Apa Itu Jamnas Sekami? Ini Penjelasannya

beritabernas.com – Selama 4 hari mulai 4 Juli hingga 7 Juli 2023, Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia (BN-KKI) menyelenggarakan Jambore Nasional Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner Indonesia (Jamnas Sekami) di Seminari Menengah Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah.

Jamnas Sekami 2023 diikuti sedikitnya 925 anak dan remaja dari 37 Keuskupan di Indonesia, masing-masing Keuskupan mengirim 25 anak dan remaja dengan komposisi 50 persen pria dan 50 persen wanita.

Lantas, apakah yang dimaksud dengan Jamnas Sekami itu dan apa saja kegiatannya? Menurut
RD Yunarvian Dwi Putranto, Ketua Panitia Pelaksana (Organizing Committee), Jamnas Sekami merupakan ajang aktualisasi jatidiri anak dan remaja misioner dengan semboyan Children Helping Children dan semangat 2D2K (Doa, Derma, Kurbn dan Kesksian).

Kegiatan aktualisasi itu akan diletakkan dalam alur peziarahan Gereja semesta saat ini, yang sedang berproses menuju Gereja Sinodal dan berkembang dalam sukacita sebagaimana dikumandangkan Paus Fransiskus: “Sukacita Injil memenuhi hati dan hidup semua orang yang menjumpai Yesus” (Evangelii Gaudium no. 1).

Menurut RD Yunarvian Dwi Putranto, dalam Jamnas Sekami ini, anak-remaja dan animator-animatris serta imam maupun kaum religius akan berjalan bersama, mengadakan penegasan roh bersama, bersahabat dengan lebih erat dan terlibat dengan lebih penuh untuk menjadi berkat dalam kebhinnekaan.

Seleksi peserta Jamnas Keuskupan Bogor. Foto: Dok Keuskupan Bogor

“Jamnas Sekami menjadi medan perjumpaan anak-anak remaja dan pendamping Sekami dari seluruh utusan Keuskupan di Indonesia. Sementara yang menjadi fokus formasi, edukasi dan animasi misioner acara ini ialah Berbagi Sukacita Injil dalam Kebinekaan: Bersahabat, Terlibat, Menjadi Berkat,” kata RD Yunarvian Dwi Putranto dalam siaran pers yang diterima beritabernas.com.

Berbagi
Semangat berbagi merupakan spiritualitas atau semangat Sekami. Setiap anak Sekami adalah seorang “misionaris bagi Yesus”. Semangat Sekamii meliputi doa, derma, kurban dan kesaksian (2D2K). Inilah praktik cara hidup yang mau mengungkapkan moto children helping children, sebagaimana diajarkan oleh Bapak Pendiri Sekami Mgr Charles Auguste Marie de Forbin Janson (1785-1844).

“Tindakan berbagi menjadi roh sentral Sekami dalam menjalani setiap perutusan, di mana pun dan kapan pun. Pada gelaran Jamnas Sekami 2023 ini, spiritualitas yang lahir sekitar 180 tahun yang lalu akan didalami dan disiarkan agar menjadi gerakan hidup bagi anak-anak remaja maupun pendamping Sekami,” kata RD Yunarvian Dwi Putranto.

Dinamika kegiatan Jamnas Sekami 2023 yang berlangsung selama 4 hari itu berproses dalam 3 bagian pokok, yakni selebrasi, formasi dan animasi misioner. Selebrasi ialah kegiatan yang sifatnya perayaan. Misalnya, opening ceremony, perayaan ke-180 Sekami, pentas seni dari perwakilan masing-masing Keuskupan serta Perayaan Ekaristi harian, ibadat dan doa-doa.

Sementara formasi merupakan momen saling belajar. Proses ini sebagian besar terjadi dalam edukasi atau katekese dan refleksi. Formasi memiliki dua kategori peruntukan yakni bagi peserta remaja dan pendamping. Untuk remaja, katekese bisa dilakukan dalam kelompok massal dengan pemateri utama maupun dalam kelompok-kelompok kecil atau yang disebut keluarga, dengan bantuan pembimbing rohani (biarawan-biarawati atau religius).

Sementara untuk pendamping, mereka akan berproses secara tersendiri guna mengisi wawasan dan ketrampilan mereka demi pelayanan yang lebih baik. Dalam kondisi tertentu, peserta remaja serta pendamping akan menyatu dalam proses formasi yang sifatnya memberi penyadaran misioner sebagai sesama anggota Gereja yang diutus. Baik remaja maupun pendamping juga diminta untuk dapat merefleksikan apa yang sudah mereka dapatkan, baik dalam formasi maupun dalam proses keseluruhan dalam Jamnas 2023 ini.

Alur formasi harus selalu mengacu pada tema serta visi atau tujuan dari Jambore ini. Out put yang diharapkan di ajang jambore ini adalah peserta mampu menyadari bahwa siapa pun diri kita, kita sedang berproses menjadi misionaris bagi Tuhan Yesus di mana pun kita berada. Seluruh peserta dapat merefleksikannya dan mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang misionaris Kristus.

BACA JUGA:

Sedangkan animasi misioner, menurut RD Yunarvian Dwi Putranto, merupakan gerak animasi yang membangkitkan jiwa bermisi bagi peserta jambore. Ada aktivitas dinamika kelompok, gerak dan lagu, interaksi misioner, dan sharing. Di sinilah peserta diundang untuk berinteraksi satu dengan yang lain, untuk saling mengenal dan menghargai keunikan masing-masing, saling membagikan sukacita.

Hal yang mau ditekankan dalam gerak animasi ini adalah aspek psiko-sosial peserta, yang dalam era kekinian mulai luntur oleh pengaruh penggunaan digital devices maupun rasa egoisme akibat jejalan tugas dan pekerjaan di sekolah dan rumah. Aspek lainnya, menyadarkan pada peserta bahwa setiap sisi kehidupan selalu bersifat misioner.

Dalam praktiknya, menurut Dwi Putranto, 3 model proses acara Jamnas Sekami ini bisa berjalan secara
simultan. Artinya, sementara proses formasi berlangsung bisa juga dipakai beberapa jenis dinamika kelompok atau lagu-lagu Sekami sebagai wujud animasi misioner.

Bahkan, dalam bentukan acara selebrasi atau animasi dimungkinkan juga bahwa hal itu pun mengandung aspek formasi misioner bagi peserta. Sebab, pada setiap dinamika acara yang ada selalu dimungkinkan terjadinya suatu proses pengayaan dan peneguhan wawasan iman, pengembangan diri, pengenalan corak hidup panggilan sebagai religius atau biarawan-biarawati, saat sharing dan diskusi serta interaksi yang meneguhkan.

“Pada pokoknya, keseluruhan proses acara Jamnas Sekami 2023 merupakan proses formasi, edukasi dan animasi misioner. Artinya, di ajang ini peserta bukan hanya belajar untuk mengisi diri secara intelektual, melainkan mesti mencapai kesadaran diri sebagai anggota Gereja yang diutus (missio),” kata Dwi Putranto. (lip)



There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *