beritabernas.com – FH UII me-launching film dokumenter tentang sosok mantan Hakim Agung Artidjo Alkostar (almarhum) di Auditorium FH UII, Jumat 14 Juni 2024.
Film dokumenter berdurasi 50 menit dengan judul Alkostar: Insan Kesepian dalam Keramaian dengan sutradara Puguh Windrawan itu menceritakan perjalanan Artidjo Alkostar sejak kecil hingga akhir hayatnya.
BACA JUGA:
- Rektor UII Prof: Karya Akademik Tak Lagi Dikaitkan dengan Pengembangan Keilmuan
- Melukis dan Membaca Puisi, Cara UII Menggugah Empati untuk Palestina
Peluncuran film yang diawali tarian yang dibawakan mahasiswa FH UII itu dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh Dekan FH UII Prof Dr Budi Agus Riswandi SH M.Hum dan Rektor UII Prof Fathul Wahid ST MSc PhD dengan judul Terserah Kamu serta pengurus Yayasan Badan Wakaf UII.
Menurut Dekan FH UII Prof Dr Budi Agus Riswandi, film dokumenter yang diangkat dari buku biografi Artidjo Alkostar yang ditulis Puguh Windrawan ini mengisahkan kehidupan almarhum Artidjo Alkostar.
Selain sebagai sosok yang sederhana dan cerdas, Artidjo Alkostar yang 18 tahun menjadi Hakim Agung memiliki integritas tinggi dalam penegakkan hukum di Indonesia. Ia merupakan salah satu sosok Hakim Agung yang disegani dan ditakuti para koruptor karena tak pandang bulu dalam mengambil keputusan
Bahkan ia disejajarkan dengan tokoh hukum lainnya yang punya integritas tinggi seperti Hoegeng Iman Santoso, Adnan Buyung Nasution dan Yap Thiam Hien. Artidjo yang meninggal pada 28 Pebruari 2021 hingga akhir hayatnya menjadi Anggota Dewan Pengawas KPK.
Ia memulai karier di bidang hukum sejak 1976, mulai dari dosen, pengacara hingga pensiun dengan jabatan Hakim Agung pada 2018. Dia juga pernah bertugas selama dua tahun di New York, Amerika Serikat, sebagai pengacara hak asasi manusia untuk Human Right Watch divisi Asia.
Sutradara Puguh Windrawan mengatakan, film dokumenter berjudul Alkostar: Insan Kesepian dalam Keramaian ini diangkat dari buku biografi Artidjo yang ditulisnya beberapa tahun lalu. Buku biografi itu diangkat dalam bentuk film untuk mengakomodir masyarakat yang belum sempat membaca buku tersebut.
Menurut Puguh, film ini menggambarkan masa kecil Artidjo Alkostar hingga meninggal dunia. Pola pengajaran, pembentukan ideologi dan kepekaannya terjadap sesama menjadi inti cerita dalam film ini.
“Artidjo Alkostar dikenal sebagai sosok penegak hukum yang memegang teguh prinsip kehidupan. Ia dikenal bersih dan antikorupsi. Sosoknya setera dengan tokoh hukum lain, seperti Hoegeng Iman Santoso, Adnan Buyung Nasution hingga Yap Thiam Hien,” kata Dekan FH UII Prof Budi Agus Riswandi. (lip)
There is no ads to display, Please add some