Factory Reset Sudah Cukup untuk Menghapus Data Pribadi di Dalam Perangkat Telepon Pintar

beritabernas.com – Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Program Studi Informatika, Program Magister FTI UII diketahui bahwa ternyata factory reset sudah cukup untuk menghapus data pribadi di dalam perangkat telepon pintar dengan sistem operasi Android 10.

Dari penelitian dengan judul Studi Komparasi Metode Disk Overwrite dan Factory Reset Sebagai Teknik Anti Forensik di Perangkat Android ini terungkap bahwa meskipun dari upaya untuk memulihkan data dan files yang telah terhapus menggunakan tools forensika populer, WinHex dan PhotoRec, yang bekerja menggunakan metode carving generasi pertama dan kedua membuahkan sejumlah files, namun setelah diteliti lebih jauh ternyata files tersebut merupakan bawaan default dari sistem operasi. Dan tidak ada satu pun files milik pengguna perangkat yang dapat dibangkitkan kembali.

Sementara dari segi lama waktu operasi, factory reset juga merupakan yang tercepat dibandingkan dengan metode atau algoritma lain. Hal ini dikarenakan pada factory reset hanya dilakukan satu kali proses penghapusan yaitu factory reset itu sendiri.

Sedangkan pada teknik penghapusan lain harus didahului oleh sebelum dijalankannya teknik-teknik penghapusan yang dimaksud. Kemudian, perbandingan antara waktu operasi dan banyaknya data privasi yang dapat dipulihkan dihitung, dimana hasilnya menunjukan angka 0 (nol).
 
Hal ini disebabkan oleh tidak adanya artefak atau dummy files yang dapat dipulihkan. Oleh sebab itu proses penentuan efisiensi digeser dengan melihat teknik mana yang memiliki waktu penghapusan paling cepat.

Karena itu, dapat dikatakan bahwa dalam hal penghapusan data pribadi untuk kepentingan menjaga privasi dari seorang pengguna telepon pintar Android 10, factory reset adalah yang paling efisien untuk digunakan, sedangkan dari sisi efektivitas kelima metode tersebut terbukti tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

Hal itu diungkapkan Beni Ike Hendra Kuswara, Mahasiswa Program Studi Informatika, Program Magister FTI UII, dalam jumpa pers secara daring, Jumat 25 November 2022.

Beni Ike Hendra Kuswara yang didampingi Ahmad Munasir Raf’ie Pratama ST MIT PhD, Dosen Pembimbing/Dosen Jurusan Informatika FTI UII yang juga Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FTI UII dan Irving Vitra Paputungan ST Mc PhD, Ketua Program Studi Informatika Program Magister FTI UII, mengungkapkan temuan dari penelitian ini dapat dijadikan referensi oleh para pengguna awam telepon pintar Android, terutama dengan versi Android 10, ketika mereka berniat menghilangkan atau menghapus data pribadi mereka secara permanen.

Menurut Beni, fitur factory reset bawaan Android 10 terbukti ampuh untuk menyingkirkan data pribadi pengguna. Namun jika users atau para pengguna masih merasa belum aman hanya dengan factory reset, maka mereka dapat menambahkan teknik overwriting untuk memastikan data lama mereka benar-benar hilang.
 
Temuan lain dari penelitian ini adalah ketika proses rooting dijalankan, yang didahului dengan proses unlock bootloader, ternyata memiliki implikasi perangkat akan ter-reset atau dikembalikan ke setelan pabrik. Hal ini tentu sangat penting untuk diketahui oleh para praktisi forensika digital terutama yang baru terjun di bidang ini dan masih minim pengalaman.
 
“Ter-reset-nya perangkat tentu bukan hal baik dalam proses pengolahan barang bukti elektronik yang berupa telepon pintar Android. Sebab hasil penelitian ini menunjukan bahwa perangkat yang ter-reset ke setelan pabrik ternyata data dan files non bawaan pabrik di dalamnya akan hilang permanen dan tidak dapat dipulihkan. Akibatnya tentu akan membuat proses forensika yang dilakukan menjadi terhambat atau bahkan tidak dapat dilakukan sama sekali,” kata Beni.

Sementara Ahmad Munasir Raf’ie Pratama ST MIT PhD, Dosen Pembimbing, mengatakan, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas dan efisiensi dari metode disk overwrite dan fitur factory reset bawaan sebagai teknik anti-forensik di perangkat Android.

Proses pengumpulan data di penelitian ini dilakukan dengan proses eksperimen di perangkat Android versi 10 yang telah melalui proses teknik anti-forensik tersebut secara bergantian sebelum dilakukan upaya pemulihan data yang telah terhapus dengan perangkat lunak Photorec dan WinHex.
 
Dari hasil eksperimen, ditemukan bahwa proses yang dilakukan memberikan hasil nyaris sama antara penggunaan metode disk overwrite, baik itu 1-pass, 3-pass, 7-pass, maupun 35-pass, jika dibandingkan dengan metode factory reset bawaan, meski dari sisi waktu operasinya terdapat perbedaan mencolok antara kelimanya.
 
Dengan kata lain, penggunaan metode disk overwrite sebagai teknik anti-forensik, dalam kondisi normal, tidak memberikan nilai tambah jika dibandingkan dengan factory reset bawaan Android. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pegangan dan acuan oleh para praktisi forensika digital baru sebelum melakukan pemrosesan barang bukti elektronik berupa perangkat Android.

Selain itu, hasil dari penelitian ini dapat menjadi bukti empiris akan efektivitas dan efisiensi dari fitur factory reset bawaan di perangkat Android dalam menjaga privasi pengguna saat perangkat tersebut berpindah kepemilikan. (lip)
 
Kesimpulan
 



 


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *