Dr Raden Stevanus Tolak Sistem Proporsional Tertutup pada Pemilu 2024

beritabernas.com – Politisi muda Yogyakarta dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dr Raden Stevanus C Handoko S.Kom MM secara tegas menolak sistem proporsional tertutup pada Pemilu 2024.

Sebab, menurut Dr Raden Stevanus, perubahan sistem Pemilu dari proporsional terbuka menjadi tertutup akan sangat mengganggu proses pesta demokrasi Indonesia yang akan diselenggarakan sebentar lagi.

“Untuk kesekian kali saya menolak perubahan sistem pemilu menjadi proporsional tertutup. Perubahan ini akan sangat mengganggu proses pesta demokrasi Indonesia yang akan diselenggarakan pada 14 Pebruari 2024 atau tinggal 9 bulan lagi,” kata Dr Raden Stevanus, Anggota DPRD DIY dari PSI.

Menurut Dr Raden Stevanus ada isu perubahan sistem pemilu 2024 yang akan memakai sistem proporsional tertutup. Isu tersebut pertama kali disampaikan oleh ahli hukum tata negara Denny Indrayana, melalui akun Twitternya, Minggu 28 Mei 2023. Dia menyebutkan bahwa Mahkamah Konstitusi (MK) akan memutuskan perubahan sistem pemilu tersebut.

BACA JUGA:

Dr Raden Stevanus pun mempertanyakan ada apa sehingga sistem pemilu diganti ketika proses pemilu sudah dimulai, seperti DCS (Daftar Caleg Sementara) baru saja diserahkan kepada KPU. Pergantian sistem pemilu di tengah proses persiapan pemilu berpotensi menimbulkan kegaduhan politik, berpotensi ketidakstabilan dalam politik di daerah bahkan nasional.

Dikatakan, penyusunan DCS di masing-masing partai masih dalam nuansa dan semangat pemilu dengan sistem proporsional terbuka. Tidak terbayang gonjangan yang akan terjadi di internal partai dan efek domino yang terjadi gugatan, konflik yang akan menyeret KPU sebagai penyelenggara Pemilu 2024.

“Pelaksanaan pemilu dengan sistem proporsional terbuka selama ini sudah berjalan dengan baik dan mencerminkan kedaulatan rakyat karena dapat bebas memilih calon anggota legislatif secara terbuka”, kata Dr R Stevanus.

Dr R Stevanus C Handoko S.Kom MM. Foto: Istimewa

Dengan sistem pemilu proporsional terbuka, menurut Stevanus, asas pemilu luber dan jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil) nampak tercipta. Prinsip demokrasi yang kita harapkan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat benar terwujud.

Menurut Dr Raden Stevanus, gagasan sistem pemilu proporsional tertutup menjadi sebuah kemunduran dalam politik di Indonesia. Jika sekadar mencoblos logo dan nomor urut partai, rakyat seperti memilih kucing dalam karung. Tidak pernah tahu siapa anggota legislatif yang akan mewakili suara aspirasinya. Kedaulatan rakyat seperti terbelenggu suara kuasa dari partai politik.

Karena itu, ia berharap transparansi, keterbukaan, menjadi salah satu daya tarik anak muda untuk turut terlibat dalam politik. Sistem meritokrasi dalam pemilu menjadi harapan anak muda untuk terlibat aktif. Sistem proporsional terbuka menjadi sistem yang paling tepat untuk saat ini dengan kondisi bonus demografi yang sangat besar. 

“Anak muda menjadi salah satu penentu kebijakan untuk Indonesia Maju dimana populasi di Indonesia merupakan anak muda, sudah sewajarnya kebijakan perencanaan, keputusan dan implementasi pemanfaatan bonus demografi dan semua hal terkait anak muda juga melibatkan anak muda,” kata Dr R Stevanus. (lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *