beritabernas.com – ISEI Cabang Yogyakarta bekerjasama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) DIY menggelardiskusi informal dengan topik Pembayaran Digital Motor Penggerak Ekonomi, Minggu 25 Juni 2023.
Diskusi yang didukung oleh Bank BPD DIY, Kadin DIY, Bank Mandiri Yogyakarta dan YSS Production ini dilakukan di warung soto di kawasan Timoho, Yogyakarta, setelah kegiatan gowes.
Tampil sebagai narasumber Budiharto Setyawan (Kepala KPwBI DIY), Santosa Rohmad (Dirut Bank BPD DIY), Evi Martiani (Vice President Bank Mandiri Area Yogyakarta) dan Wawan Harmawan (Wakil Ketua KADIN DIY). Sebagai pembahas antara lain Edy Suandi Hamid (Rektor UWM), Dian Ariani (Direktur Kepatuhan Bank BPD DIY), Rifat Pasha (Deputi Direktur BI DIY) dan Rudy Badrudin (Wakil Ketua ISEI DIY) dengan moderator Y Sri Susilo (CEO YSS Production) yang juga Dosen FBE UAJY.
Dalam diskusi itu disebutkan bahwa pembayaran digital adalah transaksi melalui media digital tanpa uang tunai (cashless). Sementara pembayaran tradisional adalah proses transaksi tidak menggunakan uang tunai (cash), melainkan peralatan yang menggunakan koneksi internet misalnya smartphone. Pembayaran digital terdiri 4 (empat) jenis, yaitu: (1) uang elektronik, (2) internet banking, (3) mobile banking, dan (4) e-wallet.
Menurut Y Sri Susilo, Kooordinator Gowes & Diskusi, dalam diskusi itu seluruh narasumber dan pembahas menyimpulkan beberapa hal, yakni kelebihan menggunakan pembayaran digital adalah transkasi lebih cepat dan mudah, metode/cara pembayaran lebih bervariasi dan memperluas jangkauan usaha.
BACA JUGA:
- Diperkirakan akan Dikunjungi 50.000 Orang, Jogja Coffee Week 2023 Digelar di JEC
- Atmarket 2023 Dipadati Pengunjung
- Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa, FBE UAJY Gelar Atmarket 2023
- Peringati Milad ke-80 UII, FBE Gelar Fun Bike
Selain itu, pembayaran digital dapat mendorong pemulihan dan roda aktivitas ekonomi. Digitalisasi pembayaran mampu mendongkrak berbagai sektor, seperti retail, pariwisata, pemerintah dan usaha bisnis lainnya.
Kemudian, QRIS yang diluncurkan oleh BI membantu akselerasi pembayaran digital bagi UMKM di berbagai bidang usaha, baik bagi pembeli maupun produsen/penjual. Selain itu, sosialisasi pembayaran harus terus dilakukan oleh Bank Indonesia, perbankan dan pemangku kepentingan lainnya agar masyarakat semakin memanfaatkan pembayaran digital dan mengurangi pembayaran tunai.
Selain itu, akselerasi pembayaran digital memerlukan dukungan infrastruktur pembayaran digital. Perluasan dan kualitas jaringan internet menjadi faktor utama. Di samping dukungan perbankan menjadi hal yang tidak kalah penting.
Menurut Susilo, sebelum diskusi informal diadakan sepeda bersama dengan menempuh jarak sekitar 15 km dimulai dari Kantor BI DIY menuju kawasan Njeron Beteng, Kraton Yogyakarta. Kemudian, dari Nejeron Beteng menuju kawasan Kotagede, tepatnya di Masjid Gede. Dari Kotagede meluncur di kawasan Timoho. Gowes berakhir di Kantor BI DIY dengan peserta gowes sekitar 20 orang.
“Acara gowes dilanjutkan dengan diskusi ekonomi informal yang dilakukan rutin setiap satu bulan sekali”, kata Y. ri Susilo yang menjadi koordinator gowes.
Topik diskusi seputar masalah bisnis dan ekonomi karena mayoritas berlatar belakang pendidikan dan profesi di bidang ekonomi. (lip)
There is no ads to display, Please add some