Dr Stevanus Apresiasi PMKRI Yogyakarta yang Menolak Sistem Pemilu Proporsional Tertutup

beritabernas.com – PMKRI Yogyakarta menolak sistem pemilu dengan proporsional tertutup dengan menggelar aksi demo di Tugu Yogyakarta, Selasa 13 Juni 2023. Sikap PMKRI Yogyakarta yang menolak  sistem pemilu proporsional tertutup ini didukung oleh Anggota DPRD DIY dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dr Raden Stevanus C Handoko S.Kom MM.

Aksi mahasiswa lintas kampus yang bergabung dalam PMKRI Yogyakarta ini dilakukan untuk menanggapi rencana Mahkamah Konstitusi (MK) RI yang akan memutus perkara judicial review atas sistem pemilu yang akan dilakukan pada 15 Juni 2023.

Selama ini yang berlaku adalah sistem proporsional terbuka dimana pemilih memilih nama calon anggota legislatif (caleg) bukan hanya pilih partai sehingga yang terpilih adalah yang mendapatkan suara terbanyak.

Dr Raden Stevanus C Handoko S.Kom MM. Foto: Dok pribadi

Sedangkan dalam sistem pemilu dengan proporsional terbuka, pemilih hanya memilih partai dan bukan nama caleg sehingga yang terpilih adalah berdasarkan nomor urut di partai masing-masing.

Menurut Dr Raden Stevanus C Handoko S.Kom MM aksi mahasiswa yang tergabung dalam PMKRI Yogyakarta tersebut perlu diapresiasi sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap kondisi perpolitikan yang terjadi saat ini.

“Mahasiswa yang tergabung dalam PMKRI Yogyakarta perlu diapresiasi, karena telah menyampaikan aspirasi terkait kondisi politik yang menjadi isu hangat nasional. Apalagi ini menyangkut kondisi secara nasional dalam proses demokrasi ke depan,” ujar Dr Raden Stevanus.

Anggota PMKRI Yogyakarta melakukan aksi menolak pemilu dengan sistem proporsional tertutup di Tugu Yogyakarta, Selasa 13 Juni 2023. Foto: Istimewa

Dikatakan, PMKRI Yogyakarta telah berani bersuara tentang kondisi politik terkini yang akan sangat berpengaruh terhadap sistem pemilu dan hasil pemilu ke depan.

Menurut Dr Raden Stevanus, kondisi saat ini perlu menjadi perhatian semua pihak, karena perubahan sistem pemilu dari proporsional terbuka menjadi proporsional tertutup mencederai semangat reformasi dan semangat demokrasi yang diharapkan anak muda generasi millennial dan gen-z.

BACA JUGA:

Langkah yang dilakukan PMKRI Yogyakarta, menurut Dr Raden Stevanus, merupakan ungkapan gunung es dari aspirasi dan harapan mahasiswa, generasi millenial dan Gen-Z.

Menurut Dr Raden Stevanus, gagasan sistem pemilu proporsional tertutup menjadi sebuah kemunduran dalam politik di Indonesia. Jika sekadar mencoblos logo dan nomor urut partai, rakyat seperti memilih kucing dalam karung. Kedaulatan rakyat seperti terbelenggu suara kuasa dari partai politik.

Anggota PMKRI Yogyakarta melakukan aksi menolak pemilu dengan sistem proporsional tertutup di Tugu Yogyakarta, Selasa 13 Juni 2023. Foto: Istimewa

“Sistem pemilu proporsional terbuka memberikan kesempatan kepada pemilih untuk memilih kandidat secara langsung. Sistem ini mendorong partisipasi politik anak muda dan gen-z yang lebih besar. Pemilih merasa memiliki keterlibatan langsung dalam pemilihan, yang dapat meningkatkan minat dan partisipasi mereka dalam proses politik,” tambah Dr Raden Stevanus. 

Aksi Panggung Ekspresi di Tugu Yogyakarta yang dilakukan oleh PMKRI Yogyakarta tidak hanya terkait dengan sistem pemilu proporsional terbuka dan sistem proporsional tertutup, namun juga terkait isu pendidikan, kemiskinan dan kesejahteraan. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *