7 Pastor Diosesan KAS Rayakan 15 Tahun Imamat

beritabernas.com – Sebanyak 7 orang pastor/imam diosesan Keuskupan Agung Semarang (KAS) merayakan sukacita 15 tahun imamat atau menjadi imam dengan mengadakan misa syukur di Pastoran Paroki Brayut, Sleman, Selasa 27 Juni 2023 malam.

Ke-7 pastor/ imam projo yang merayakan 15 tahun melayani Tuhan dan umat itu adalah Romo B Hanjar Krisnawan yang saat ini bertugas di Paroki St Yohanes Paulus II Brayut, Romo FX Alip Suwito (Paroki Kristus Raja Baciro), Romo P Erwin Sasmita (Seminari Tinggi St Paulus Kentungan), Romo Widiyoko (Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran), Romo Nunung Wuryantoko (Paroki ST Ignatius Danan, Wonogiri), Romo Y Riyanto (Campus Ministry UAJY Babarsari) dan Romo M Tanto (Paroki Kristus Raja Ungaran).

Sebenarnya jumlah pastor/imam yang ditahbiskan bersama atau seangkatan mereka sebanyak 9 orang, namun salah seorang pastor yakni Romo Y Maryono tidak hadir karena sedang studi S-3 di Paris, Perancis, sedangkan seorang rekan mereka Romo FX Wijayanto sudah meninggal dunia.

Romo B Hanjar Krisnawan yang memimpin misa syukur yang dihadiri ratusan umat, sejumlah imam, dan suster mengungkapkan mereka bersembilan ditahbiskan tahun 2008, namun yang hadir pada misa syukur peringatan 15 tahun imamat hanya bertujuh. “Kami sepakat memilih moto Layanilah Tuhan,” tutur Pastor Paroki Brayut tersebut.

Pada kesempatan itu, para romo secara bergantian menyampaikan pengalaman sebagai imam dalam pelayanan kepada Tuhan dan berkesan untuk memperkuat dan meneguhkan panggilan mereka.

Tujuh pastor yang merayakan syukur atas 15 tahun imamat di Pastoran Paroki Brayut, Sleman, Selasa 27 Juni 2023. Foto: Istimewa

Romo Erwin Sasmita mengatakan, selaama 15 tahun sebagai imam artinya akan memasuki tiga fase dalam pelayanan. “Para romo senior mengatakan 15 tahan melewati 3 fase atau periode. Lima tahun pertama kami jadi romo vikaris atau romo pembantu/rekan. Kemudian, 5 sampai 15 tahun menjadi pastor kepala atau pastor paroki. Ini yang disebut masa junior yang penuh tantangan dan rantangan. Rantangan apa-apa sudah dicepaki, disuguhi,” kata Romo Erwin bercanda.

Selanjutnya, setelah merayakan 15 tahun imamat para pastor memasuki masa medior imamat dengan tanggungjawab lebih berat. “Kami akan masuk masa penuh pantangan, karena mulai ada kolesterol, asam urat, diabetes dan lainnya,” imbuh Romo Erwin yang disambut tertawa umat.

Menurut Romo Erwin, mereka sepakat untuk memilih moto Layanilah Tuhan. “Kutipan lengkapnya ada di Surat Rasul Paulus epada umat di Roma 12:11 yakni janganlah kerajinanmu kendur, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan! Bagi kami spirit atau pompa bahan bakar untuk melayani Tuhan adalah roh api yang menyala-nyala,” kata Romo Erwin. 

Tiga Spirit
Menurut Romo Erwin Sasmita yang bertugas di Seminari Tinggi Kentungan ini ada 3 spirit yang selalu menjaga nyala api semangat mereka. “Tidak ada api, energi akan mletre, mudah rapuh,” tegasnya.

Tiga spirit itu adalah bersukacitalah dalam pengharapan. Ajakan untuk selalu bersukacita juga selalu diserukan oleh Paus Fransiscus. “Saya pernah bertanya tips kepada romo sepuh bagaimana tekun dalam iman, dan ia menjawab setiap hari punya pengharapan. Begitu bangun ada pengharapan, Tuhan akan selalu mendampingi dalam setiap tugas perutusan,” tuturnya.

Spirit kedua, menurut Romo Erwin, adalah sabar dalam kesesakan. “Sabar, sareh, ora gampang nesu, ketika disakiti tidak mudah kendor semangatnya,” ujar Romo Erwin.

Kemudian, sirit ketiga adalah bertekunlah dalam doa. “Doa dilambungkan itu bukan saat butuh atau susah saja, tetapi mengandalkan Tuhan dalam setiap tahap kehidupan kita. Doa itu ciri kekudusan di masa kini dan saat doa terasa tidak kunjung terjawab. Doa tengah dunia serba instan, serba cepat, berdoa tidaklah mudah. Tetap yakinlah berdoa, Roh Tuhan ada padaku,” kata Romo Erwin.

Salah satu dari 7 pastor yang merayakan syukur 15 tahun imamat membagikan hosti dalam misa syukur di Pastoran Paroki Brayut, Sleman, Selasa 27 Juni 2023. Foto: Istimewa

Sementara Romo Alip Suwito mengatakan, dari seluruh perjalanan hidup dari 2008-2023 ini, yang paling utama dan pertama adalah syukur. Rasa syukur sebab hidup bersama keluarga di Jogotirto, Sleman.
“Keluarga ini membuat saya selalu bersyukur. Pembimbing saya Romo Rubiyatmoko, kini Uskup Agung Semarang. Beliau bilang jangan tercerabut dari akar. Keluarga yang meneguhkan, menguatkan, membangun kekuatan satu sama lain,” paparnya.

Menurut Pastor Paroki Baciro ini, keluarga sebagai pondasi dasar. “Saya bersyukur mendapat tugas di Baciro, dekat keluarga. Selain keluarga adalah pribadi-pribadi, terutama umat dimana saya berkarya. Mereka menjadi bagian yang mendukung dan menguatkan dimana Gereja ditumbuhkembangkan,” tegasnya.

Sedangkan Romo Riyanto, konselor di kampus Universitas Atma Jaya Yogyakarta mengatakan dari banyak pengalaman berpindah tugas perutusan, ia menyakini imamat secara pribadi, tetapi juga dari banyak yang mendukung. “Tugas perutusan dimanapun itu menjadi pengalaman itu sangat luar biasa,” tuturnya.

Hal senada disampaikan Romo Nunung Wuryantoko yang mengungkapkan pengalama perutusan imamat itu menyenangkan, menggembirakan. “Saya paling suka dengan kunjungan umat, mereka sungguh mengimani hidup sebagai pengikut Kristus. Dari pengalaman kunjungan itu tampak tugas romo adalah mengubah tantangan menjadi kesukacitaan. Itu meneguhkan,” ujarnya.

Romo M Tanto menambahkan korelasi antar imam dan antar imam dan umat itu sangat erat. “Ketika berkarya bersama rekan imam, itu bisa menjadi tantangan maupun rahmat. Di sisi lain umat itu menginginkan banyak hal dari kami. Harapan umat terkadang berbeda ekspetasi. Maka, saat mendoakan kami, sisipkanlah doa agar kami para imam selalu rukun,” pintanya.

Suasana syukur 15 tahun imamat dari 7 romo di Pastoran Paroki Brayut, Sleman, Selasa 27 Juni 2023. Foto: Istimewa

Romo Tanto juga berharap keluarga-keluarga mendorong anaknya untuk menjadi imam. “Panggilan harus ditumbuhkan di keluarga-keluarga. Gereja harus terus berlangsung untuk berkat kepada umat,” tegasnya.

Sementara Romo Widyoko juga menyatakan syukur bahwa bersama rekan-rekan imam, mereka selalu didoakan. “Kekuatan kami adalah dikasihi dan didoakan lewat para romo dan kuat juga orangtua yang sudah meninggal dan doa dari umat. Dalam berat jadi berkat,” ungkapnya.

Dalam kotbah penutup, Romo Hanjar Krisnawan mengungkapkan menjadi imam adalah anugerah. “Anugerah itu harus diminta dan dirawat. Banyak pribadi, keluarga, para sahabat dan umat yang merawat iman saya sehingga tetap teguh dalam tugas perutusan,” ujar Romo Hanjar seraya menambahkan bahwa kegembiraan dan sukacita itu yang menguatkannya bersama rekan-rekan imam yang merayakan syukur atas 15 Tahun Imamat ini.

Seusai Ekaristi Syukur para imam dan umat menikmati jamuan makan malam serta beramah tamah di Pastoran Paroki Brayut yang asri dan indah itu. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *