Anggota Komisi IX DPR RI Sukamto Ajak Masyarakat Mengonsumsi Makanan Bergizi dan Seimbang

beritabernas.com – Anggota Komisi IX DPR RI H Sukamto mengajak masyarakat untuk mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang. Sebab, makanan bergizi dan seimbang, khususnya bagi ibu hamil dan balita, dapat menekan angka stunting. 

Stunting itu bukan penyakit, tetapi karena kekurangan gizi. Karena itu, ibu hamil harus makan makanan yang bergizi. Balita juga harus makan makanan yang bergizi, terutama yang enam bulan ke atas,” kata Anggota Komisi IX DPR RI H Sukamto dalam kegiatan Sosialisasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana di Gedung Serbaguna Dusun Banyumeneng, Kalurahan Banyuraden, Kapanewon Gamping, Sleman, DIY, Rabu 30 Agustus 2023.

Sosialisasi dan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Program Bangga Kencana ini dilaksanakan atas kerja sama BKKBN dengan Komisi IX DPR RI untuk menekan angka stunting di Indonesia, termasuk di DIY.

Anggota Komisi IX DPR RI H Sukamto saat berbicara dalam Sosialisasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana di Gedung Serbaguna Dusun Banyumeneng, Kalurahan Banyuraden, Kapanewon Gamping, Sleman, DIY, Rabu 30 Agustus 2023. Foto: Istimewa

Menurut H Sukamto, selain karena kurang asupan gizi, stunting juga disebabkan oleh pernikahan dini. Bahkan menurut Sukamto, pernikahan dini menjadi faktor utama penyebab stunting. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat untuk merencanakan pernikahan. 

“Jangan menikah terlalu muda, karena rahimnya belum siap untuk tidur bayi. Jangan terlalu sering juga, dikasih jarak kelahirannya. Jangan juga terlalu tua. Karena itu, menikah harus direncankan,” kata Anggota DPR RI dari PKB Dapil DIY ini.

BACA JUGA:

Sementara Rodhiana Sumariati, Pj Bidang Adpin yang mewakili Kepala Perwakilan BKKBN DIY, sepakat makanan bergizi dan seimbang sangat dibutuhkan, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. “Seribu hari pertama kehidupan dimulai sejak pembuahan hingga bayi berusia dua tahun,” kata Rodhiana.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Sleman Wildan Solichin mengatakan, 95 persen anak stunting di Kabupaten Sleman berasal dari keluarga yang tidak miskin. Hanya 5 persen anak stunting yang berada di keluarga miskin. 

Suasana kegiatan Sosialisasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana di Gedung Serbaguna Dusun Banyumeneng, Kalurahan Banyuraden, Kapanewon Gamping, Sleman, DIY, Rabu 30 Agustus 2023. Foto: Istimewa

“Artinya stunting tidak identik dengan kemiskinan. Patut diduga karena pola makan dan pola asuh yang tidak tepat. Misalnya orangtua sibuk kerja, anak dititipkan ke simbahnya. Simbah tidak tahu makanan yang sehat, yang penting anak makan. Nah ini kan salah pola makan,” terangnya. 

Menurut survei yang dilakukan, 64 persen anak stunting di Sleman berada di lingkungan perokok. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat untuk menjadi perokok yang bertanggung jawab. 

“Kita tidak bisa melarang orang untuk merokok, karena itu tergantung masing-masing individu. Yang bisa dilakukan adalah dengan menjadi perokok yang bertanggung jawab, misalnya kalau sedang momong bayi ya jangan sambil merokok. Kalau merokok ya dinikmati sendiri, jangan sampai mengganggu orang lain yang tidak merokok,” imbuhnya. (ari rheno prakosa)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *