beritabernas.com – Rektor UST (Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta Ki Prof Drs H Pardimin MPd PhD mengatakan, KI Hadjar Dewantara mendirikan Perguruan Nasional Tamansiswa untuk mendidik anak bangsa berjuang melawan penjajah melalui jalur pendidikan dan kebudayaan.
Melalui Perguruan Tamansiswa, Ki Hadjar Dewanta mendidik anak-anak bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual tapi juga punya rasa dan karsa. Karena itu, Rektor UST Prof Pardimin meminta pemerintah untuk membantu Tamansiswa, seperti halnya pemerintah membantu Muhammadiyah dan NU.
Baca juga:
- Lingkar Budaya Tamansiswa Merawat Sejarah Membangun Indonesia Lewat Pameran Lukisan
- Satu Abad Tamansiswa, Rektor UST: Pemerintah Tidak Adil
“Pemerintah harus adil dan proporsional karena Tamansiswa juga untuk Indonesia,” kata Rektor UST Ki Prof Drs Pardimin MPd PhD dalam sambutan pada acara pembukaan pameran lukisan di Hall Auditorium Gedung Pusat UST, Minggu 23 Oktober 2022 malam.
Menurut Prof Pardimin, hingga satu abad usia Perguruan Tamansiswa nyaris tanpa ada perhatian dari pemerintah. Padahal Ki Hadjar Dewantara selaku pendiri Perguruan Tamansiswa dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Selain itu, konsep kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara yakni Tut Wuri Handayani, Ing Madya Mangun Karsa dan Ing Ngarsa Sung Tulada digunakan dalam logo Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek tanpa royalti untuk keluarga atau Tamansiswsa.
Semua itu diberikan oleh Tamansiswa untuk Indonesia. Namun, dibandingkan dengan Muhammadiyah dan NU, perhatian pemerintah terhadap Perguruan Tamansiswa sangat minim bahkan tidak ada hingga kini.
Bila minimnya perhatian pemerintah terhadap Perguruan Tamansiswa karena sikap konfrontatif orang Tamansiswa terhadap pemerintah, menurut Prof Pardimin, itu sikap pribadi dan bukan sikap Tamansiswa secara kelembagaan. Tamansiswa hanya bersikap konfrontatif terhadap penjajah Belanda dulu, namun dengan pemerintah Indonesia bersikap kooperatif, korektif dan koordinatif.
“Kalau ada orang-orang individu yang berlawanan dengan pemerintah itu adalah personal atau individu. Karena Tamansiswa tidak seperti itu (konfrontatif). Tamansiswa tetap mendukung pemerintah namun tentu saja kalau ada yang dikoreksi ya dikoreksi. Tamansiswa bersikap kooperatif dan koordinatif dengan pemerintah, namun tetap mengoreksi pemerintah kalau ada yang harus dikoreksi,” kata Prof Pardimin.
Menurut Prof Pardimin, siapa pun boleh memberikan masukan kepada pemerinta, termasuk Tamansiswa, karena ini demi Indonesia bukan hanya demi Tamansiswa. Tamaniswa tidak hanya memikirkan untuk Tamansiswa tapi juga untuk Indonesia.
“Ini harus digarisbawahi. Jadi Tamansiswa didirikan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara demi atau untuk Indonesia, untuk kemajuan Indonesia,” kata Prof Pardimin.
Rukun dan saling membantu
Pada bagian lain Rektor UST Prof Pardimin meminta keluarga besar Tamansiswa harus rukun, bersatu, kompak, penuh semangat, tidak boleh loyo. Selain itu, keluarga Tamansiswa harus saling membantu. Cabang yang mampu membantu yang kurang/tidak mampu, cabang yang kuat membantu yang lemah. Dengan begitu, Tamansiswa akan tetap eksis.
Menurut Prof Pardimin, untuk memajukan Tamansiswa dimulai dari mimpi atau cita-cita didukung semangat yang kuat. Ia memberi contoh ketika ia membawa UST hingga seperti sekarang. Pada awal menjadi Rektor UST tahun 2011, ia membangun UST dari kondisi yang sangat minim. Namun, berkat adanya mimpi dan cita-cita yang didukung semangat yang kuat, UST bisa berkembang pesat seperti sekarang.
“Siapa yang pernah membayangkan bahwa UST bisa punya auditorium megah seperti ini, punya laboratorium terpadu, punya mahasiswa yang banyak? Itu semua berawal dari mimpi yang menjadi kenyataan karena adanya semangat yang kuat untuk membangun dan memajukan UST,” kata Ki Prof Pardimin PhD.
Menurut Prof Pardimin, berawal dari mimpi dan cita-cita yang didukung semangat yang membara, kini UST memiliki gedung pusat dengan auditorium yang megah, laboratorium terpadu 3 lantai, gedung kampus Fakultas Teknik UST 3 lantai, gedung kampus Fakultas Pertanian UST juga 3 lantai, masjid yang megah dan sebagainya. (lip)
There is no ads to display, Please add some