GM Totok Hedi Santosa: Anak Muda Perlu Memiliki Etos Kerja yang Baik dalam Membangun Bangsa

beritabernas.com – Anggota Komisi VI DPR RI GM Totok Hedi Santosa meminta anak muda agar selalu memiliki etos kerja yang baik dalam membangun bangsa serta memiliki cita-cita besar dalam hidup berbangsa. Cita-cita besar itu akan bisa terwujud mulai dari mengerjakan pekerjaan kecil dengan hati yang besar untuk membangun kepercayaan pada hal yang lebih besar.

Hal itu disampaikan GM Totok Hedi Santoso, Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) DIY dalam sarasehan bertajuk Menjadi Agen Negara, Menjadi Agen Gereja Membangun Indonesia di Pastoran St Yohanes Paulus II Brayut, Sleman, Minggu 2 Maret 2025.

Dalam sarasehan yang dibuka oleh Romo Paulus Susanto Prawirowardoyo Pr, Pastor Paroki St Yohanes Paulus II Brayut, GM Totok Hedi Santosa yang juga Sekretaris Umum DPD PDI Perjuangan DIY, mengatakan, dalam menjalankan tugas ia berpegang pada semangat Pro Ecclesia et Patria yakni demi gereja dan Tanah Air. Dengan semangat itu, ia ingin menunjukkan bahwa orang muda Katolik memiliki tanggung jawab penuh menjaga keutuhan bangsa dan kehidupan gereja. 

GM Totok Hedi Santoso, Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) DIY saat berbicara dalam sarasehan di Pastoran St Yohanes Paulus II Brayut, Sleman, Minggu 2 Maret 2025. Foto: Dok panitia

Menurut GM Totok Hedi Santosa yang akrab disapa Tohed, gereja menjadi rumah dalam membentuk karakter perkembangan dan menjaga nilai sebagai pribadi orang muda. Gereja menjadi rumah untuk belajar berbagai macam hal untuk aktualisasi diri baik dalam bidang seni budaya, kemasyarakatan sampai dengan tata kelola organisasi sehingga orang muda katolik mampu memahami bahwa kehidupan ini adalah milik semua orang dengan rasa dan pikiran cinta tanah air.

“Untuk memupuk rasa cinta tanah air perlu dipahami bahwa negara ini berdiri atas dasar kesepakatan para pendiri bangsa, para bapa bangsa ini yang sudah final dengan Pancasila sebagai dasar negara. Bahkan Mgr. Soegijapranoto menyampaikan semangat 100% Katolik dan 100% Indonesia dalam mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia, sehingga semangat nasionalisme dapat terus dipelihara,” tutur Totok Hedi.

Sementara Romo Paulus Susanto Prawirowardoyo Pr mengatakan, dengan segala dinamikanya anak muda sungguh sangat mewarnai dalam gerak langkah perkembangan gereja dan negara. Dalam setiap kesempatan akan muncul peran serta orang muda.

“Anak muda selalu berani tampil dan tidak mudah patah semangat untuk menata asa dan mengambil peran sejarahnya. Sejarah terus mencatat peran anak muda dan selalu akan terulang kembali,” kata Romo Paulus Susanto Prawirowardoyo Pr.

Para narasumber dan moderator sarasehan di Pastoran St Yohanes Paulus II Brayut, Sleman, Minggu 2 Maret 2025. Foto: Dok panitia

Sarasehan yang didahului dengan tari Angguk yang dibawakan dengan apik oleh 3 OMK Brayut ini dihadiri utusan dari paroki-paroki Kevijepan Jogja Barat rayon Sleman, Pemuda Katolik Kabupaten Sleman dan FMKI DIY.

Menginspirasi orang lain

Romo Rosarius Sapto Nugroho Pr dari Komisi Penghubung Karya Kerasulan Kemasyarakatan Kevikepan Yogyakarta Barat mengatakan anak muda akan menjadi trendsetter yang dapat menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejaknya.

“Anak muda menjadi sangat dinamis yang kadang tidak disadari dalam perkembangan kehidupannya, akan menjadi andil besar dalam perkembangan sejarah gereja dan negara. Pola-pola mendobrak yang dianggap tidak wajar oleh nilai-nilai sosial secara umum justru akan mengubah dinamika sejarah menjadi lebih baik. Bagaimana pun peran anak muda akan terus dicatat oleh sejarah,” kata Romo Sapto-sapaan Romo Rosarius Sapto Nugroho Pr .

Menurut Romo Sapto, anak muda akan terus dipanggil dalam membangun gereja di tengah masyarakat dan negara. Bagi anak muda keputusan hari ini masih belum final dan akan terus berubah sesuai kesadaran pribadi yang dihadapi dalam lingkungannya.

Anak muda tidak malu dan segan mengubah, mengoreksi keputusanya diikuti dengan tindakan mendobrak pada situasi yang tidak menguntungkan. Untuk hal ini sejarah selalu mencatat peran anak muda dalam mempengaruhi keputusan perkembangan perjalanan suatu bangsa dan negara.

BACA JUGA:

“Pada bagian ini gereja ingin mendampingi dan menjadi rumah kedua bagi anak muda, menjadi rumah tumbuh saat mereka tidak menemukan sesuatu di rumah atau di masyarakat, untuk tumbuh menjadi generasi muda yang siap di tingkat negara/nasional agar gereja menjadi tanda keselamatan masyarakat,” ujar Romo Sapto.

Sedangkan Y Gustan Ganda, Ketua DPRD Kabupaten Sleman, dalam forum yang sama menyampaikan mimpi membangun Indonesia dengan jalan membangun Kabupaten Sleman ternyata tidak mudah seperti yang dibayangkan. Butuh ketekunan dan konsistensi pribadi untuk berubah diri dengan segala tantangannya agar lebih siap untuk andil dan berperan serta dalam membangun bangsa dan negara.

“Peran senior/orang yang lebih tua dari kita tidak mungkin diabaikan karena melalui mereka kita akan meneruskan estafet kepemimpinan. Partisipasi dan peran orang muda akan selalu terus ada dalam membangun bangsa. Untuk itu orang muda hendaknya menggembleng diri dan menyiapkan diri sehingga siap untuk andil dalam pembangunan negara,” kata Gustan Ganda.

Romo Rosarius Sapto Nugroho Pr dari Komisi Penghubung Karya Kerasulan Kemasyarakatan Kevikepan Yogyakarta Barat saat berbicara dalam sarasehan bertajuk Menjadi Agen Negara, Menjadi Agen Gereja Membangun Indonesia di Pastoran St Yohanes Paulus II Brayut, Sleman, Minggu 2 Maret 2025. Foto: Dok panitia

Dikatakan, nilai-nilai kasih yang telah diajarkan dalam gereja menjadi landasan baik bagi orang muda dalam mengasah potensi yang dimiliki sehingga membentuk karakter yang unggul dan tangguh, dan pada saat tertentu orang muda siap menjadi agen perubahan, untuk berperan dalam mengambil keputusan-keputusan penting dalam membangun negara.

Vikaris Episkopalis Kevikepan Yogyakarta Barat Romo AR Yudono Suwondo, Pr ketika membuka sarasehan mengatakan bahwa gereja hadir dengan spiritualitas kasih dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa.

“Gereja tidak boleh menutup diri pada situasi yang terjadi, gereja menjadi kontrol sosial dalam masyarakat meskipun tidak mudah untuk dilakukan tetapi tetap harus dilakukan agar kehidupan masyarakat,” pesan Romo Wondo.

Romo Vikep Yogyakarta Barat ini pun mengutip Injil dan tema Paskah 2025, “Jadilah teladan bagi orang-orang yang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu dan kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu, (1Tim 4: 12). Dan Tetaplah bersekutu dalam Doa, Pertobatan dan pengharapan.” (*/lip)


There is no ads to display, Please add some

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *