beritabernas.com – Universitas Islam Indonesia (UII) mendesak pemerintah untuk menghentikan praktik pengabaian atas jeritan rakyat kecil yang kian terhimpit beban ekonomi, mengambil tanggung jawab penuh atas hilangnya nyawa Affan Kurniawan yang meninggal akibat tertabrak kendaraan aparat dan menjamin tidak ada impunitas bagi aparat yang terlibat.
Selain itu, UII mendesak pemerintah harus menata ulang kebijakan ekonomi dan sosial agar lebih berpihak pada rakyat, bukan hanya pada elite dan kepentingan jangka pendek. UII mengajak publik luas untuk menyadari bahwa demonstrasi dan ledakan anarkisme yang dalam beberapa hari terakhir menyeruak bukan muncul dari ruang kosong, melainkan dari akumulasi pengabaian negara terhadap suara-suara kritis dan kondisi riil di lapangan; tidak melupakan bahwa kehilangan satu nyawa rakyat adalah kehilangan bagi seluruh bangsa; dan menjadikan tragedi ini sebagai momentum untuk memperkuat solidaritas kemanusiaan, agar tidak ada lagi Affan-Affan lain yang tumbang di jalanan.
Demikian pernyataan sikap UII yang ditandatangani Prof Fathul Wahid ST MSc PhD, Rektor UII, atas nama Keluarga Besar Universitas Islam Indonesia (UII), tertanggal 31 Agustus 2025.
Dalam pernyataan sikap itu, UII juga menuntut DPR RI untuk segera menghentikan sikap tidak sensitif terhadap kesulitan hidup rakyat, dengan mendengarkan aspirasi masyarakat yang selama ini diabaikan; melaksanakan fungsi pengawasan dengan sungguh-sungguh, termasuk dalam kasus kebrutalan aparat terhadap mahasiswa dan demonstran; dan menempatkan kepentingan rakyat di atas segala kepentingan politik praktis.
Selain itu, UII meminta aparat keamanan untuk menghentikan segala bentuk kebrutalan dan penggunaan kekuatan berlebihan dalam menghadapi demonstrasi rakyat dan mahasiswa; menjalankan tugas sesuai prinsip profesionalitas, proporsionalitas dan penghormatan terhadap hak asasi manusia; dan menyadari bahwa mahasiswa, buruh, dan masyarakat sipil adalah anak kandung bangsa yang aspirasinya harus dijaga, bukan dimatikan.
Baca juga:
- 73 Ormas Minta Masyarakat Tak Terprovokasi Isu-isu yang Tidak Bisa Dipertanggungjawabkan
- PP ISKA Meminta Pejabat Negara Perlu Membangun Komunikasi dan Dialog yang Penuh Empati
- PP PMKRI Desak Presiden Prabowo Segera Mencopot Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri
UII juga menyeru masyarakat sipil untuk terus menjaga ruang demokrasi dengan tetap menyuarakan kebenaran dan menolak pengabaian negara; mengawal bersama agar kasus Affan Kurniawan tidak redup ditelan waktu, melainkan menjadi pelajaran berharga untuk perubahan; dan mengedepankan aksi damai, terorganisir, dan bermartabat dalam memperjuangkan keadilan.
Selain itu, UII mengecam pihak-pihak yang melakukan anarkisme, termasuk tindakan kekerasan dan penjarahan, karena justru merugikan rakyat sendiri, merusak ruang demokrasi, dan mencederai perjuangan aspirasi masyarakat; perjuangan menuntut keadilan harus ditempuh dengan cara-cara damai, bermartabat, dan berlandaskan nilai kemanusiaan.
UII mengingatkan seluruh elemen masyarakat untuk mewaspadai potensi penunggang politik yang tidak bertanggung jawab, yang dapat memperkeruh keadaan dan menjauhkan dari substansi perjuangan rakyat; dan menyerukan agar semua pihak waspada serta tidak memberi ruang bagi agenda politik sempit yang memanfaatkan penderitaan rakyat.
Kita adalah Affan Kurniawan
Menurut Rektor UII, Affan Kurniawan adalah simbol rakyat yang terpinggirkan dan suara publik yang dibungkam. Kepergian Affan Kurniawan, seorang anak bangsa yang menjadi tulang punggung keluarga yang kehilangan nyawa akibat tindakan aparat keamanan, mencerminkan potret getir rakyat kecil di tengah situasi ekonomi yang kian menghimpit dan represivitas negara dalam merespons suara kritis warganya.
“Kita semua berpotensi menjadi Affan Kurniawan. Di kota lain, beberapa nyawa juga sudah melayang. Karenanya, tragedi ini bukan hanya tentang Affan. Ia adalah tentang kita semua, tentang rakyat yang suaranya diabaikan, tentang kebijakan negara yang semakin menghimpit rakyat, tentang suara kritis yang dibungkam. Di sisi lain, elite bergelimang kuasa untuk diri sendiri dan kroninya, menjarah kekayaan negara, dengan mengabaikan kepentingan jangka panjang bangsa,” tulis Rektor UII dalam pernyataan itu. (*/lip)
There is no ads to display, Please add some