Sekber Keistimewaan DIY: Hentikan Kekerasan dan Kedepankan Persaudaraan

beritabernas.com – Sekber Keistimewaan DIY meminta semua pihak untuk mengedepankan persaudaraan dalam menyelesaikan masalah. Karena itu, hentikan segala bentuk kekerasan dengan selalu mengedepankan persaudaraan.

Menanggapi rangkaian gangguan kamtibmas di kawasan Seturan Caturtunggal, Depok, Sleman, DIY Ketua Sekber Keistimewaan DIY Widihasto Wasana Putra meminta pihak-pihak yang bertikai agar menghentikan segala bentuk kekerasan dengan alasan apapun.

Sebab, menurut Sekber Keistimewaan DIY ini, kekerasan bukanlah solusi. Kekerasan hanya akan memicu kekerasan baru yang beranak pinak. Kekerasan apalagi terjadi di ruang publik sangat merugikan kepentingan umum. 

Karena itu, Hasto-sapaan Widihasto Wasana Putra dalam rilis yang dikirim kepada beritabernas.com, meminta aparat perlu segera mengendalikan situasi keamanan dan ketertiban umum serta melakukan penegakan hukum tanpa pandang bulu. “Supremasi hukum adalah kunci terjaminnya rasa aman dan nyaman masyarakat,” katanya.

Ia juga meminta aparat untuk tidak semata-mata bertindak ketika telah pecah konflik, namun

Sekber Keistimewaan DIY juga meminta aparat keamanan agar dapat melakukan fungsi pencegahan dan antisipasi/deteksi dini konflik. Potensi konflik yang mucul salah satunya dapat dicermati dari merebaknya peredaran minuman keras (miras) beralkohol. Sebagian besar konflik yang diwarnai aksi kekerasan dipicu akibat konsumsi miras. Perlu ketegasan aparat untuk menegakkan segala aturan terkait atasnya.

Hasto juga menyerukan kepada semua pihak, khususnya segenap warga pendatang, agar saling hormat menghormati satu sama lain. Jaga persatuan dan persaudaraan serta toleransi sesama warga bangsa. Ingat selalu pepatah “Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung,” artinya dimanapun kita berada harus berperan aktif mengutamakan nilai-nilai kebersamaan. Jangan nodai perjuangan leluhur bangsa yang telah berkorban jiwa raga mewujudkan kemerdekaan dan menjaga Indonesia tetap ada. Upaya menjaga kohesi sosial ini merupakan tanggung jawab semua pihak.

“Yogyakarta adalah kota pendidikan dan pariwisata. Banyak pelajar mahasiswa dari seluruh daerah Indonesia yang tinggal dan wisatawan yang berkunjung di sini. Keberadaannya menggerakkan perekonomian. Gangguan kamtibmas yang kerap terjadi merupakan ancaman serius bagi perekonomian Yogyakarta dan mencederai spirit Yogyakarta sebagai city of tolerance,” kata Hasto. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *