus apoyando dan tirando, juga dengan setengah sentuhan jari, sehingga terdengar bunyi tek-tek, bukan ting ting. Sang musisi sunggih menguasai tehnik bermain gitar yang tinggi, Musikalitas mereka (hanya berdua) sungguh mantap. Mereka memadukan petikan suara melodi dan permainan accord yang jitu. Tempo lagu ini pun cepat, bahkan serasa musik rap di bagian tertentu.

Refrein lagu ini teramat apik dengan lirik yang indah. Diulang-ulang sehingga pendengar pun langsung bisa. “Jadikan hanya aku satu-satunya, sang garwo pambage sang pelipur lara, nyanyikan ku kidung setia“, “asmara telah terkalibrasi, frekuensi yang sama. Saatnya ‘tuk mengikat janji merangkum indahnya laras rasa nihil ragu, biar biarlah merayu di ruang biru, bias kita jadi taksu, gairah kalbu mendayu, sabda diramu. Jadikan hanya aku satu-satunya, sang garwo pambage sang pelipur lara, nyanyikan lagu setia”

Rasa pun bisa dibawa ke ranah yang lain. Para penggiat politik, sosial, ekonomi, kemasyarakaan tak luput dari olah rasa merasa dalam melakoni aktivitasnya. Lebih mantap lagi, mereka juga memadukan dan menyeimbangkan antara rasa dengan cipta dan karsa. Tiga unsur ini rasa, cipta, dan karsa menjadi dasar bergiat.

Saatnya para penggiat politik, sosial, kemasyarakatan, ekonomi dan bidang-bidang lain mau jujur, mengendapkan segala pengalaman berkiprah selama ini. Dan bertanya: sudah terkalibrasikah beberapa hal berikut ini: saya siapa? Mau berbuat apa? Untuk siapa?

Selamat meng-upadate diri dengan meng-kalibrasi diri. Jika rasa terkalibrasi semoga berbuah inspirasi yang tiada terperi! (Alfa Dita)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *