Rektor UII Baca Puisi Berjudul “Sakkarepmu”

beritabernas.com – Rektor UII Prof Fathul Wahid ST MSc PhD ikut dalam aksi keperihatinan atas krisis konstitusi dan demokrasi di Indonesia pada Kamis 22 Agustus 2024 di Kampus UII Jalan Cik Di Tiro Yogyakarta.

Di hadapan ribuan mahasiswa dan masyarakat umum yang ikut dalam aksi damai menolak pembegalan konstitusi lewat revisi UU Pilkada oleh DPR RI itu, Rektor UII Fathul Wahid yang mengenakan baju dan celana hitam tidak berorasi tapi hanya membacakan puisi berjudul Sakkarepmu atau Terserah Kamu dari atas mobil bak terbuka.

Puisi berjudul Sakkkarepmu atau Teserah Kamu ini ditulis sendiri dan pertama kali dibacakan oleh Rektor UII Prof Fathul Wahid pada acara launching film dokumenter berjudul Alkostar: Insan Kesepian dan Keramain di Auditorium FH UII, Jumat 14 Juni 2024 lalu.

Rektor UII Prof Fathul Wahid baca puisi Sakkarepmu dalam aksi damai di Kampus UII Cik Di Tiro, Kamis 22 Agustus 2024. Foto: tangkapan layar video

Sebelum membaca puisi tersebut, Prof Fathul Wahid mengingatkan generasi muda agar jangan apatis. Pasang mata, pasang telinga, sensitif dengan perubahan yang ada, kemudian refleksikan, setelah itu putuskan gerakan apa yang harus dilakukan.

“Generasi muda harus mandiri, jangan mau ditunggangi tetapi itu bukan berarti alasan untuk apatis,” kata Rektor UII sebelum membaca puisi.

Menurut Prof Fathul Wahid, kita punya kerisauan yang sama, punya kepedulian yang sama untuk Indonesia yang lebih baik. Ia pun mengajak masyarakat untuk teruskan aksi damai untuk rakyat Indonesia.

BACA JUGA:

Berikut puisi yang ditulis dan dibacakan sendiri oleh Rektor UII Prof Fathul Wahid dalam aksi damaI di Kampus UII Cik Di Tiro berjudul: Sakkarepmu pada Kamis 22 Agustus 2024:

Terserah kamu

Di tanganmu, kekuasaan laksana pedang tajam

Menebas cita-cita, melukai hati yang tenang

Di singgasana emas, kau duduk merajai malam

Mengabaikan kejujuran yang perlahan menghilang

Angin membisikkan kisah nestapa manusia

Yang terhimpit beban oleh durjana keangkuhan

Jari-jarimu menggenggam penuh tipu daya

Namun hati kecil tahu, dosa itu tak termaafkan

Terserah kamu

Di balik tirai kemewahan, kezaliman bersembunyi

Menutup telinga, suara hati tak didengarkan

Keadilan seakan takut, tak berani menunjukkan diri

Oleh uang dan kekuasaan, hukum ditundukkan

Kau abaikan janji-janji, yang pernah kau ucapkan

Mencuri mimpi rakyat, merampas hak kemanusiaan

Dalam senyuman palsu, tersembunyi kebohongan

Di matamu, kebenaran dapat disamarkan

Terserah kamu

Kepongahan menuntunmu merambah jalan nista

Menutup nurani, menghindari jerit pilu

Namun ingatlah, sejarah tak akan terlupa

Pengkhianatanmu akan tercatat di sudut waktu

Mungkin hari ini kau menang, menari di atas penderitaan

Namun tak selamanya malam menguasai dunia

Akan datang fajar, menggusur segala kekelaman

Menggugurkan takaburmu, dengan kebenaran cahaya

Terserah kamu

Teruskanlah dengan kesewewang-wenangan

Kami yang lemah, akan tetap berjuang

Di tengah kegelapan, masih ada harapan

Kejujuran dan keadilan akan kembali benderang

(lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *