beritabernas.com – Duta Besar RI untuk Takhta Suci Vatikan Michael Trias Kuncahyono mengingatkan rombongan, kepala rombongan/ tour yang berkunjung ke Italia dan Vatikan agar wajib melaporkan kedatangannya ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Takhta Suci Vatikan atau pun KBRI untuk Italia di Roma.
Hal ini penting dilakukan demi keselamatan dan kelancaran peziarahan yang dilakukan para WNI selama di Italia. “Tidak harus menemui kami di KBRI, tetapi melaporkan kedatangan adalah hal yang sangat penting. Jika ada masalah KBRI Takhta Suci bekerja sama dengan KBRI Italia bisa segera menanganin,” Trias Kuncahyono, Dubes RI untuk Tahta Suci Vatikan, kepada Delegasi Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) di Kantor KBRI di via Marocco 10, EUR, Italia, Senin 24 November 2025) waktu setempat.
Rombongan PWKI yang menemui Dubes Trias Kuncahyono berjumlah 9 orang dipimpin oleh Penasihat PWKI selaku Ketua Delegasi CF Mayong Suryo Laksono didampingi Penasihat sekaligus Pendiri PWKI AM Putut Prabantoro danh Rm Agus Manuk Keluli OCD, pastor yang 10 tahun terakhir berkarya di Italia.
Dalam pertemuan itu, Trias Kuncahyono didampingi Pejabat Fungsi Pensosbud/ Konselor Haryadi Satya dan Sekretaris Dubes Hari Wahono Patriadi serta dua mahasiswi Indonesia asal Jakarta, Astrid dan Stefanie, yang tengah magang di KBRI Vatikan.

Trias Kuncahyono mengungkapkan, banyak kasus terjadi pada tahun Yubileum 2025 saat jutaan wisatawan termasuk ribuan dari Indonesia yang berkunjung ke Italia untuk berziarah. Dari kasus-kasus tersebut, ia terdorong untuk menghimbau setiap peziarah, pastor pendamping dan tour penyelenggara ziarah untuk melaporkan diri ke KBRI untuk Takhta Suci. Kasus itu antara lain kecopetan, kehilangan paspor, mendadak sakit serius ataupun meninggal dunia.
“Pernah ada wisatawan dari Indonesia mendadak sakit serius dan harus mendapat perawatan khusus tetapi ditinggalkan rombongan turnya di hotel atau di rumah sakit. Pihaknya hanya dapat memberitahu keluarganya di Indonesia. Beruntung sebelumnyam keluarga peziarah mencari informasi dan oleh temannya disarankan untuk menghubungi KBRI. Begitu terima info, kami segera berkordinasi mendatanginya dan mengantar ke rumah sakit dan membantu semua yang diperlukan hingga sembuh,” kata Trias yang juga mantan wartawan Harian Kompas ini.
Dikatakan, yang sering terjadi dan butuh bantuan KBRI adalah kehilangan paspor. Ia memberi contoh seorang ibu kecopetan tas dan paspornya hilang langsung memberitahukan ke KBRI dan hari itu juga pihaknya bisa membuatkan paspor yang baru. Dan, masih banyak kasus yang lain.
Baca juga:
- Dubes Vatikan kepada PWKI: Dalam Melaporkan Berita Harus Dilandasi dengan Kasih Sejati
- PWKI ke Vatikan, Kardinal Suharyo Minta Umat Katolik Berdoa untuk Kesehatan Paus Fransiskus
- Terima Delegasi PWKI, Kardinal Parolin: Vatikan akan Terus Memperjuangkan Perdamaian Dunia
Belajar dari banyak kasus yang terjadi, KBRI untuk Takhta Suci kemudian terdorong untuk mengeluarkan imbauan tersebut. Dalam konteks ini, penyelenggara tour ataupun ziarah tidak bisa lepas tangan. Mereka juga harus bertanggung jawab terhadap peserta tour yang terkena musibah. Misalnya, penyelenggara tour harus mengecek asuransi perjalanan, besarnya pertanggungan dan hari yang dipertanggungkan.
Sementara Mayong Suryo Laksono selaku ketua delegasi menjelaskan kepada Dubes Trias terkait sejumlah agenda kunjungan PWKI ke Vatikan, antara lain, proses pembuatan buku 75 Tahun Hubungan Diplomatik RI dan Takhta Suci, update perkembangan kerja sama dengan Vatican News dan mengikuti audiensi umum dengan Paus Leo XIV serta bertemu dengan para romo dan suster yang berkarya di Italia, yang tergabung dalam IRRIKA (Ikatan Rohaniwan/Rohaniwati Indonesia di Kota Abadi Roma-Italia).
Kunjungan PWKI ke Vatikan pada November ini merupakan yang keempat kali secara rombongan. Kunjungan pertama terjadi pada November 2022. Dalam kesempatan pertama tersebut PWKI bertemu dengan Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin dan Presiden Dikasteri Dialog Antaragama yang saat itu dijabat (alm) Kardinal Miguel Ayuso dan diterima oleh (mendiang) Paus Fransiskus..

Kunjungan kedua terjadi pada April 2024. Saat itu, PWKI bertemu dengan Dikasteri Komunikasi Vatikan yang dipimpin langsung oleh Presiden Dikasteri Komunikasi Vatikan Paolo Ruffini dan didampingi Andrea Tornielli yang menjabat sebagai Direktur Editorial untuk Dikasteri Komunikasi (Organisasi Induk dari Vatican News) serta Andrea Moda yang menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Koran “Osservatore Romano”.
PWKI juga berkesempatan bertemu dengan Kantor Pusat Pers Tahta Suci, bagian dari Dikasteri Komunikasi yang khusus meliputi kegiatan kepausan. Dalam pertemuan ini, PWKI diterima oleh Wakil Direktur Kantor Pusat Pers Takhta Suci, Cristiane Murray, yang didampingi pejabat lain Salvatore Scolozzi.
Sedangkan kunjungan ketiga, pada saat PWKI mendampingi delegasi pengurus pusat organisasi kepemudaan lintas agama pada 21 Agustus 2024. Kunjungan tersebut dilakukan 10 hari sebelum Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia. Hadir dalam kunjungan tersebut adalah GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik, Pemuda Kristen GAMKI dan Pemuda Hindu Peradah.
Perbincangan Dubes Trias dengan Delegasi PWKI berlangsung selama dua jam diwarnai dengan penuh keakraban dan kekeluargaan. Pertemuan ditutup dengan penyerahan cinderamata oleh mitra PWKI Endang Sulistijani yang didampingi Bernadet K Setiarini dan Catharina Ratna E Astuti. (*/phj)
There is no ads to display, Please add some