beritabernas.com – Sejak 1 Januari sampai dengan 30 April 2025, OJK DIY telah menerima 383 pengaduan konsumen yang disampaikan melalui surat dan diinput pada Aplikasi Portal Pengaduan Konsumen (APPK).
Dari pengaduan yang disampaikan melalui surat dan APPK sebanyak 167 merupakan pengaduan sektor perbankan, 205 merupakan pengaduan sektor IKNB (asuransi, perusahaan pembiayaan, modal ventura, fintech peer to peer lending) dan sisanya merupakan pengaduan Non LJK.
Hal itu diungkapkan Eko Yunianto, Kepala OJK DIY, dalam jumpa pers di Hotel Grand Keisha Yogyakarta pada 27 Mei 2025.
Menurut Eko Yunianto, pa periode yang sama (1 Januari-30 April 2025) terdapat 1.314 pengaduan konsumen secara walk in yang terdiri dari 293 pengaduan sektor perbankan, 669 pengaduan merupakan pengaduan sektor IKNB (asuransi, perusahaan pembiayaan, pergadaian, fintech peer to peer lending dan modal ventura). Sisanya merupakan pengaduan lainnya termasuk pengaduan terkait fraud eksternal (penipuan, skimming, phising dan lain-lain) serta 151 pengaduan konsumen terkait investasi ilegal dan pinjaman online ilegal.
BACA JUGA:
Selain itu, menurut Eko Yunianto, sejak 1 Januari hingga 30 April 2025, OJK Checking yang dilayani sebanyak 4.005 permintaan yang terdiri dari 3.998 permintaan perorangan dan 7 permintaan badan usaha.
Usaha literasi
Sementara upaya literasi dan inklusi keuangan oleh OJK juga melibatkan dukungan strategis berbagai pihak, di antaranya pemerintah daerah melalui peran Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) termasuk Organisasi Pemerintah Daerah dan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) serta stakeholder lainnya, antara lain akademisi dan mitra strategis lainnya.
TPAKD di wilayah Indonesia telah terbentuk seluruhnya yakni sejumlah 38 TPAKD di tingkat provinsi dan 514 di tingkat kabupaten/kota, termasuk di DIY yaitu 1 TPAKD tingkat provinsi dan 5 TPAKD tingkat kabupaten/kota.
Menurut Eko Yunianto, OJK terus mengakselerasi perluasan akses keuangan regional melalui optimalisasi program-program TPAKD antara lain program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), program Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SIMUDA), program Simpanan Pelajar (SimPel), program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR), program Laku Pandai dan program Ekosistem Keuangan Inklusif di Wilayah Perdesaan.

Eko menambahkan, dari 1 Januari hingga 30 April 2025, OJK DIY telah melaksanakan 33 kegiatan edukasi keuangan yang menyasar segmen pelajar, mahasiswa, komunitas maupun profesi dengan total 3.455 peserta. Kegiatan edukasi keuangan selama bulan Januari hingga April 2025 telah dilakukan di 5 wilayah kabupaten/kota di DIY yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Gunungkidul.
Media sosial Instagram OJK DIY @ojk_jogja sebagai saluran media komunikasi digital yang menginformasikan konten terkait edukasi keuangan kepada masyarakat serta kegiatan-kegiatan OJK DIY lainnya, telah memublikasikan sebanyak 1.058 konten dengan jumlah followers sebanyak followers 12.166 posisi April 2025.
OJK DIY juga terus mendukung program literasi dan inklusi keuangan secara masif dalam rangka pencapaian target literasi dan inklusi keuangan nasional, baik melalui kegiatan tatap muka (offline) maupun daring (online) melalui Learning Management System (LMS) lmsku.ojk.go.id serta media sosial. (lip)
There is no ads to display, Please add some