beritabernas.com – Acara parade baca puisi yang biasa disebut UII Nyastra sudah berjalan untuk keenam kalinya, Kamis 11 Desember 2025. Dalam acara yang diikuti mahasiswa dan dosen dari berbagai fakultas ini mengangkat tema Yang Muda Yang Bergerak dengan 61 puisi yang dibacakan.
Baca juga:
- Lewat UIISorenyastra #4*, UII Bertanya: Sudahkah Kita Merdeka?
- Melukis dan Membaca Puisi, Cara UII Menggugah Empati untuk Palestina
- Sivitas Akademika UII Suarakan Kegelisahan Bangsa Lewat Parade Puisi dan Orasi Kebangsaan
Rektor UII Prof Fathul Wahid ST MSc PhD menyebut tiga alasan tema ini diangkat. Pertama, karena yang muda punya energi; kedua, karena yang muda punya mimpi; dan ketiga yang muda punya kegelisahan. Ketika mimpi yang dibayangkan tidak terjadi, maka ia mulai gelisah, mencoba mencari jawaban, mencoba bertanya ke sana ke sini, mencoba membaca dan diskusi untuk menjawab kegelisahan.
Karena mimpi yang dia bayangkan belum juga datang dan energi yang ada itulah yang membuat dia terus bergerak.

“Pembacaan puisi merupakan salah satu cara bagaimana menganalkan energi itu. Karena saya yakin, kawan-kawan sudah mulai gelisah terkait dengan kenyataan, keadaan di sekeliling kita. Yang ada di luar sana memberikan inspirasi untuk itu dan mudah-mudahan kita bisa merangkum ini bersama, mencoba menjawab kegelisahan dan menganalkan energi pada kanal yang positif,” kata Rektor UII Fathul Wahid.
Seperti pada kegiatan UIINyastra sebelumnya, pada UIINyastra yang keenam ini para peserta secara bergantian membaca puisi hasil karya masing-masing. Kali ini sebanyak 61 karya puisi yang dibacakan di Ruang Teatrikal Lantai 2 Gedung Prof Dr SardjitoKampus Terpadu UII itu.

UIINyastra kali ini menghadirkan dua ruang ekspresi, yakni pembacaan puisi dan pameran foto/poster dengan subtema Mengawal Demokrasi: Dari Karya hingga Karsa. Selain sebagai ruang ekspresi seni, UIINyastra yang sebelumnya bernama UIISoreNyastra juga sebagai ajang kritik sosial karena tidak sedikit puisi yang dibacakan berisi kritik sosial.
Acara pembacaan puisi UIINyastra kali ini dilakukan di dalam ruangan untuk menghindari atau mengantisipasi bila hujan turun. Meski demikian, kemeriahan dan sambutan hangat dari para mahasiswa dan dosen maupun karyawan tidak berkurang sebagaimana acara serupa dilakukan di ruang terbuka seperti sebelumnya. (phj)
There is no ads to display, Please add some