Sejak 2019 Indonesia Swasembada Beras, Presiden: Pemulihan Ekonomi Relatif Masih Kuat

beritabernas.com – Pemulihan ekonomi Indonesia relatif masih kuat. Hal ini bisa dilihat dari sejumlah indikator. Di antaranya realisasi pendapatan negara yang didorong oleh tumbuhnya pendapatan pajak, angka optimisme konsumen hingga indeks manufaktur menunjukkan angka yang menggembirakan.

Menurut Presiden Joko Widodo, sejumlah indikator yang mendukung optimisme ekonomi Indonesia yang relatif masih kua. Pertama, iInflasi Indonesia masih cukup terkendali di angka 4,6 persen. Angka ini masih lebih baik dari banyak negara lain.

Kondisi ini, menurut Presiden Jokowi yang dikutip beritabernas.com dari akun twitter resmi Presiden, antara lain karena keharmonisan hubungan antara otoritas pemegang fiskal (Menteri Keuangan) dengan bank sentral (Bank Indonesia) yang berjalan beriringan, rukun, dan sinkron.

Kedua, kata Presiden Jokowi, ketahanan pangan dan energi. Untuk ketahanan energi, sebagai contoh, penggunaan biosolar B30 yang diharapkan menjadi B40. Sementara Indonesia masih memiliki ketahanan pangan yang baik, salah satunya dibuktikan dengan swasembada beras sejak 2019.

Menurut Presiden Jokowi, di tengah situasi sulit perekonomian global yang disebabkan oleh berbagai krisis, pemerintah terus membenahi berbagai hal fundamental. Di antaranya, tiga hal fundamental yaitu pembangunan infrastruktur, hilirisasi industri, ketahanan energi dan pangan.

“Empat tahun lalu ekspor nikel mentah kita 1,1 miliar dolar AS. Begitu ekspor mentah nikel dihentikan, tahun 2021, nilainya jadi 20,9 miliar dolar AS. Meloncat dari kira-kira Rp 15 triliun ke Rp 360 triliun. Setelah nikel, kita akan hentikan juga ekspor mentah timah, tembaga dan seterusnya,” kata Presiden Jokowi. (lip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *