Regenerasi Batik di Sokaraja, Macet

beritabernas.com – Zaman terus berjalan. Batik Sokaraja sebagai warisan budaya kini mulai meredup. Hal ini tidak lepas dari regenerasi perajin batik dan tenaga terampil di bidang batik yang tidak berjalan alias macet.

Nurul Atika, seorang model dan pelanggan setia batik R Sokaraja

“Saat ini, saya  erasa prihatin bahwa regenerasi membatik di kalangan generasi muda, nyaris hilang. Ongkos membatik yang tidak sebanding menjadi penyebab utama, generasi muda kurang berminat melestarikan batik,” ujar Heru Santosa, pemilik Batik R Sokaraja ketika ditemui di rumah produksi Batik R di Sokaraja, Banyumas, Kamis (27/10/2022).

Baca juga:

Sebagai gambaran, jika sedang ada pesanan, seorang pekerja membatik bisa mendapat upah Rp 80 ribu sampai Rp 100 ribu per hari. Namun jika tidak ada orderan alias sepi, maka terpaksa menganggur alias tidak ada penghasilan.  

 “Hal ini perlu dipikirkan bersama, bagaimana mengatasi  hal ini, agar generasi muda tetap mau mewarisi seni batik,” sarannya.

Dr Adhi Iman Sulaiman (kanan) dan Heru Santoso. Foto: Prasetyo

Heru Santosa yang pernah sebagai guru membatik selama 14 tahun di SMA Negeri 1 Sokaraja, Banyumas, sejak Juli 2022 kini tidak lagi mengajar batik di sekolah itu. Padahal, SMAN 1 Sokaraja yang selama ini dikenal sebagai sekolah pelestari batik Banyumasan, memiliki peralatan lengkap untuk proses membatik. 

“Eman-eman, peralatan yang lengkap itu kini tidak dimaksimalkan, karena tidak adanya SDM yang mumpuni di bidang batik,” ujar Heru Santosa.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, ujar Heru, semestinya memperhatikan keberlanjutan pembelajaran membatik di SMAN 1 Sokaraja, dengan memberikan anggaran cukup bagi tenaga ahli dan praktisi batik.

Koleksi batik R Sokaraja yang siap dipasarkan. Foto: Prasetyo

“Kalau tidak ada niat baik dari pemerintah, usaha batik tinggal menunggu waktu, karena renegerasi akan hilang,” ujarnya.

Agar para perajin batik Sokaraja maupun di Banyumas dan sekitarnya bangkit, Heru berharap ada gebrakan dari Pemkab Banyumas. “Karena Pemkab punya peran yang sangat besar terkait perkembangan dan pelestarian  batik Banyumas,” ujar Heru Santosa. (prasetyo)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *