Bangun Budaya Keilmuan, FTI UII Dorong Mahasiswa S3 Melakukan Penelitian Berkualitas 

beritabernas.com – Untuk membangun budaya keilmuan, Program Studi Doktor Rekayasa Industri FTI UII mendorong mahasiswa S3 melakukan penelitian-penelitian berkualitas. 

Salah satu cara FTI UII untuk membangun budaya keilmuan adalah dengan mewajibkan setiap mahasiswa S3 yang akan menyelesaikan pendidikan agar memilki inovasi, baik sesuatu yang sudah ada tapi belum diketahui lebih dalam maupun sesuatu yang baru. Inovasi tersebut ditemukan melalui penelitian yang dilakukan mahasiswa.

Selain itu, FTI UII juga membangun atmosfer akademik dimana lingkungan kampus yang berjiwa akademik, yaitu sikap ilmiah dan kreatif, agar dapat membentuk karakter mahasiswa sebagai intelektual yang berkualitas akademik.

“Hal ini selaras dengan salah satu tujuan UII yang dirumuskan para pendiri yaitu melahirkan cendekiawan muslim dan pemimpin bangsa yang mampu menerapkan nilai-nilai Islami sebagai bentuk Islam rahmatan lil alamin,” kata Prof Dr Ir Elisa Kusrini MT CPIM CSCP SCOR-P, Ketua Program Studi Rekayasa Industri Program Doktor FTI UII, dalam jumpa pers secara daring, Jumat 21 Juli 2023.

Prof Dr Ir Elisa Kusrini MT CPIM CSCP, SCOR-P (kiri) dan Atyanti Dyah Prabaswari ST MSc. Foto: Jeri Irgo

Prof Dr Ir Elisa Kusrini yang didampingi Atyanti Dyah Prabaswari ST MSc, Manajer Akademik Keilmuan Program Studi Teknik Industri Program Magister FTI UII, mengatakan, saat ini FTI UII bekerja sama dengan Disperindag Kabupaten Sleman melanjutkan penelitian DPPM UII tahun 2018 dengan judul Model Peningkatan Kinerja Supply Chain dengan Pendekatan Supply Chain Operation Reference di Industri Kreatif Kulit DIY, yang dilanjutkan dengan scor racetrack pada tahun 2020.

Sebab, saat ini perusahaan sudah memiliki perangkat yang secara signifikan dapat menilai dan meningkatkan keselarasan rantai pasokan. Model supply chain operations reference/ Referensi Operasi Rantai Pasokan (SCOR) menggambarkan aktivitas bisnis yang terkait dengan permintaan pelanggan yang memuaskan.

Menurut Elisa Kusrini, ada 12 IKN kulit di Sleman dan Bantul untuk penelitian tahun 2018. Selain IKN kulit, yang diteliti adalah produk inovatif tas kulit. Kulit yang digunakan secara umum adalah kulit sapi kecuali IKM Daniela Art yang menggunakan kulit buaya dan ular, dan kulit ikan pari di Fanri Collection.

Sementara untuk kulit sapi, IKM memesan dalam bentuk kulit yang telah siap diproduksi menjadi tas, bukan kulit sapi mentah atau kulit sapi yang telah disamak. Rata-rata IKM kulit memesan sudah dalam bentuk ekslempar kulit jadi yang siap diolah menjadi tas dan produk kulit lainnya.

Dikatakan, produk yang diteliti adalah tas kulit yang merupakan produk make-to-order (MTO), yakni produk akan dibuat berdasarkan pesanan. IKM yang ad di Kabupaten Sleman adalah CV Kay Nusa Bihaka, Kingswood, MARS Genuine Leather, Mario Rubini, Fanri Collection, Daniela Art. Sedangkan IKM di Kabupaten Bantul adalah Brill Leather, Fatimah Handcraft, Yanto Kulit, Pak Gandoeng, Pak Roosman dan Genkzhi Leather.  

BACA JUGA:

Yang diimprove adalah identifikasi proses bisnis, identifikasi model hierarki SCOR sampai level 3, pengumpulan dan pengukuran kinerja berdasarkan proses dan performance. Hasilnya, menurutElisa Kusrini, ada 45 indikator kinerja supply chain ditambah Enable menggunakan SCOR 12 untuk IKM pada atribut kinerja reliability, responsiveness, asset, cost, dan proses plan, source, make, deliver, return dan enable. 

Dari aplikasi dashboard pengukuran kinerja diketahui bahwa secara umum IKM belum mempertimbangkan kegiatan plan dalam proses rantai pasok. Kegiatan executing menjadi prioritas yaitu source, make dan deliver. Kemudian, untuk atribut kinerja cost dan asset management perlu diberikan pelatihan dan pengetahuan terkait penggunaan aset perusahaan dan meminimumkan biaya dalam kaitannya dengan proses rantai pasok.

Menurut SCOR 12, cost termasuk biaya pekerja, material, manajemen dan transportasi. Semua cost ini masuk ke dalam perhitungan harga pokok penjualan, sedangkan untuk asset management, metrik yang digunakan termasuk inventori dan penggunaan kapasitas. 

Reliability dan responsiveness semua IKM lebih baik dibandingkan dengan cost dan asset management. Pembuatan laporan harian maupun bulanan dari setiap kegiatan yang berkaitan dengan penjualan, pembelian, pendapatan maupun pengeluaran perusahaan,” kata Elisa Kusrini. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *