SMP Eksperimental Mangunan Merayakan Kegembiraan pada Puncak Festival Literasi

beritabernas.com – Meskipun sudah dilaksanakan secara rutin, namun kegiatan Puncak Festival Literasi yang diadakan oleh keluarga besar SMP Eksperimental Mangunan selalu ada hal yang baru yang ditampilkan.

Kegiatan Puncak Festival Literasi yang digelar setiap akhir semester ini menjadi sebuah perayaan kegembiraan mengakhiri proses pembelajaran proyek yang sudah dilaksanakan oleh seluruh siswa dan guru SMP Eksperimental Mangunan.

Menurut August W Aji, Wakasek bidang Humas SMP Eksperimental Mangunan, dalam rilis yang dikirim kepada beritabernas.com, Selasa 21 November 2023, kegiatan Puncak Festival Literasi setiap akhir semester sudah menjadi acara rutin dan wajib bagi seluruh keluarga besar SMP Eksperimental
Mangunan.

Merujuk pada onsep belajar yang digagas oleh Rm. YB Mangunwijaya sebagai pendiri Sekolah
Eksperimental Mangunan, proses belajar bagi anak-anak haruslah menggembirakan. Setiap
anak harus dapat menikmati proses belajar dalam suasana penuh kegembiraan. Anak harus kerasan di sekolah berdinamika dengan teman-temannya, sehingga mampu menemukan potensi yang dimiliki dan mengembangkannya secara optimal.

Keluarga besar SMP Eksperimental Mangunan mengikuti kirab mengelilingi kampung Cupuwatu II. Foto: Dok SMP Eksperimental Mangunan

Puncak Festival Literasi 2023 yang mengusung tema Berlajar Hidup Bersama itu Membahagiakan anak-anak diajak untuk merasakan kegembiraan dan kebahagiaan saat belajar hidup bersama dengan orang-orang di sekitarnya. Belajar bersama teman, guru, orangtua, bahkan juga masyarakat sekitar.

Dari tema tersebut kemudian lebih dioperasionalkan lagi menjadi dua sub tema yaitu Gen-Z Belajar Hidup dan What a Wonderfull World. Dengan dua sub tema inilah anak-anak, guru, dan juga orangtua berproses bersama untuk mendukung perkembangan anak agar dapat berkembang optimal seluruh potensi yang dimiliki.

Dalam konsep pembelajaran berbasis proyek, anak-anak didampingi untuk menemukan kegelisahan dan keprihatinannya atas kondisi di lingkungan sekitar yang membutuhkan tindakan atau langkah konkrit untuk mengatasinya. Tindakan yang diharapkan tidak harus sesuatu yang besar, tetapi yang sungguh-sungguh bisa diaplikasikan di lingkungan sekitar.

BACA JUGA:

Pada kegiatan Puncak Festival Literasi inilah saatnya seluruh siswa mempertanggungjawabkan proyek yang sudah dilakukannya. Anak-anak diberikan ruang untuk melakukan display hasil karya proyeknya atau bisa juga dalam bentuk performance ataupemutaran film.

Pada kesempatan itulah anak-anak akan mempresentasikan proyeknya kepada khalayak baik internal sekolah maupun eksternal (anak dari unit TK dan SD, orangtua, dan masyarakat sekitar sekolah).
Presentasi proyek ini dilaksanakan pada hari Selasa 21 November 2023 sampai dengan Kamis 23
November 2023 yang diselingi dengan pentas kreasi dari Sanggar Minat Bakat.

Kemudian pada hari Jumat 24 November 2023 anak-anak akan menampilakan hasil belajar mereka di kelas Sanggar Ekspresi meliputi Kelas Menari, Kelas Teater, Kelas Ansamble, Kelas Paduan Suara,
Kelas Fotografi, Kelas Beladiri, Kelas Sejarah, Kelas Menggambar, Kelas Karawitan dan Kelas Creative Writing. Masing-masing kelas akan menampilkan hasil belajarnya selama satu semester.

Selain mempresentasikan secara klasikan peminatan, ada juga pentas kolabira sidari 2 atau lebih kelas ekspresi. Pelaksanaan PFL 2023 ini didahului dengan kirab bersama seluruh keluarga besar SMP
Eksperimental Mangunan mengelilingi kampung Cupuwatu II sambil menyapa warga dan
mengucapkan terimakasih sudah boleh belajar bersama melaksanakan proyeknya bersama
dengan masyarakat.

Keluarga besar SMP Eksperimental Mangunan mengikuti kirab mengelilingi kampung Cupuwatu II. Foto: Dok SMP Eksperimental Mangunan

Secara garis besar proses belajar anak-anak di SMP Eksperimental Mangunan adalah untuk Nguripi Urip atau menghidupi hidupnya agar semakin migunani untuk sesama. Proses inilah yang dijalani oleh seluruh siswa dan guru di sekolah ini. Dengan menghayati keyakinan bahwa semua orang adalah guru dan semua orang adalah murid, anak tidak lagi diposisikan sebagai obyek pembelajaran namun justru subyek yang memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Posisi sekolah ini sengaja memilih lokasi di tengah masyarakat, bahkan tanpa tembok dan pagar penyekat karena menghidupi prinsip yang diyakini oleh Rm Mangunwijaya, sekolah adalah masyarakat dan
masyarakat adalah sekolah sehingga memungkinkan anak-anak belajar di mana saja dan kapan saja di tengah-tengah masyarakat.

Dengan merayakan Puncak Festival Literasi ini, anak-anak, guru, orangtua, dan semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran diharapkan mampu mensyukuri sekaligus merefleksi proses yang sudah terlaksana, di sisi lain juga bersiap untuk melaksanakan proses dalam pembelajaran berbasis proyek di semester berikutnya. Merdeka belajar dan belajar dalam kemerdekaan. (*/lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *