beritabernas.com – Meski sempat diselimuti mendung dan sesekali hujan rintik-rintik, namun tak mengurangi niat dan semangat umat Katolik Paroki Santo Petrus dan Paulus Babadan, Kalurahan Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Minggu 12 April 2025 pagi.
Dengan penuh khidmat, ratusan umat Katolik Gereja Paroki St Petrus dan Paulus Babadang mengikuti prosesi perarakan mulai pukul 07.00 WIB dari lapangan Dolo, Kalurahan Wedomartani menuju Gereja Babadan yang berjarak lebih kurang 300 meter. Selama perarakan seluruh umat yang hadir membawa daun palma dan melambai-lambaikan sebagai simbol kegembiraan dan suka cita mengenang Yesus yang masuk ke kota Yerusalem kala itu.

Dengan diiring lagu Yerusalem, Lihatlah Rajamu dengan iringan musik angklung yang dibawakan anak-anak SD Kanisius Babadan, Wedomartani, perarakan dipimpin Romo Andreas Sulardi Pr di sepanjang jalan dari Lapangan Dolo, Wedomartani hingga Gereja Katolik Babadan itu berlangsung tertib, aman dan lancar.
Dalam homili singkatnya, Romo Andreas menyampaikan bahwa saat itu Yesus memasuki kota Yerusalem disambut sebagai raja dengan menaiki keledai dan masyarakat menyambutnya dengan penuh suka cita dengan daun Palma di tangan.
BACA JUGA:
- Umat Katolik Perlu Bertumbuh dalam Kebenaran, Kompetensi dan Kepedulian
- Selama Masa Prapaskah 2025, Umat Katolik KAS Melaksanakan Gerakan APP
- SD Kanisius Babadan Melahirkan Banyak Pemimpin Berkarakter dan Berdedikasi Tinggi, Termasuk Uskup Keuskupan Agung Semarang
- Wakil Bupati Sleman Apresiasi Kegiatan Gereja Katolik Babadan yang Memberdayakan UKM
“Seorang raja yang keliling kota dengan menaiki keledai itu menandakan suasana kota dalam keadaan damai. Jika dalam suasana perang, sang raja tidak naik keledai tetapi naik kuda,” kata Romo Andreas.
Romo Sulardi menyampaikan pesan pokok dalam perayaan Minggu Palma yakni pentingnya umat Katolik merawat konsistensi iman. Dalam peristiwa kedatangan Yesus ke kota Yerusalem terlihat jelas tidak konsistennya penduduk kota waktu itu. “Di satu waktu yang tadinya mengelu-elukan dan menyambut Yesus sebagai raja, dalam sekejab menghunjat bahkan ingin menghukum dengan menyalibkan Yesus,” terangnya.

Maka, lanjut Romo Andreas, penting bagi kita umat Katolik untuk terus merawat konsistensi iman. Sehingga tidak mudah goyah dalam menghadapi persoalan kehidupan.
Bagi umat Katolik di seluruh dunia, Perayaan Minggu Palma mengawali prosesi retret agung Pekan Suci untuk mengenang kisah sengsara Tuhan Yesus, wafat hingga kebangkitan yang akan dirayakan pada Kamis Putih, Jumat Agung dan Minggu Paskah.
Misa Minggu Palma pada Minggu pagi pukul 07.00 WIB di Gereja Babadan diiikuti lebih dari 1.000 umat. Hal ini terlihat dalam tempat-tempat duduk yang tersedia, baik di dalam gereja, sayap kiri dan kanan gereja maupun di basement dan aula atas gereja yang dipenuhi umat. Hampir tidak ada tempat duduk yang kosong. (ag irawan)