Demi IKN Nusantara, 40 Anak Kaltara Siap jadi Pemimpin Masa Depan

beritabernas.com – Sebanyak 40 siswa SMA dan mahasiswa berbagai perguruan tinggi dari Kalimantan Utara (Kaltara) bertekad menjaga perbatasan dengan negara tetangga dan siap menjadi pemimpin masa depan demi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Selain itu, mereka juga berjanji akan membangun daerah kelak setelah menyelesaikan pendidikannya. Generasi muda asal Kaltara ini juga berkomitmen menggunakan momentum pembangunan IKN dan tahun 2045 saat Indonesia menginjak tahun emas kemerdekaan, sebagai masa persiapan diri menjadi pemimpin masa depan di berbagai bidang. 

Hal itu diungkapkan anak-anak dalam sesi tanya jawab dengan narasumber dari Lemhannas RI AM Putut Prabantoro dalam kapasitas sebagai Taprof Bidang Ideologi di Wisma Salam, Sleman, DIY, Rabu 28 Juni 2023. Sebelumnya, Prima Krist Astuti Theresia dan Donatus Henny Wijaya dari SMA Taruna Nusantara Magelang, memberi pembekalan tentang kepemimpinan dengan tema Dipimpin untuk Menjadi Pemimpin.

Kegiatan ini diadakan oleh Yayasan Peduli Kaltara selam 4 hari sebagai program penanaman karakter kebangsaan dengan tema Berjuang Bersama menjadi Pribadi yang Berkarakter dan Berprestasi di Wisma Salam. Kegiatan ini diikuti anak-anak dari pelosok daerah Kaltara dan Kaltim yang menempuh studi di Solo, Malang, Madiun dan Yogyakarta berkat beasiswa dari Yayasan Peduli Kaltara dan sebagian didukung oleh Khouw Kolbe.

AM Putut Prabantoro (kiri) saat menyampaikan materi pembinaan dan pembekalan bagi 40 anak Kaltara dan Kaltim di Wisma Salam. Foto: Istimewa

Dengan mengangkat topik IKN dan Pembangunan Kualitas Masyarakat Kaltara, Putut Prabantoro mengatakan bahwa keberadaan IKN di Penajam Paser Utara, Kaltim akan memberi multi manfaat, tidak hanya bagi masyarakat sekitar IKN tetapi juga bagi mereka yang berada di luar wilayah seperti Kalimantan Utara (Kaltara) atau Kaltim Bagian Utara. 

“Masih ada waktu 22 tahun untuk mempersiapkan diri menuju tahun emas kemerdekaan Indonesia pada 2045. Waktu 22 tahun itu merupakan jarak waktu dari Kaltara ke IKN sebelum kalian menjadi pemimpin bangsa. Kalian adalah kader pada saat ini. Pada tahun 2045, kalian akan berusia 40-45 tahun, yang merupakan usia matang untuk menjadi pemimpin di posisi strategis,“ kata Putut Prabantoro.

Program penanaman karakter kebangsaan ini merupakan program tahunan Yayasan Peduli Kaltara untuk mencerdaskan anak-anak Kaltara dan Kaltim bagian Utara. Mereka yang studi di Pulau Jawa diharapkan bisa saling berjumpa, berkumpul dan ke depan dapat memperkokoh pijakan kemajuan pembangunan wilayahnya. Ikatan kuat harus dibangun sejak mereka berusia muda dan diharapkan akan menjadi pertalian kuat para calon pemimpin masa depan.

Menurut Putut Prabantoro, pada 2045, dunia tidak seperti sekarang dan tanda-tanda perubahan itu sudah terlihat jelas pada saat ini. Ledakan penduduk dunia yang hampir mencapai 10 miliar, persaingan ekonomi di antara negara-negara maju, perubahan iklim yang ekstrem merupakan tanda-tanda alam yang menentukan kriteria pemimpin masa depan.

40 anak Kaltara dan Kaltim mengikuti pembekalan yang diadakan oleh Yayasan Peduli Kaltara di Wisma Salam. Foto: Istimewa

Pada tahun 2045, Indonesia termasuk Kalimantan sangat membutuhkan pemimpin yang cerdas, berkarakter dan visioner. Ketiga kriteria kepemimpinan itu akan ditopang oleh kejujuran, disusul dengan disiplin, tanggung jawab dan percaya diri. Sementara kecerdasan harus dimulai dengan membangun kebiasaan budaya membaca, membaca sejarah, bersekolah dengan matang, menguasai IT & medsos, bahasa asing dan menulis. Sementara visioner ditentukan oleh kemampuan para pemimpin dalam membaca tanda-tanda aman dan alam.  

“Kecerdasan dan karakter merupakan modal untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945. Menjadi cerdas dan berkarakter akan mendorong pemimpin masa depan tidak mudah diadu domba oleh bangsa lain yang ingin menguasai Indonesia,“ urai Putut Prabantoro lebih lanjut.

Dikatakan, karakter, kecerdasan dan visioner akan memperkuat persatuan Indonesia, yang merupakan pilar kekuatan Pancasila yang merupakan dasar negara dan cara hidup bangsa Indonesia. Negara adidaya  ataupun ideologi lain akan dengan mudah menguasai Indonesia, jika sila ketiga Pancasila dihancurkan. Persatuan Indonesia diikat dengan slogan yang terdapat dalam Pancasila yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang menghormati berbagai perbedaan latar belakang, agama, suku, budaya, golongan dan bahasa lokal menjadi sebuah kekuatan bersama. 

Para peserta pembekalan menyimak materi yang disampaikan narasumber AM Putut Prabantoro (kanan). Foto: Istimewa

Menurut Putut Prabantoro, menghancurkan persatuan Indonesia dapat dilakukan dengan cara mudah yakni adu domba dan itu telah dilakukan para penjajah. Pada masa kini adu domba dilakukan dalam wujud penyebaran berita hoax melalui media sosial. Parahnya, Indonesia merupakan urutan ke-5 di seluruh dunia sebagai negara produsen hoax pada tahun 2020. Hoax atau adu domba hanya dapat dilawan jika masyarakat Indonesia cerdas dan berkarakter.  

“Oleh karena itu, Pancasila yang merupakan nilai-nilai luhur nenek moyang merupakan karakter yang dimiliki bangsa Indonesia. Gotong royong, yang merupakan inti dari Pancasila, merupakan karakter sejati bangsa Indonesia dan telah terbukti keampuhannya ketika Covid melanda dunia. Gotong Royong memainkan peranan strategis dalam menyelamatkan negara serta bangsa Indonesia dari kehancuran karena Covid. Ini berbeda dengan Amerika Serikat, negara kuat tetapi terpuruk karena Covid karena mereka tidak mengenal gotong royong,” tegas Taprof Lemhannas RI itu.  

Menurut Putut, pembangunan wilayah Kalimantan akan lebih cepat berkembang karena terdorong oleh IKN. Kehadiran IKN hanya memiliki efek domino, jika pemimpin dan masyarakat daerah penunjang menghendaki dan mempersiapkan diri. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *