beritabernas.com – Alda Bella Oseansky, Mahasiswi Program Studi (Prodi) Teknik Industri FTI UII yang mengikuti Program Double Degree di National Taiwan University of Science and Technology (NTUST), menyelesaikan penelitian dan berhasil meraih gelar MBA.
Dalam penelitian yang dibimbing Prof Tsai Chi Kuo itu, Alda-sapaan Alda Bella Oseansky, yang juga tercatat mengikuti jalur fast track S1 ke S2 ini mengangkat tema Changing User Behavior to Minimize Fashion Waste (Mengubah Perilaku Pengguna untuk Meminimalkan Pemborosan Mode).
Menurut Ir Winda Nur Cahyo ST MT PhD IPM, Ketua Program Studi Teknik Industri, Program Magister FTI UII, meski dari bidang teknik, namun sesuai dengan hukum Taiwan dan diakui secara internasional sebagai tingkat siklus pertama pendidikan tinggi, Alda mendapat gelar MBA (Master of Business Administration).
UII mengakui 12 kredit NTUST dan tesis master (setara 14 SKS) berdasarkan transkip kredit yang diberikan oleh NTUST dan memberikan gelar Magister Teknik (MT) tanpa pekerjaan tambahan bagi mahasiswa. Kerjasama UII dan NTUST dilakukan sejak tahun 2018.
BACA JUGA:
- 14 Mahasiswa Program Internasional, Prodi Teknik Industri FTI UII Ikuti Educational Visit 2024
- Prodi Teknik Industri FTI UII Berhasil Mengembangkan Smart Manufacture
Winda mengatakan, Alda yang juga tercatat mengikuti jalur fast track S1 ke S2, saat ini sedang mempersiapkan kembali ke Indonesia untuk menyelesaikan kuliah dan meraih gelar S2 keduanya yaitu Magister Teknik dari Program Studi Teknik Industri, Program Magister FTI UII.
Mengubah perilaku
Menurut Alda, dalam penelitian itu ia mengangkat tema tentang : mengubah perilaku dan niat manusia yang selalu melakukan pembelian produk fashion secara berlebihan dan membeli produk dari brand fast fashion menjadi lebih peduli lingkungan dengan cara mengkonsumsi produk secara thrifting.
Sebab, menurut Alda, hingga saat ini limbah dari produk fashion terus meningkat karena manusia yang selalu melakukan impulsive buying.
Menurut Alda, limbah fashion sangat berdampak pada kondisi lingkungan. Karena itu, perlu untuk meminimalisir produksi limbah fashion. Namun, bagi manusia, fashion merupakan hal yang penting sehingga salah satu cara adalah dengan mengubah perilaku konsumsi produk fashion menjadi mengkonsumsi produk fashion thrifting.
Dari hasil penelitian setelah dilakukan 3 percobaan dengan skenario intervensi yang berbeda setiap percobaan, diperoleh hasil bahwa percobaan kedua dengan memberikan informasi terkait budaya thrifting di negara luar, selain Indonesia, dapat memengaruhi perilaku manusia dengan meningkatkan keinginan dan perilaku mereka dalam mengkonsumsi produk thrifting. Sehingga diasumsikan dapat membantu meminimalisir limbah fashion.
Dikatakan, ada dampak yang sangat buruk dari perilaku konsumsi pakaian secara berlebihan seperti pola kompulsif, meningkatnya kegiatan menyimpan dan membuang serta pola pikir masyarakat yang sangat erat hubungannya dengan tren fashion.
Menurut PBB, lebih dari 100 miliar unit pakaian diproduksi oleh seluruh dunia pada tahun 2015 dan lebih dari 22 juta ton pakaian dibuang ke laut sejak tahun 2015 hingga 2050. Untuk fast fashion sendiri menghasilkan limbah sebanyak 20% dari total limbah yang dihasilkan secara keseluruhan. Tren pada global fashion diperkirakan akan terus meningkat (MacArthur E, 2021). (lip)
There is no ads to display, Please add some