beritabernas.com – Bhikku Cittanando Mahathera mengajak umat Buddha agar mendoakan arwah leluhur sesering mungkin, tidak hanya dua kali dalam setahun atau sekali seumur hidup.
Ajakan ini disampaikan Bhikku Cittanando Mahathera dalam ceramah di upacara Pattidana Cit Gwee, Sabtu 26 Agustus 2023. Upacara menghormati dan mendokan arwah leluhur di kalangan umat Buddha ini dilakukan di Kolumbarium Oasis Lestari Jl Gatot Subroto Km 7-8 Jatake, Jatiuwung, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Upacara Pattidana Cit Gwee ini diselenggarakan oleh Oasis Lestari bekerjasama dengan Magabudi Kota Tangerang.
Dalam ceramah itu Bhikkhu Cittanando Mahathera menjelaskan arti Pattidana, yakni berasal dari kata patti dan dana. Patti berarti melakukan sesuatu yang baik, dan dana berarti memberikan kepada orang lain. Pattidana berarti melakukan sesuatu yang baik kepada orang lain, yaitu mereka yang telah meninggal dunia. “Ada yang melakukan hal ini hanya sekali. Mereka menganggap sekali saja sudah selesai,” ujar Bhikku Cittanando.
Dalam tradisi agama Buddha dilakukan dua kali dalam setahun. Yakni Pattidana Cit Gwee pada bulan ketujuh dan Cengbeng pada sekitar bulan April. Menurut Bhkiku Cittanando hal itu belum cukup. Ia menyarankan agar umat Buddha melakukan perbuatan baik kepada leluhur ini sesering mungkin. “Bisa dilakukan di rumah!” sarannya.
Upacara puja Pattidana Cit Gwee di Oasis Lestari ini bertujuan melimpahkan jasa kebajikan dari keluarga-keluarga yang masih hidup kepada leluhur yang telah meninggal dunia. Dalam upacara ini dilakukan doa dan puja agar jiwa para leluhur yang dikenal maupun tidak dikenal dapat terlahir kembali di alam bahagia atau surga.
BACA JUGA:
- Oasis Lestari Sumbang 12 Tong Sampah untuk Kalurahan Jatake
- Siap Siaga dalam Keadaan Apapun, Oasis Lestari Gelar Pelatihan Pemadaman Kebakaran
Upacara Pattidana Cit Gwee yang berlangsung di Kolumbarium (tempat penitipan abu jenazah) Oasis Lestari, ini menghadirkan empat bante dan seorang bhiksuni. Mereka adalah Bante atau Bikkhu Cittanando Mahathera, Bhikkhu Gunasilo Thera, Bhikkhu Virasilo Thera, Bhikkhu Hitako, dan Attasilani Karunasarani.
Dimulai pukul 09.00 WIB, upacara Patidana Cit Gwee ini dibuka dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama oleh Direktur Utama PT Danita Oasis Lestari Ania Desliana, dilanjutkan sambutan oleh Rama Surya Miharja dari Majelis Buddha Terawada Magabudi Kota Tangerang.
Ania Desliana mengucapkan terima kasih kepada para bhikhu dan bhikhuni, para romo dan umat Buddhis di Kota Tangerang yang telah hadir melaksanakan Upacara Pattidana Cit Gwee ini. Ini adalah perayaan kedua di Oasis. “Bulan ini adalah bulan ketujuh menurut kalender Cina, kita semua bertemu untuk mengenang para leluhur yang telah mendahului kita. Ini merupakan tradisi yang sangat baik, sesuai dengan visi dan misi Oasis, maka kami memandang upacara Cit Gwee ini harus tetap dijaga, dilaksanakan dan dilestarikan,” ujar Ania Desliana.
Rama Miharja mengungkapkan, banyak keluarga berpartisipasi dalam penyelenggaraan Pattidana Cit Gwee kali ini. Rama Miharja mengingatkan betapa dahulu orangtua merawat anak-anaknya, dan melakukan banyak hal penting dalam hidup. “Begitu berjasanya orangtua, mari kita membalas budi baik orangtua. Kebajikan orangtua setiap saat dan sepanjang hidup. Maka kita lakukan kebajikan ini setiap. Ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi pelaku kebajikan ini,” tutur Rama Miharja.
Penyulutan lilin dan dupa, dilangsungkan di altar Buddha, oleh perwakilan manajemen Oasis Lestari dan Magabudi. Dilanjutkan Namakhara Pattha yang dipimpin oleh Bhikku Sangha. Rangkaian acara berikutnya adalah Pancasila Aradhana, pembacaan Tirroludha, pembacaan Paritha Aradhana, pembacaan Sutta dan Gatha oleh Bhikku Sangha.
Di Oasis Lestari upacara penghormatan dan doa untuk leluhur dilaksanakan dua kali dalam setahun. Yaitu Pattidana Cit Gwee dan Cengbeng. Umat Buddha di Kota Tangerang, Tangerang Selatan, dan sekitarnya bisa mengikuti upacara ini dengan hadir di Oasis Lestari maupun dari tempat masing-masing secara live streaming. (Anton Sumarjana)
There is no ads to display, Please add some